39. Berbadan Dua

13.9K 752 34
                                    

Cao Gao tidak bisa mendiamkan kedua kakinya yang terus-terusan berbolak-balik didepan pintu kamar dimana Yatou berada, ditepi seorang tabib dan dayang berdiri dengan kepala tertunduk.

"Benarkah itu? Apa kau yakin? Tidak salah periksa?", Pertanyaan demi pertanyaan bertubi-tubi terlontarkan dari mulut Cao Gao yang sejak tadi digigit oleh dirinya sendiri dibagian tepi bawahnya.

Tabib itu segera menjulurkan kedua tangannya kedepan dada, kembali membungkuk memberi penghormatan. Berkata : "Iya Tuan, Nona Yatou dia----dia tengah mengandung...", Tabib itu tidak berani mengangkat kepala untuk meneliti ekspresi pria dengan badan kekar yang telah berbalut baju khas seorang penjaga penjara.

Cao Gao menghentikan langkahnya kemudian menatap kearah kamar dimana Yatou berada, menghela napas kasar kemudian hendak menerobos masuk kedalam kamar itu.

Namun suara wanita yang tidak asing terdengar dari ambang pintu masuk kediamannya, "Siapa yang berbadan dua? Nona Yatou? Yatou yang mana Tuan Cao?", Ujar  Xiu Lian dengan tatapan penasaran.

Langkahnya yang ringan dan anggun memasukki kediaman Cao Gao diikuti para dayang dan pengawal dibelakangnya, "Ho-Hormat kepada Huanghou Niangniang..", Semua yang ada disana membungkuk memberi hormat.

"Bangunlah..", Balas wanita itu dengan suaranya yang lembut hingga semua orang seolah tersihir untuk mengikuti perintahnya dan segera menegapkan diri yang tadinya membungkuk.

"Tuan Cao, Anda masih belum menjelaskannya pada bengong. Jadi? Siapa yang sedang berbadan dua? Siapa Nona Yatou yang disebutkan oleh tuan tabib?", Tanya Xiu Lian lagi yang kini tengah menatap lurus kearah Cao Gao yang terlihat sedikit gugup dan ketakutan.

Pria itu mengigit tepi bawah bibirnya, tidak berani mendongakkan kepala untuk sekedar menatap sang permaisuri.

"Jangan diam saja, Jawab Bengong sekarang..", Xiu Lian berkata lagi tegas dengan tatapan dingin dan tidak biasanya.

***

"Changseng, tunggu aku..", Seorang gadis setengah berlari kearah pria dalam balutan hanfu sederhana layaknya rakyat biasa.

Pria itu hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanannya mendaki pegunungan yang ditumbuhi beberapa tanaman obat,

Bruk..

"Auch--",

"Kau baik-baik saja?", Tanya pria itu berjalan setengah berlari kearah gadis yang kini tengah terjatuh kepermukaan tanah.

Gadis itu mengeleng, mengangkat siku tangannya yang tergores permukaan tanah lereng pegunungan. Darah segar mengalir sedikit membasahi sekitaran bagian sikunya yang terluka, ringisan kecil terdengar ketika gadis itu menyentuh lembut permukaan lukanya, Changseng yang sejak tadi hanya diam merangkulkan tangannya kepinggul sang gadis, mengendongnya layaknya pengantin.

"Cha-Changseng????", Pekik gadis itu terkejut dengan yang dilakukannya. Sementara pria itu tidak menjawab, hanya diam dan mulai melangkah dengan kedua tangan menopang tubuh sang gadis yang cukup ringan.

Sepanjang perjalanan menuruni lereng gunung, Gadis itu tidak bisa berhenti menatap wajah tampan Changseng. Alis matanya yang tebal dan hitam, matanya yang sipit namun tajam, hidungnya yang mancung, bibir berwarna pucatnya tidak bisa luput dari penglihatannya bahkan menurutnya ini kesempatan seumur hidup sekali melihat pria setampan itu dari jarak dekat.

"Ada sesuatu diwajahku?", Tukas Changseng tidak menoleh kearah gadis itu sedikitpun dan terus melihat kearah depan.

"Ti-tidak--", Jawabnya cepat sembari mengelengkan kepala.

[COMPLETE] First : Empress XIU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang