Chapter 9 - Everything

Mulai dari awal
                                    

"Tidak, ya Choi Yuna itu memang cantik." Ucap Jennie tanpa melihat wajah Namjoon. Namjoon tahu dia benar-benar salah. Namjoon harus berpikir, apa yang kira-kira bisa membuat Jennie tidak marah lagi, tapi masalahnya dia tidak tahu apa salahnya. "Bagaimana kalau kita bilang pada Eunbi untuk mengenalkan teman-temannya pada oppa?"

"Kenapa harus mengenalkan teman-temannya padaku?" Tanya Namjoon tak paham.

"Kan oppa bilang Choi Yuna itu cantik, barangkali kan Oppa ingin dia menjadi pacar Oppa."

Namjoon kemudian tertawa, "Aku tidak mencari pacar, jadi itu tidak perlu."

"Oh ya?" Suara Jennie sedikit melengking, menandakan keterkejutan atas jawaban Namjoon. "Oppa tidak mau punya hubungan?" 

Namjoon bergumam lagi, "mmm--aku mau, tetapi bukan pacar. Aku mau perempuan itu langsung jadi calon istri. Aku orangnya lumayan sibuk, jadi kalau berpacaran aku tidak ada waktu."

Jennie membulatkan mulutnya, berkata oooo tanpa suara. Kemudian Jennie menatap mata Namjoon "Kalau begitu, oppa tinggal bilang saja pada Yuna Yuna itu, kalau oppa ingin menjadikannya calon istri." 

Namjoon menggeleng, "aku bahkan tidak kenal dia. Akan memakan waktu bagiku untuk mengenalnya. Semakin lama aku mengenalnya, umurku akan semakin tua. Jadi akan lebih baik kalau aku mengajak seseorang yang aku kenal cukup lama, untuk menjadi istriku. Lagipula aku tidak tahu kalau si Yuna Yuna itu akan tahan terhadap sikapku yang suka memecahkan perabotan."

Jennie tertawa keras saat mendengarkan kata-kata memecahkan perabotan itu terdengar, ya orang pasti akan marah jika melihat namjoon memecahkan perabotan minimal 1 kali dalam sebulan. "Lalu oppa cari calon istri yang seperti apa?"

"Seperti kamu?"

Jennie tanpa sadar segera menutup mukanya dengan tangannya. Tertawa tanpa suara, tersenyum, dia juga tidak tahu apa yang dia lakukan, tapi Jennie senang. Itu yang dia tahu. Jennie mengatur napasnya, sebelum akhirnya dia membuka tangannya. "Memangnya aku cocok jadi calon istrinya oppa?"

"Entahlah, kita tidak bisa tahu kalau kita tidak mencoba."

"Nanti oppa menyesal." 

Namjoon menggeleng, "aku tahu pilihanku."

Kali ini Jennie menutup mulutnya yang tersenyum lebar dengan tangannya. "Oppa, jangan gombal." Kata Jennie lalu beranjak pergi dari ayunan. "Awas kalau menarik kata-kata barusan. Aku marah nanti."

"Tidak akan." Jawab Namjoon sambil menahan tawa karena perilaku Jennie yang lucu. Kemudian Jennie tersenyum sambil berlari masuk ke dalam rumah. Sementara Namjoon akhirnya tertawa. Jennie lucu sekali pikir Namjoon.

*** 

Eunbi sudah berniat keluar dari rumah biru, semenjak mendengar Hoseok menyukainya dari Yerim kemarin. Dia merasa bersalah karena seperti memanfaatkan Hoseok, makanya dia membawa tiga orang temannya, untuk membantunya pindahan diam-diam sebelum akhirnya benar-benar pindah. Well, selain itu tentu saja dia berniat untuk membuat Jungkook dan Yoongi memiliki pasangan, dan membuat teman sekamarnya merasa sakit hati. Biar saja, ini separuh salahnya karena membuatnya tahu bahwa Hoseok menyukainya. Dia tidak akan bisa bersifat biasa saja. 

"Eunbi--" Seungwan mengetuk pintu kemudian, ini sudah waktunya makan malam. Jadi Seungwan mengajak Eunbi dan ketiga temannya untuk makan malam. 

"Iya Eonni?" Jawab Eunbi dari dalam. 

"Ayo makan malam, dan ajaklah teman-temanmu."

dan kini disinilah dia, bersama ketiga temannya. Jimin dan Seulgi tidak ada di rumah, namun Chanyeol ada di sini. Yoongi membantu Seungwan menata piring dilantai. Ya, karena kurangnya kursi, sehingga mereka membuat lesehan di ruang tengah. 

Roommate ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang