Chapter 9

11.8K 1K 8
                                    

Helena berjalan menghampiri Gray yang duduk termenung di pojokan kafe, dia memberikan satu sisir roti kepada pemuda itu dan duduk di sampingnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah melakukan ritual pengusiran?" tanya Helena kepada Gray.

""Belum, tapi aku tidak peduli dengan itu untuk saat ini. Aku lebih memikirkan tentang keterlibatan seorang master dan letnan dari Ordo,"  gumam Gray menyangga dagunya dan menggigit roti sisirnya.

"Master dan Letnan? Dari Ordo? Jadi ada semacam sistem kepangkatan di sana?" Helena mendadak tertarik dengan pembahasan ini. "Bisa kau jelaskan padaku?"

"Yeah, di sana ada semacam hirarki atau sistem yang kau harus patuhi begitu masuk ke dalamnya. Yang paling tinggi dan berkuasa adalah Dewan Tetua, terdiri dari 5 orang hebat. Setiap kebijakan yang menyangkut ordo berada di tangan mereka termasuk pemilihan Ketua Ordo. Lalu, di bawahnya Ketua Ordo, atau biasa di sebut Master Tertinggi, dipilih oleh Dewan Tetua, namun nantinya berdasar sistem voting yang diikuti para petinggi lainnya seperti para Master dan Kapten, lalu ada Master tepat di bawah Master Tertinggi barisan orang-orang hebat dan hanya menerima misi tingkat tinggi, konon mereka setingkat dengan tujuh dosa besar. Lalu, ada Kapten dan wakilnya, Letnan. Di bawah lagi ada Sersan, dan para exorcist biasa yang jumlahnya ribuan" jelas Gray panjang lebar.

Mata Helena berbinar-binar mendengar informasi menarik ini.

"Tugas mereka menjaga umat manusia dari serbuan iblis, dan memastikan kalian tidur nyenyak setiap malam" tambah Gray.

"Lalu, sebelum kau keluar dari Ordo, pangkat terakhirmu apa, Gray?"

"Aku tidak memiliki pangkat, di sana aku hanya berlatih menjadi exorcist, dan keluar ketika menginjak usia 15 tahun" kata Gray menjawab pertanyaan Helena.

"Kenapa kau keluar dari sana?" tanya Helena lagi.

Gray tidak menjawab, pikirannya melayang jauh. Ia masih memikirkan kebijakan ordo yang mengirimkan seorang master ke kota ini. Walau Bloody Marry termasuk iblis yang kuat, tapi exorcist setara Letnan pun dapat mengalahkannya.

Jam masih menunjukan pukul 2 siang, namun suasana siang itu tampak seperti senja hari. Gray dan Helena menyudahi pertemuan mereka hari itu. Dan, pulang ke rumah masing-masing karena mereka masih ada kesibukan sendiri.

Gray berjalan di atas trotoar cepat-cepat, ingin istirahat siang karena malam nanti ada pertandingan basket yang ingin ditontonnya di tv. Dia pun mampir sebentar ke dalam minimarket untuk membeli beberapa camilan. Mendadak Gray melompat bersembunyi di belakang mobil yang terparkir ketika dia melihat dua orang berjubah hitam-hitam ala ordo exorcist sedang duduk di kursi depan minimarket.

"Sepertinya exorcist biasa, tak ada tanda-tanda mereka memiliki pangkat tinggi. Tapi, kenapa ada mereka di sini? Apa ada laporan soal iblis kuat di daerah sini?" batin Gray masih menguping pembicaraan dua exorcist itu.

"Aaah, satu orang master dan satu orang letnan ternyata tak cukup memuaskan ordo, 20 exorcist tingkat bawah pun harus membantu mereka berdua" gerutu exorcist berkepala gundul berkulit agak gelap.

"Padahal rumornya seorang master tingkatannya setara tujuh dosa besar, tap kenapa masih membutuhkan kita?" timpal exorcist lain berambut pirang.

"Kudengar setan yang akan kita lawan itu Bloody Marry? Apakah dia memang sekuat itu?" tanya exorcist berkepala plontos.

"Kalau dia menurutku tidak terlalu sulit, tapi memang cukup merepotkan untuk setan kelas menengah" tukas exorcist berambut pirang menyulut rokok.

"Jadi siapa?"

"Aku tidak tahu"

"Sebaiknya kita segera kembali ke rumah itu, atau master menghukum kita"

"Tunggu, biarkanku mengisap sampai habis rokok ini"

The Exorcist ✔️Where stories live. Discover now