9).Mencoba mengerti

904 40 1
                                    

Aku tak dapat membaca gerak dari bibir tapi mata seolah mengatakan sesuatu bahwa ada yang berbeda.

-Gabby-

Seperti yang Gue janji dengan Rio tadi. bukan kesepakatan sih, tapi Gue yang maksa buat ikut nemanin Dia main futsal. Karena Gue pengen cari tau kenapa dia seperti jijik gitu bicara ke Gue. Ya, walapun Gue malas karena Gue pasti akan bosan lihat bola yang di tendang bolak-balik tapi jangan sampai di rebut lawan supaya bola masuk ke gawang dan akhirnya menang.

Dan disinilah Gue, cukup duduk manis dikursi penonton sambil menunggu kapan permainannya selesai. Ohiya Ardo ga ikut main futsal sama Rio karena ada urusan gitu katanya. Uda cukup lama Gue nungguin Rio disini, Gue kira Rio main futsalnya cuma sebentar dan kita bisa jalan-jalan tapi yang ada Gue malah terjebak disini dan tak tau kapan berakhir.

Gue melihat Rio yang bermain dengan lihai dari kursi penonton. Dengan gerakan yang super lincah Rio menendang bola ke arah gawang. Kiper dari tim lawan Rio mengikuti arah gerak bola dan langsung menyambut bola dengan melayangkan tubuhnya ke arah kanan tapi bola meleset masuk ke arah kiri gawang.

Gol! Rio tersenyum puas dengan masuknya bola ke gawang. Lalu, Rio berjalan ke arah Gue. Kemudian memberikan sebotol air mineral untuk Rio. 
"Loe bagus deh mainnya."Puji Gue sambil mengacungkan jempol dan tersenyum lebar.

Rio mengambil handuk kecil dari dalam tasnya yang berada di samping Gue dan mengusap-usapkan handuk itu ke dahinya yang berkeringat, tanpa mau menjawab pujian dari Gue untuk mengucapkan sekedar terima kasih atau apalah.

Gue kesal banget ucapan gue ga di tanggapi sama sekali. "Gue salah apa sama Loe sih?

Rio menatap Gue tapi seperti malas gitu, Gue heran deh ada apa masalah apa sih Gue sama Dia seperti Dia malas berkontraksi sama Gue.

Gue masih nunggu Dia jawab pertanyaan Gue dan yang bikin Gue makin kesal adalah dia berjalan didepan Gue gitu aja tanpa mau menjawab pertanyaan Gue, Dia berjalan menuju parkiran disusul Gue yang berjalan di belakangnnya.

Sesampainya diparkiran dia langsung menaiki motornya dan memasang helmnya. Gue bingung dengan segala tingkahnya, apa di bermaksud buat ninggalin gue atau apasih. 

Rio menatap ke arah Gue. "Disitu aja terus ya!"Tegurnya tegas dan mengulurkan helmnya ke Gue.

Gue menerima helm dari Rio dengan kesal dan langsung menaiki motor Rio. Lalu dia langsung melaju motornya ke suatu tempat tapi bukan kearah jalan dari rumah Gue.

Rio memberhentikan motornya dipinggir jalan tepat di depan warung bakso. "Makan dulu ya."Rio melepaskan helmnya dan turun dari motor.

Gue pun mengikuti Rio turun dan tak lupa melepaskan helmnya terlebih dahulu. 

"Bang, baksonya 2 ya"Rio memesan bakso ke abang penjual bakso.

"Oke, bentar ya dek"

Gue memperhatikan raut wajah Rio dari samping yang tanpa ekspresi. "Loe kenapa sih sama gue dek?"Tanya Gue sedikit frustasi.
"Kalau gue ada salah, ya dibilanglah supaya Gue bisa memperbaiki kesalahan Gue."Sambung Gue.

Akhirnya, dia natap ke Gue. "Ga ada yang salah kok."Sangkal Rio.

Gue belum mendapatkan jawaban yang benar-benar Gue inginkan, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dan terkesan seperti ingin menjauh dari Gue.

