story 12

2K 233 11
                                    

Bagaimana ini? dasar Shintarou! huh! menyebalkan sekali!

Masak iya bilang ke Tetsuya masalah ini? bagaimana reaksinya nanti? kesekolah membawa begituan? bukan aku! itu Shintarou! Shintarou!

Shintarou sialan! menyebalkan! aku harap dia mati kedinginam!

Hahh bagaimana dong? aku jadi bingung duh!

"Loh Akashi-kun? baru pulang?"

Kise-ssu.

"Iya."

Ah! sehari yang mengesalkan, aku terus saja merasa dunia tidak adil, andaikan saja ada Ultramen kan bisa tenang sedikit dunia ini. Ah! sialan! jangan Ultramen lagi!

Dan kenapa pula Kise-ssu bisa ketempat seperti ini, jembatan diatas rel kereta yang jarang digunakan.

"Kau sering kesini? tempat ini indah ya?

benar, indah, tapi aku tidak punya tenaga untuk menjawab mu dengan suara. Aku kesal, aku malu, aku tidak yakin ada yang akan paham dengan perasaanku, jika kau bisa mendengarkan apa yang aku pikirkan ini, aku sedang mengenang sesuatu.

dulu, lama sekali, aku pernah kemari bersama ayahku, yah kami tersesat, disaat itu malam sunyi yang dingin, aku yakin tidak akan bisa pulang sebelum petang pergi dan kulihat ada sesuatu panjang bergerak, kini aku tahu namanya kereta, kupikir itu adalah tumpangan menuju negeri dongeng, rumah santa, atau salah satu gerbang kerajan inggris.

kepalaku penuh dengan dongeng indah yang dibacakan ibuku, saat itu juga ayahku justru berkata kereta itu mesin yang hebat, berkatnya kedisiplinan masyarakat meningkat, jarang terlambat dan sebagainya.

Rupanya kereta bukan sesuatu yang pantas dikagumi, masa kecil ku juga bukan sesuatu yang pantas disebut bahagia, seperti itulah aku memandang kereta.

Tetapi tempat ini bukan bagian dari kereta, karenanya aku tetap menganggap tempat ini bagian dari mimpi masa kecilku, begitulah.

"bagaimana bisa kau tahu tempat ini? ah keretanya datang."

dan jembatanya bergetar, seperti berdiri diatas kapal tergunjang ombak, menyenangkan membuatku ingin tertawa girang.

"cerita kuno, kalau kau?"

"ahahaha punyaku lebih kuno."

haaahhh.

aku lelah, adakah seseorang yang paham tanpa harus aku bercerita masalahku? kalau ada tolong berikan kepadaku, hanya aku saja.

"kau ada masalah ya?"

"ada, banyak, mau dengar yang mana dulu?"

"yang mana saja."

setelahnya aku bercerita, mungkin terlalu banyak, sampai aku kehabisan kata kata, dia tetap mendengarkan, kurasa dia bisa menjadi pendengar yang baik, kadangkala dia seperti sok tahu juga sih.

"kau membawa barang seperti itu?"

"bukan! sudah kubilang itu ulah Shintarou!"

Menyebalkan! sialan!

"Kau dipanggil ke rumahnya? bukanya disekolahan?"

Nah itu masalahnya, serius bukan?

"Aku mau membantumu."

Huaah? serius?

"Boleh!"

"Tapi puji aku didepan Kuroko-cchi ya? ya? ya?"

Heh? pencitraan toh?

***

"Ahh~ ibu kepala sekolah jangan kasar kasar-ssu~ kau tahu? anak SMA nakal itu wajar~ aku dulu juga kok~"

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tetapi yang kudengar Kise-ssu itu sedikit merayu dan merajuk kepada kepala sekolah, kadang kadang juga kudengar suara kepala sekolah yang seolah-olah berkata 'kyaa kyaa' karena digoda.

Lalu setelah selesai dengan kunjungan dirumah mengerikan itu aku dan Kise-ssu menuju jalan raya yang ramai tidak kira kira.

"Selesai fyuuh."

Dia tampak sedang bekerja keras.

"Terima kasih."

Jadi kuputuskan berkata begitu sambil membelikanya sekaleng kopi premium berharga seribu yen dari mesin penjual otomatis.

"Ohh ini aku belum pernah minum."

Sepertinya dia puas dengan hadiah yang kuberikan, syukurlah. tidak perlu Tetsuya untuk masalah ini, lucky!

"ya, berhenti ditempatmu!"

ah, polisi yang waktu itu.

"oh~ haii~ my honey."

ha?

"tidak hani hanian!"

hom-!

"honey, Aomine-kun"

Tetsuya!!!

"Anu permisi aku harus pergi dulu."

Kabur? kaburlah!

"Akashi-kun diam ditempat."

Hmp.

"Kise! kau selingkuhkan? iyakan?! mati saja kau itu!"

"Ehh~ tidak kok~"

"Apanya yang tidak!"

"Akashi-kun, ah Akashi-cchi itukan teman ku~"

"Sungguh?"

"Sungguh~ yang ku sayang cuma kamu ssu."

"Kiseeee."

Hom-?!

"Menjijikan."

Te-tetsuya?

"Mereka yang dimabuk cinta lebih baik mati saja! huh!"

"Tidak begitu juga Tetsu-"

"Berisik! kau yang sudah pernah mau diperkosa tante tante tidak akan pernah mengerti perasaan ini!"

"Ha? kata siapa? kau sendiri ditaksir kepala sekolah, dasar wajah shouta!"

"Diam kau celana dalam Ultramen!"

"Mirror bray punyamu AKB 48!"

(Before) domestic disputeWhere stories live. Discover now