Part 12 | Before Reception

132K 5.2K 27
                                    

[Edisi revisi, 31 Jul '21]

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

Setelah serangkaian upacara pernikahan yang sangat melelahkan, pasangan anak adam yang kini telah resmi menjadi sepasang suami-istri itu tengah mengistirahatkan diri di kamar hotel. Hotel tersebut sengaja di sewa oleh keluarga Walter untuk para tamu undangan.

"Mandi dulu, Al!" seru Ayra mencoba melepaskan pelukan lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya. Dia baru saja selesai mandi, dan ternyata suaminya itu sudah ada di kamar mereka setelah tadi pergi mengurus beberapa hal.

Namun, sosok yang lebih besar masih enggan melepaskan pelukannya, dan malah semakin mengeratkannya. Asal tahu saja, mereka sekarang sedang berpelukan ria di ranjang yang telah dirancang khusus untuk pasangan suami-istri. Ah, lebih tepatnya Allard yang memaksa memeluk sang istri tercinta.

"Panggil dengan benar, Sayang," ujar Allard dengan suara husky-nya tepat di telinga sang istri, jelas sekali berniat menggoda.

"Ugh... Jangan macam-macam, Al! Besok masih ada resepsi. Aku juga masih sekolah, bodoh!" Ancam Ayra ketika merasakan tangan Allard yang mulai nakal.

Ah, istrinya benar-benar ganas. Membuatnya nampak semakin menggemaskan.

"Tidak apa-apa, aku berjanji akan bermain dengan lembut. Untuk sekolah, kamu bisa home schooling, Sayang. Hm? Boleh, ya?" Allard berusaha untuk bernego dengan istri mungilnya itu. Ini malam pertama mereka. Tidak bisa dilewatkan!

"Kalau tidak, ya tidak!" Namun sayang, Ayra masih saja menolak. "Awas! Cepat mandi sana! Kamu bau, Al!" Ayra pun mulai berteriak saat tangan suaminya malah semakin meliar. Benar-benar menyebalkan!

"Sssttt... Minggu depan aku sudah mulai sibuk dengan persiapan ujian. Aku tidak mau melewatkan malam pertama kita, Sayang," ujar Allard, kemudian mengungkung tubuh mungil istrinya. Jangan lupakan juga seringaian mesum itu.

"Tidak!!!"

Teriakan Ayra pun menjadi penutup perdebatan mereka. Karena selanjutnya, kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu sedang berusaha untuk memberikan keturunan bagi keluarga Walter.

ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

Tanpa terasa, hari telah berganti. Malam pun segera tiba. Acara resepsi pernikahan Allard dan Ayra akan dilaksanakan malam nanti pukul delapan.

"Apa kamu senang?" tanya Ayra di pangkuan Allard.

Kini mereka sedang bersantai di balkon kamar, menikmati suasana malam sebagai pasangan suami istri. Tadinya Ayra tidak mau duduk di pangkuan Allard karena masih kesal dengan acara 'malam pertama' mereka, suaminya itu benar-benar tidak mau membiarkannya berisitirahat semalaman. Tapi karena suaminya itu memintanya seperti anak kecil yang meminta lollipop, akhirnya Ayra menurutinya.

Bukannya menjawab, Allard malah menggigit leher Ayra.

"Aw! Sakit, bodoh!" seru Ayra mencoba menjauhkan diri, namun Allard semakin menguatkan pelukannya.

"Kamu yang bodoh," ujar Allard, lalu menelusupkan wajahnya di tengkuk Ayra.

"Apa? Kenapa jadi aku?" tanya Ayra bingung.

"Kenapa kamu harus bertanya apa aku senang atau tidak? Bukannya sudah jelas kalau aku sangat senang?" ujar Allard. Ayra merasakan Allard tersenyum, karena sedari tadi bibir Allard masih setia menciumi lehernya.

Mendengar jawaban Allard, entah kenapa Ayra merasa lega. Hatinya tenang, ia juga merasa sangat senang. Tapi bukankah ia tidak memiliki perasaan apapun pada pria yang sudah berstatus sebagai suaminya ini? Atau mungkin 'belum', bukan 'tidak'? pikir Ayra.

He's My Husband [ REPUBLISH ]Where stories live. Discover now