story 15

1.8K 225 14
                                    

Menyebalkan, kenapa juga orang seperti itu kau pacari dulu, kalau aku sih sudah ku jadikan adonan aspal biar bisa di injak tiap hari!

Apa-apan barusan, gila apa? membahas masa lalu yang tidak ingin didengar dengar dengan memiliknya sendiri, menyebalkan akan aku bunuh dia!

Mati! mati! mati!

"Akashi-kun! sakit."

"Eh? maaf aku tidak sadar."

Ahh kenapa sih aku ini, rasanya sangat marah sekali, rasanya tidak bisa tenang.

Padahal aku sendiri juga salah.

"Jarimu membekas di lenganku."

"Sakit? maaf, setelah sampai rumah akan aku kopres nanti."

Tetsuya lenganmu putih sekali ya, aku jadi terkesan jahat karena sudah melukainya. Ah ternyata kulitmu itu halus ya, dan pucat, kau harusnya makan banyak agar tidak sekurus ini.

Terlalu memaksakan diri itu tidak baik, kau sendiri yang bilang.

"Ngomong-ngomong Akashi-kun,"

"Iya?"

"Sejak kapan aku ini jadi pacarmu?"

To the point!

"Eh?? Ah! HAHAHA ITU KAN CUMA TAKTIK, HAHA APA YANG KAU PIKIRKAN, HABIS TETSUYA SEPERTI BERWAJAH SUSAH DAN BINGUNG MAKANYA AKU CARI CARA AGAR BISA PERGI DARI SANA! TIDAK MUNGKIN KAN KALAU KITA, KALAU KITA, kalau kita, kita.... ughh."

"Kalau kita? apa?"

Aaaaa.... Apa yang harus aku katakan?

"Kalau kita ini...."

Ya tuhan suaraku terdengar aneh.

"Berpacaran."

Iya ya, aku ini kan bukan pacarnya ya? Hahaha menyedihkan sekali sampai lututku lemas. Ahhh apa-apan tadi itu, aku malu. Sakit.

"Akashi-kun?"

Jangan ikut jongkok dong, kita jadi terlihat menyedihkan tahu. Jalan ini sepi sekali sih, lampunya berjarak jauh satu sama lain, horror dan dingin.

Suara mobil sudah jarang terdengar atau memang hanya suara jantungku saja yang aku dengar, sesak, semuanya berdengung.

"Apa?"

Tetsuya tanganmu dingin, dahiku jadi ikut dingin, tapi rasanya nyaman aku ingin dipeluk olehmu.

"Apa kau mau jadi pacarku?"

"!"

WAT?

***

"Kagami, bagaimana sekarang?"

"Kagami-cchi, aku sarankan untuk mundur saja, anak itu dia..."

"Kenapa dengan Akashi?"

"Ah, dia..."

"Ngomong yang jelas."

"Iya makanya dia itu-!"

"Tidak masalah, aku bisa mengatasinya."

"Percaya diri sekali."

"Tapi sepertinya tidak akan mulus."

(Before) domestic disputeWhere stories live. Discover now