8). Ada yang berbeda

911 39 1
                                    

Perasaan itu bisa datang kapan saja tanpa diketahui lalu sulit untuk menghindarinya. Bahkan, tak ada seorang pun yang berhak untuk mencegah atau menghentikannya.


Pagi-pagi sekali, Rio sudah berada di kelas. Dan orang-orang di kelas sudah ramai karena kemarin malam acara penutupan mos maka daripada itu anak-anak kelas X beserta panitia mos dan beberapa guru menginap di sekolah.

Dan tanpa ragu Rio datang ke sekolah seolah tak terjadi apa-apa. Setelah kemarin Rio tidak mengikuti acara penutupan mos.

"Woy kemana aja loe kemarin?"Tanya Ardo di pojok kelas yang sedang berbincang dengan beberapa temannya. Kemudian melihat Rio yang dengan cueknya masuk kedalam kelas tanpa rasa bersalah.

"Basi acaranya, ga guna!"Jawab Rio acuh sambil duduk dikursinya dan mengeluarkan bukunya lalu menulis sesuatu.

Ardo menghampiri Rio lalu duduk di depan Rio,  dan berhadapan langsung dengan Rio.

"Kemarin kak Gabby nyari loe terus!"

Dengan cuek Rio menghiraukan perkataan Ardo. Ia sudah yakin Ardo akan menanyakan perihal ke-tidak datangan-nya dan sudah pasti akan ada tentang Gabby.

Ardo kesal karena Rio tidak menanggapi pembicaraannya, "Gue berasa lagi musuhan deh sama loe."

Rio menghentikan kegiatan menulis, kemudian menatap Ardo dengan tatapan serius. "Gue mau batalin taruhan kita!"

Ardo tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Rio, Karena baru kali ini Rio mau menyerah dan mengakui bahwa Dia kalah. Biasanya Rio ga mau kalah saing sama Ardo.

"Loe uda jatuh kedalam pesona kak Gabby-kan? Dan pasti loe ditolak."Ardo mengatur kembali napasnya setelah puas menertawai Rio.

Rio melihat risih kearah Ardo yang menertawainya dengan kesal Rio berkata,"Uda deh ga usah ketawa ga jelas gitu, Gue batalin bukan berarti Gue kalah. Lagian ga guna buat gitu buang-buang waktu aja."

"Loe panas bro?Atau Loe belum sarapan makanya otak Loe kadar kemiringannya meningkat."Ardo menyentuh dahi Rio dan tertawa kecil.

"Banyak omong Loe, emang ya Loe paling sok tau."Kata Rio dengan tatapan tak suka sambil menepis tangan Ardo.

"Udahlah daripada Loe marah-marah ga jelas gini dan Gue serasa bicara sama cewek yang lagi PMS mending kita ke kantin aja sekalian cari udara seger, siapa tau otak Loe bisa berpikir dikit"Ajak Ardo lalu menarik tangan Rio dengan buru-buru karena kebetulan Ia belum sarapan.

Sesampainya Rio dan Ardo di kantin mereka melihat Gabby, Gerald dan Kasya kini sudah duduk disalah satu meja di pojok kantin dengan Gabby dan Gerald duduk berhadapan. Tanpa disadari Rio mengepalkan tangan melihat Gabby dan Gerald walapun ada kasya saling bercengkraman asyik dan tak jarang sesekali saling melemparkan senyum manis satu sama lain.

Gue cuma mau senyum Loe hanya untuk Gue.

"Duduk disitu aja ya."Ardo menunjuk tempat yang di duduki oleh Gabby, Gerald dan juga Kasya.

"Ga ah. Banyak bangku kosong kok"Tolak Rio dan langsung duduk dibangku yang tepat berada disampingnya dan sedikit jauh dari meja Gabby.

"Cemen loe ah! Yaudah Gue kesana ya"Ardo berjalan menuju meja yang ditempati Gabby, Gerald dan juga Kasya. Lalu langsung duduk tepat disamping Kasya.

"Hai kak"Sapa Ardo kepada Kasya.

"Eh, Hai"Jawab Kasya yang sedikit terkejut dengan kedatangan Ardo yang tiba-tiba.

Gabby menoleh kearah Ardo, "Loe sendiri aja? Kok dari kemarin Rio ga kelihatan sih?"Tanya Gabby tak mendapati keberadaan Rio karena biasanya Ardo dan Rio selalu berbarangan kekantin.

"Itu"Tunjuk Ardo ke arah meja Rio yang sedang duduk sendiri, "ga ngerti gue kenapa dia ga mau duduk disini kak"Sambung Ardo melengkapi.

"Kenapa dia ga datang kemarin acara penutupan Mos?"Tanya Gabby dengan Ardo yang penasaran karena dari kemarin Rio tak di lihatnya.

"Dia kemarin ga datang gab?"Tanya Gerald yang mendengar bahwa Rio tak hadir dalam acara penutupan mos.

Gabby mengangguk kepalanya cepat.

"Ga ngerti kak, aku kira dia lagi bermasalah sama kakak"Kata Ardo menebak-nebak kemungkinan yang terjadi perihal tidak datang Rio kemarin.

"Ga kok, kita baik-baik aja kemarin pagi"Bantah Gabby yang tak merasa sedang ada masalah dengan Rio.

"Mending samperin aja gab, tanya langsung aja siapa tau Loe salah tanpa Loe ga tau"Sahut Kasya menengahi supaya Gabby dan Ardo tidak menebak-nebak.

"Betul tuh kak"Ardo membenarkan perkataan Kasya.

"Oke deh. Gue susul bentar ya!''

Gabby berjalan menghampiri meja Rio dan Rio menyadari kedatangan Gabby sebenarnya tapi mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Boleh Gue duduk disini?"

Pertanyaan dari suara Gabby membuat Rio menoleh kearah Gabby tapi hanya sebentar kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Yaudah duduk aja"Jawab Rio tanpa mau menatap Gabby.

Gabby  bergeser bangku itu sedikit kembali dan duduk berhadapan dengan Rio, "Loe udah mesan makanan?"Tanya Gabby membuka pembicaraan.

"Ga gue tadi uda sarapan di rumah."Jawab Rio cepat.

"Ya terus ngapain Loe kesini?"Tanya Gabby bingung dengan sikap Rio yang sepertinya menghindari berbicara dengannya.

"Tadi cuma mau nemanin Ardo sarapan aja kok, Ini juga uda mau pergi"Rio bangkit berdiri.

Gabby menahan tangan Rio."Duduk aja dulu"Kata Gabby menahan Rio yang hendak pergi.

"Entar sore kita jalan yuk"Usul Gabby dengan menaikkan sebelah alisnya dan ekspresi senyum yang dibuat-buat.

"Gabisa entar mau main futsal!"

"Yaudah Gue nemanin Loe main futsal aja kalau gitu, siapa tau dengan adanya Gue loe bisa jadi semangat mainnya"Kata Gabby tampak antusias.

"Tapi..."Rio hendak memprotes.

"Tanpa penolakan dek!"

Maaf kalau banyak masih banyak penggunaan kata yang salah, maklum aja masih pemula :)

Kalau uda banyak jangan lupa vote dan koment ya :)

Thanks, jangan bosan-bosan untuk baca.



Adik kelasWhere stories live. Discover now