"Kok Loe gitu sih? Loe dekat Gue tapi serasa ada jarak yang memisahkan kita"Kata Gue sambil mengusap-usap dada,supaya lebih bersabar untuk hadapin sikap adek-adek yang menuju tahap dewasa.

Belum sempat Rio menjawab perkataan Gue, abang penjual bakso datang mengantarkan 2 mangkok bakso.

"Ini dek, Selamat menikmati"Kata abang penjual bakso.

"Makasih bang"Jawab Kita Serantak.

Gue melihat Rio memakan bakso itu dengan lahap tetapi Gue malah mengaduk-ngaduk bakso itu dan enggan untuk memakannya.

"Kok ga dimakan baksonya?"Tanya Rio tiba-tiba dan memperhatikan bakso yang ada dimangkuk Gue yang sedang Gue aduk-aduk.

"Gue tadi uda makan."Jawab Gue jujur, karena sebelum jalan dengan Rio mama nyuruh Gue makan dulu walapun cuman sedikit.

Rio menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gue dan mengambil mangkok yang berisi bakso itu dari tangan Gue.

"Baksonya enak loh, ayo kak gabb makan."Gumam Rio tiba-tiba menghadapkan satu sendok bakso kehadapan Gue. Gue  terkesiap membuka mulut menerima satu sendok bakso dari Rio.

"Nih, minum dulu."Katanya sambil menyodorkan segelas air putih ke mulut Gue.

Terkadang Gue bingung melihat tingkah makhluk yang ada dihadapan Gue ini. Sikapnya berubah-berubah tanpa dapat Gue ketahui, terkadang lembut dan juga terkadang tajam seperti tak salah apa-apa.

Tak terasa 2 mangkok bakso kita habisin berdua dengan Gue yang di suapin Rio. Rio pun membayar bakso itu dan mengucapkan terima kasih.

"Sekarang kita pulang"Kata Rio berjalan menuju motornya. Tuhkan, sifat cueknya kembali lagi. Mungkin dia memiliki kepribadian ganda kali ya.

"Gausah, Gue pulang naik taksi aja"Tolak Gue daripada naik motor sama Rio tapi  tak ada komunikasi mending naik taksi aja.

"Kenapa?"Tanya Rio heran.

Gue menghela napas panjang, nih anak memang perlu di jitak biar di peka. "Mending Gue naik taksi daripada jalan sama batu yang ga ada arah dan tak bisa berbicara"Jawab Gue ketus.

1 Menit 
2 Menit
3 Menit 
Dia tak kunjung menjawab pertanyaan gue tetapi Dia menghela napas berat seperti ingin mengatakan hal-hal kejahatan kriminal saja.
"Sekali lagi aku tanyak, kakak anggap aku apa?"Tanya-Nya dengan pertanyaan kemarin Pagi.

Gue bingung kenapa sih ditanyak itu lagi, belum jelaskah jawaban Gue yang kemarin. Mau jawaban seperti apa lagikah yang dia inginkan. Lalu untuk apa dia mengatakan hal seperti itu? Gue pun menjawab dengan jawaban yang sama, "Ya adiklah."

Setelah mendapat jawaban Gue, Gue dapat melihat raut wajahnya yang sedikit berubah menjadi merah padam. 

"Kenapa kakak ga ngerti sih kalau aku suka sama kakak."Gumam Rio pelan tapi masih bisa Gue dengar.

Gue tidak begitu Kata-kata Rio, manalah mungkin dia suka ke Gue secepatnya itu sedangkan kitapun belum lama kenal.

"Seandainya kakak ga anggap aku adik, kakak mau ga jadi pacar aku?"Tanyanya bikin aku sangat-sangat terkejut dengan omongan dia,sampai aku tak tau ingin mengatakan apa.

TBC

Aku bakal sering-sering ngetik dan diusahain panjang.

Kalau sudah dibaca jangan lupa di vote atau dikoment ya! Bisa juga memberi saran atau kritik ke aku, supaya ada perbaikan. 

Maaf kalau jalan ceritanya masih banyak yang salah dan ga jelas, maklumlah masih awam.

Thanks uda baca , di ikuti terus ya:)




















Adik kelasWhere stories live. Discover now