Di sekitar bundaran alun-alun tengah kota yang sunyi berselimut kabut tipis, mendadak penuh oleh sesuatu yang hampir bersamaan muncul.

Bael muncul duduk bersila dengan kapak besar di punggung, tangannya bersedekap matanya tertutup, seolah dia sedang bermeditasi. Disusul oleh Astaroth yang duduk di singgasana berlapis emas, sebagai ganti penyangga bawah, terdapat empat orang manusia--ya manusia asli--bersujud memohon. Dia tampak angkuh sekaligus cantik misterius. Kemudian, Lucifer bersama Lilith yang luar biasa cantik, keduanya mengenakan setelan formal. Lucifer mengenakan tuksedo hitam, rambutnya disisir klimis ke belakang. Sedangkan Lilith, mengenakan gaun hitam panjang berbelahan dada rendah. Dia tampak luar biasa cantik, hingga membuat Astaroth mendengus benci karena iri hati.

Iblis-iblis lainnya pun ikut bermunculan, mulai dari Asmodeus, Mammon, Belphegor, Valefor, Marbas, Gusion, Sithri, Lerojie, Valak, Abaddon, Paimon, Barbatos, dan iblis-iblis tingkat tinggi lainnya.

Mereka semua membentuk lingkaran besar, mengelilingi simbol pentagram yang tergambar di atas tanah.

"Apakah dia masih lama?" tanya Lilith berbisik kepada Lucifer.

"Tidak, sebentar lagi," kata Lucifer menatap tajam simbol pentagram.

"Kuharap lebih cepat," kata Lilith, dia tampak bosan.

Astaroth mendengus, bibirnya yang berlapis lipstik hitam, membentuk seringai lebar. "Aku heran, kenapa ada iblis pelacur di sini?" dia tanpa basa basi mengejek Lilith.

"Tampang pas-pasan, bisanya cuma mengejek diriku yang cantik ini," balas Lilith menyindir terang-terangan.

Kening Astaroth berkerut. Dia sedikit tersinggung. "Kau bilang apa?" katanya bertanya, nadanya meninggi.

"Aku bilang ada iblis jelek di sini, bahkan Enrinyes jauh luar biasa cantik dibanding dirinya," kata Lilith, memandang penuh cela ke arah Astaroth, ekspresinya seakan menunjuk ada kotoran hewan yang berada tepat di depan hidungnya.

Astaroth mengangkat sebelah tangannya, seberkas cahaya hijau terang muncul melesat menuju Lilith. Lucifer menjentikkan jari, tepat sebelum cahaya terang itu mengenai wajah istrinya.

"Hentikan Astaroth, apa kau ingin memulai perang denganku?" kata Lucifer, ada ancaman dalam nada suaranya. Matanya berkorbar melirik ke Astaroth. "Suasana hatiku sedang buruk, kau harusnya tahu itu..."

Bibir iblis wanita membentuk kerucut, cemberut, wajahnya berubah masam karena amarah. Melawan Lucifer tentu hanya kematian abadi yang didapat, dia bukan iblis bodoh yang begitu saja ingin melawan Lucifer dari depan. Iblis-iblis lain bergerak tak nyaman, saling berbisik berkomentar memihak siapa, jika terjadi pertempuran antara Lucifer dan Astaroth.

"Kalian semua sebaiknya tutup mulut!" dengus Bael, matanya yang tertutup rapat kini mulai terbuka lebar. "Dia sudah datang!"

Simbol pentagram di tanah mulai menyala, warnanya memancarkan cahaya ungu gelap, asap tipis keluar dari dalam tanah. Awan gelap di atas langit mendadak muncul, berputar-putar karena angin kencang seolah akan terjadi badai besar diiringi petir yang menyambar hebat.

"Selalu datang dengan heboh, benar-benar cara yang angkuh," kata Lucifer.

"Kau pun begitu, kan," kekeh Asmodeus.

"Kau dan dia sebenarnya mirip, sama-sama pernah menghuni surga, sama-sama pernah diusir dari surga, tapi berbeda denganmu yang masih memiliki DNA malaikat, dia murni iblis yang terlahir dari api pertama," ujar Asmodeus, matanya berbinar-binar melihat cahaya ungu yang menjulang ke atas langit, dia berpikir ini benar-benar pemandangan cantik.

Belphegor terkekeh di kursinya. "Darah busuk malaikat, aib bagi neraka untuk selamanya."

Lucifer diam saja, walau ada sedikit kedut di pelipisnya, matanya masih terpaku pada simbol pentagram, Lilith merasa ada kecemasan pada diri suaminya itu, dia membelai lembut bahu suaminya, menguatkan dirinya.

The Exorcist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang