Diajak ke Bandung

1.7K 114 7
                                    

Setelah berbulan-bulan rutinitasnya datang ke Toko dan akrab dengan seluruh keluargaku, rajin nelepon, sms, bbm sekedar nanya kabar atau ngingetin makan, ya like you know lah, basa-basi cowok lagi pe-de-ka-te, ada suatu masa dimana the-most-handsome-soldier-I-ever-met itu datang kepadaku untuk pamit pergi ke Tasikmalaya, kampung halamannya.

Sudah lama ia merencanakan cuti tersebut untuk menemui keluarganya, terutama Mamahnya. Mamahnya bahkan sering menghubunginya akhir-akhir ini agar ia segera pulang. Dan itu adalah pertama kalinya ia mengambil cuti tahunan setelah ditugaskan menjadi tentara di Poso. Aku lupa kapan tepatnya ia mengambil cuti saat itu, namun yang jelas sekitar pertengahan bulan November 2015.

Ia datang ke depan meja kasir, duduk di kursi seperti biasanya, tepat didepanku.

"Neng" Katanya hati-hati

"Iya, Pak?" Kataku sambil mendongakkan kepala menatapnya.

"Jangan panggil Pak donk" katanya

"Trus? Aku kan menghormati profesimu"

"Kalo menghormati profesi, ntar aku panggil kamu 'ibu' donk" katanya

"Panggil 'sayang' aja" katanya lagi setengah berbisik.

"Eh, apa?" tanyaku

"Panggil nama aja, Neng" Katanya cengengesan

"Yaudah, kenapa Ky?" Tanyaku akhirnya

"Aku nggak lama lagi mau cuti ke Tasik..." Katanya seolah mengharapkan tanggapan.

Sejujurnya aku bingung mau menanggapi apa. Aku tipe orang yang blak-blakan dan sulit berbasa-basi. Namun rasanya kalimatnya itu menyiratkan makna yang sebenarnya lumayan membuatku merasa ada keanehan yang tidak wajar disitu.

"Oooh, mau pulang kampung ya? Ujarku akhirnya mencoba merespon

"Iya nih, udah kangen banget sama Mamah. Aku belum pernah ngambil cuti. Lebaran pun nggak pernah pulang. Udah lama aku ngerencanain ini, udah lama juga aku minta izin ke Danyon (Komandan Batalyon)" Katanya panjang lebar seolah ia mengatakannya hanya dalam satu tarikan nafas.

"Oooh, kapan rencananya berangkat, Ky? Tanyaku

"Lusa, kamu ikut ya" Katanya

"Hahahaa, becanda aja" Kataku tertawa

"Seriusan, kan masih ada waktu 2 hari. Kamu minta cuti aja." Katanya

"Nggak ah, makasih. Lagian nggak mungkin dibolehin sama Mama Papa" Jawabku

"Aku ngadep langsung deh, minta izin. Pasti dikasi" Katanya jumawa

"Yakin amat, nggak ah, makasih yaa" Kataku lagi

"Mau aku buktiin?" Tanyanya lagi

"Buktiin aja. Walaupun dikasi juga kalo aku nggak mau? Gimana?" Tantangku

"Suatu saat aku bakalan bisa ngajakin kamu ke Tasik" Katanya sambil menatap mataku lekat-lekat.

Ditatap begitu, aku risih juga. Yang keluar dari mulutku cuma

"Coba aja kalo bisa"

"Nanti aku bawain oleh-oleh yaa..." Katanya sambil tersenyum.

"Nggak usah repot-repot." Kataku cepat

"Nggak apa-apa atuh Neng" Katanya

"Nggak usah, makasih, lagian aku kan nggak minta oleh-oleh" Kataku lagi

"Kalo kamu nggak mau ikut, seenggaknya mau ya dibawain oleh-oleh.. Pokoknya nggak boleh nolak." Katanya

"Tapi......."

"Neng, aku pamit dulu ya. Udah maghrib ini. Aku mau Sholat dulu. Nanti aku datang lagi yaa" Belum sempat aku menolak lagi, dengan cepat ia menyelesaikan kalimatnya dan buru-buru kembali ke arah Batalyon.

From Earth to Heaven ( Mencintai Prajurit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang