[27] Rahasia Alvin

Mulai dari awal
                                    

Andira merengek seperti anak kecil, "Ish Alviinnn lo tau kan kalo gue kepo gue bakal bawel. Kalo gue bawel, gue cerewet bangeettt! Kalo gue cerewet nanti lo stress. Kalo lo stress gue ga ada yang dengerin! Kalo gue ga ada yang dengerin, gue ga ada yang ngurusin. Kalo gue ga diurusin, gue laper! Kalo gue laper, gue ga bisa masak. Nanti gue mati!!"

Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ckck, ini anak laper ternyata. Buruan mandi, kita pergi makan."

"ALVIN BAIK BANGET! PEKA DEH!" seru Andira sambil mencubit pipi Alvin dan lari ke kamarnya.

Alvin menggelengkan kepalanya, "Ckckck, masih sama dari dulu."

***

"Gue hari ini mau cheat day deh," ucap Andira setelah memasang seat belt di mobil.

"Cheat day?" tanya Alvin yang tidak mengerti.

"Iya. Hari ini gue ga diet dulu. Mau makan banyak!" jawab Andira girang.

Alvin mencibir, "Idih, tiap hari juga makan banyak!"

Andira hanya menatap Alvin dengan kesal. Alvin tertawa puas. "Eh, Ra. Emang berat badan lo berapa?"

"50 kg," jawab Andira.

"Tinggi?"

"158 cm,"

"PENDEK!" ledek Alvin lalu tertawa terpingkal-pingkal. Tapi tawa Alvin langsung berhenti ketika Andira memukul punggungnya.

"Emang lu berapa?" tanya Andira tidak mau kalah.

"Berat gue 56, tinggi gue 173," jawab Alvin santai.

"Idih, lebih berat dari gue aja bangga lu,"

"Cowok yang beratnya segitu tuh kurus,"

"Bwelelele, bodo amat!"

"Eh, kalo dipikir-pikir, ternyata lu emang pendek dari dulu yah!"

"ALVIN!"

***

"Udah baikan?" tanya Mas Deni, tukang seblak langganan Alvin dan Andira. "Ini yah, seblak level satu sama tiga."

"Iya, Bang, makasih," jawab Alvin.

"Lah Mas Deni tau?" tanya Andira balik.

Mas Deni terkekeh, "Ya saya mah tau semuanya neng!"

"Udah, Mas. Udah dari tahun lalu. Kitanya jarang kesini jadi Mas Deni baru tau," jawab Alvin cepat.

Mas Deni hanya menjawab "oh" lalu melayani pembeli yang lain.

"Vin,"

"Hm?"

"Jawab duluu yang tadi!" ucap Andira kembali mengungkit pertanyaan soal universitas tujuan Alvin.

Alvin berdecak sebal, "Kenapa sih jadi kepo gitu?"

"Lah elu kenapa musti dirahasiain?" Andira berhasil meng-skakmat Alvin. Alvin menggaruk kepalanya dan berpikir sebentar.

"Jangan-jangan lo belum tau mau masuk mana?" tanya Andira lagi.

"Udah lah! Udah dari gue kelas 11," jawab Alvin. "Tapi gue belum mau kasih tau."

"Yah, Alvin ga seru," keluh Andira sebal. "Tapi tetep di Indonesia kan? Di Jakarta kan?"

"Hm....mungkin," jawab Alvin ragu-ragu. "Ga ada topik lain lagi ya?"

"Ish, pelit!"

"Hah pelit apanya?"

"Kasih tau!" rengek Andira seperti anak kecil yang tidak mendapat permen.

Alvin berdecak sebal untuk kesekian kalinya, "Lo kemasukan angin apa sih sampe nanya-nanya gitu?"

Sejujurnya Andira hanya takut Alvin akan melanjutkan sekolahnya di luar negeri. Sudah bertahun-tahun Andira tinggal bersama Alvin, dan ia tahu jika Alvin pergi jauh, hidupnya akan terasa sepi.

"Ya enggak, kepo aja. Soalnya tadi pas dirumah Marsha, kita bahas anak-anak kelas 12 gitu. Trus kepikiran deh ternyata lo udah mau kuliah. Pengen tau aja lo mau masuk dimana," jawab Andira panjang lebar.

Alvin mengangguk-angguk, "Hmm, soal universitas gue kasih tau belakangan deh."

"Kenapa sih di rahasiain banget?" tanya Andira lagi. "Ya udah gue tanya Alex aja nanti, wleee!" Andira menjulurkan lidahnya.

Alvin tertawa jahat, "Tanya aja, Alex juga ga tau!"

"Ya udah gue tunggu sampe gue tau sendiri deh," ucap Andira pasrah. "Eh tapi kalo..."

"Masih aja dibahas," potong Alvin cepat.

"Heheh."

***

[00.00]

You, Rizky, Alex

Alvin :
woooyyy •

Rizky :
• napa

Alex :
• apaa

Alvin :
gue mau kasih tau sesuatu •
lu berdua jgn dlu tidur •

Alex :
• bsk aja napa vin
• harus tengah malem bgt y

Rizky :
• haduh

Alvin :
gabisa besok •
klo bsk ada marsha sm rara •

Rizky :
• emg knp?

Alvin :
obrolan lelaki •

Alex :
• tentang apa tentang apaa??????

Alvin :
masa depan:v •

Rizky :
• ya udah buruan

GOALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang