Part 21 | Stay Here

106K 4.6K 34
                                    

[ Edisi revisi 1 Feb '18 ]—[ Revisi kedua 9 Ags '21 ]

Mulmed hanya sebagai pemanis, aku hanya ingin memberi gambaran kemesraan Allard-Ayra. Tapi, jangan dimasukin ke ceritanya, soalnya nggak nyambung, hehe (•‿•)

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

Setelah perdebatan yang amat 'dahsyat' itu, akhir-akhir ini Allard menjadi semakin possesif dan agresif kepada istrinya, karena takut sang istri benar-benar akan pergi darinya.

"Ay, nggak ke kantin?" tanya Alana setelah bel tanda istirahat berbunyi lima menit yang lalu.

"Malas," jawab Ayra singkat, lalu menidurkan kepalanya di atas meja.

"Ish, kamu ini tidak peka sekali! Lihat itu, suamimu sudah menunggumu di luar! Kelas jadi semakin berisik, tahu!" kesal Alana dengan ejekan main-main saat memanggil Allard dengan sebutan suami temannya.

Ah, tentu saja gadis bermanik biru itu kesal, karena para murid perempuan di kelas XI-2 itu tak henti-hentinya berteriak histeris, yang tentu saja disebabkan karena kehadiran dua makhluk tampan di kelas mereka. Padahal, mereka sudah tahu kalau salah satu cassanova itu sudah memiliki kekasih, bahkan sudah menjadi istri, meski status yang terakhir itu hanya orang terdekat saja yang tahu. Ya siapa lagi kalau bukan Allard.

"Idih, suami katanya? Percaya diri sekali! Kak Allard kan calon suamiku. Dasar, ngaku-ngaku!" sahut seorang murid dengan dandanan mencolok, yang duduk tepat di depan mereka.

"Heh! Kau ingin mati, hah?!" bentak Alana penuh emosi dan sudah bersiap untuk baku hantam.

Ayra menghela napas pelan. "Merepotkan," gumamnya, lalu menyeret Alana keluar kelas sebelum kelas itu berubah menjadi arena MMA.

"Eh? Aku tahu kau adalah istri sahabatku, tapi kau tidak boleh menyeret Alanaku seenaknya seperti itu!" bentak Axel, lalu mengambil alih Alana dari genggaman Ayra.

Merasa disebut, Alana pun membulatkan matanya dan segera berteriak tidak terima, "Alanamu?! Sejak kapan aku menjadi milikmu?!"

Axel menyengir lebar. "Sejak kita bertemu pertama kali, Sayang," jawabnya, lalu memeluk pinggang Alana possesif. Yah, seperti yang sudah kita duga, hal itu tak luput dari pandangan para penggemar fanatik kedua titisan dewa Yunani itu.

Sementara itu, aura membunuh sudah menguar dari tubuh Allard. Pria itu sudah siap di posisinya untuk menghabisi sang sahabat. Axel yang menyadari hal itu pun langsung menoleh dengan tatapan horor. Ia terlonjak kaget begitu melihat Allard yang tengah menatapnya tajam dan dingin. Jangan lupakan pula, Allard mampu menekan lawannya hanya dengan auranya.

"Astaga, kenapa aku dikelilingi orang-orang yang merepotkan?" gumam Ayra mendesah lelah. Lalu segera menggenggam tangan Allard, membawanya pergi dari tempat itu, sebelum suaminya itu benar-benar membunuh sang sahabat.

Axel mendesah lega. Dia harus berterimakasih pada istri sahabatnya itu nanti.

Di sisi lain, Ayra tengah membawa Allard ke rooftop sekolah, satu-satunya tempat yang bisa membuatnya tenang.

"Kenapa kamu menarikku pergi? Seharusnya kamu biarkan aku membunuhnya tadi!" ujar Allard masih terlihat kesal.

"Kemarilah," ujar Ayra yang kini sudah duduk di balik tembok yang menghalanginya dari sengatan sinar matahari, mengabaikan ucapan suaminya itu.

Allard yang masih berdiri dengan emosinya, menghela napas kasar, lalu menidurkan dirinya dengan berbantal paha istri mungilnya.

"Kenapa kamu membuang energimu dengan marah-marah seperti itu, hm?" tanya Ayra lembut seraya memainkan rambut lembut Allard. Memang, sejak perdebatan mereka malam itu, Ayra juga berubah menjadi wanita yang sangat lembut, penyabar, dan penyayang. Lagi-lagi mood-nya berubah.

He's My Husband [ REPUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang