Chapter 31

7.6K 750 31
                                    

Gray berkeliling ke berbagai sudut apartemen, entah di taman, basemen, atap, atau pun ruangan tempat generator listrik cadangan berada.

Death death death...

Tulisan aneh di salah satu sudut dinding di
ruangan generator listrik cadangan yang ditemukan oleh Gray.

"Ada dendam pada diri orang ini," gumam Gray meraba tulisan di dinding itu. Kemudian dia menyudahi penyelidikan hari itu, dan pulang ke rumah untuk kembali esok harinya.

Namun Gray besok ternyata harus melaksanakan ujian tengah semester seharian, dan baru selesai sore harinya, dia memutuskan untuk pergi malam harinya.

Hari mulai petang, di suatu kamar apartemen, tempat seorang gadis muda dan pacarnya tinggal bersama. Keduanya akan menikah bulan depan.

"Mandi dulu sana, aku mau masak dulu," kata gadis itu menyuruh pacarnya yang baru pulang kerja.
Dia sedang berdiri di dekat kompor, mengiris bawang putih.

"Tapi, aku rindu padamu," pacar gadis itu tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Ahhh... kau ini," gadis itu malu-malu, keduanya lantas bertatapan dan saling bertukar ciuman di bibir.

"Aku mencintaimu..."

"Aku juga."

Keduanya saling bertukar tatapan mata, napas mereka terengah-engah seolah habis berolahraga. Sang pacar mulai melucuti pakaian gadis itu, hingga hanya mengenakan tanktop putih dan celana dalam saja. Tapi, mendadak pria itu berhenti.

"Kau kenapa?" tanya gadis itu melihat ada yang aneh pada pacarnya.

"Aku mendengar ada sesuatu dari dalam kamar mandi, apa kau tidak dengar, Sayang?"

"Mungkin itu hanya halusinasimu saja, kita lanjutkan besok pagi saja kalau begitu, kurasa kau capek"

Pria itu mengangkat kedua bahunya. Raut wajahnya tampak sedikit kecewa.

"Memangnya kau mendengar apa sih?"

"Seperti seseorang berdeham, biar aku melihatnya."

Pria itu melepaskan pelukannya, tapi gadis itu seolah tak ingin melepaskan. Tiba-tiba dia mendapat firasat aneh. 

"Hati-hati, kau tahu banyak sekali desas-desus cerita aneh di sini," sergah gadis itu cemas.

Pacarnya tertawa begitu keras mendengar ucapan gadis itu.

"Aku serius!" bentak gadis itu merajuk.

Pria itu mengecup kening gadis itu. Dia memandang penuh kasih sayang. "Tenang saja, aku akan kembali lagi" katanya setengah tertawa.

Pria itu melepas paksa pegangan gadis itu dan melangkah menuju kamar mandi, ketika dia ingin memutar pegangan pintu, instingnya mengatakan kalau dia harusnya lari bukan malah masuk ke dalam.

"Sialan," umpatnya, dan akhirnya dia membuka pintu kamar mandi, dia melihat tak ada siapa-siapa, sejenak dia merasa lega.

Lalu, pria itu kembali berkata pada pacarnya. "Kau lihat sayang, tidak ada apa-apa di si..."

Tenggorkan pria itu seolah tercekat, perlahan kepalanya memutar ke samping terus sampe ke belakang, diiringi bunyi "krak" matanya pelotot seakan mau melompat keluar, dia tewas dalam keadaan leher patah.

"KYAAAAAAAAA!" gadis itu menjerit begitu kerasnya, sampai-sampai tetangganya berhamburan keluar dan memaksa masuk ke dalam tempat tinggal gadis itu.

Semua orang syok, melihat apa yang terjadi di dalam. Mereka menemukan gadis itu pelotot ketakutan, mulutnya membuka lebar, tak ada jeritan lagi, dia ditemukan tewas mematung.

The Exorcist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang