story 13

2K 226 20
                                    

"Sudahlah, mau ultramen mau AKB48 sama saja."

"Matamu rusak ya? cewek zuper duper cantik disamain om om hentai pakai kostum ketat gitu."

"Ha? siapa yang kau maksud apa ha?"

Masalahnya aku sedikit paham-ssu.

"Biasa saja Tetsu, cantikan juga Mai-chan."

"Hah! yang cantik cuma dadanya saja dia itu."

Mereka bertiga ini punya selera buruk dalam memilih idola.

Liat saja, yang muka seram dengan teriakan mencekam malah ngefans Ultramen, yang manis manis gurih eh malah ngenes ngenesan pakek lightstick didepan panggung, yang item dakian, ah tidak perlu dibahas deh.

"Dimana mana kalau menilai cewek itu cantik dari dadanya dulu kan? dada itu nomer satu! kita tidak bisa hidup tanpa itu!"

Ini orang kalau ngomong gak pernah dipikir padahal aku disampingnya, menyebalkan.

Lagipula kalau penilaianmu begitu kasihan yang rata dong, mikir gak sih!

"Dia selalu tidak pernah melihat kenyataan-ssu."

Aku juga berhak merasa kesal kan? memangnya dianiaya setiap hari tidak makan hati?

"Benar."

Kuroko-cchi selalu paham, tentu saja kami kan SMP sampai sekarang masih bareng terus, aku sendiri binggung kenapa kami seperti tidak bisa lepas.

Tapi sepertinya kami memang ditemukan dan tidak akan dipisahkan, Momo-cchi juga, Kagami-cchi juga.

Usia sudah semakin tua saja kalau mengenang jaman SMA dulu, wah kenanganya banyak sekali.

Aomine-cchi menyatakan perasaan, Kagami-cchi tiba tiba pergi ke Amerika tidak memberi kabar jauh jauh hari, dan Momo-cchi yang kebingungan memilih Universitas.

Masa itu banyak tawa ya, tidak memikirkan masa masa seperti ini, mencari uang, membangun keluarga, susah sekali jadi dewasa.

"Kise-ssu kan tidak punya dada besar ngomong-ngomong."

"Shhh jangan keras keras bodoh!"

Jadi sekarang aku sudah dua puluh empat tahun ya?

"Ngomong ngomong kenapa Tetsuya ada disini?"

Benar juga, kenapa tidak biasanya ke Akihabara. Mau beli alat elektronik?

"Kemarin Kagami pulang ke Jepang, dia mengundang kita untuk makan kesini, makanya aku menyusulmu."

"Aomine-cchi kok bisa tahu aku disini?"

"GPS."

"O-oh."

"Pacarmu possesif mas."

***

"Kau ingat waktu kita main basket dulu Tetsu? kalau dipikir pikir Kagami itu seperti ibu kan? selalu saja dia yang membawa bekal dan air minum."

"Benar."

Aomine-cchi jadi tambah berisik, sepertinya senang sekali, sampai tidak peduli oengunjung Maji burger lainya.

"Aku akan mengajaknya main basket lagi, ya kan Tetsu?"

"Iya."

Hee Kuroko-cchi tidak mood menjawab pertanyaanya, lagi baca apa itu dibawah meja?

"Ngomong ngomong Aomine-kun bukanya ini mirip Mayu Watanabe? kenapa dia dimajalah dewasa?"

Walah.

"Ini itu pendatang baru, sainganya Mai-chan, jangan sukai dia! sukailah Mai-chan!"

"Hee mirip Oshi-ku."

Gak ini gak itu mereka mirip ya? cuma yang ada di Aomine-cchi itu tua semua, rambut, bola mata, dan kulit.

Haahh.

"Kagami itu siapa Kise-ssu? kenapa aku diajak juga?"

Tidak perlu berbisik juga sih, orang jarak meja juga lebar.

"Teman waktu SMA dulu, keturunan Amerika- ssu!"

"Wah, seperti apa wajahnya?"

He? seperti apa ya?

"Hm, alisnya cabang tapi cocok dengan struktur wajahnya, sifat keibuan, juga sangat perhatian."

"Hee."

Tampakya Akashi-cchi tidak senang.

"Dia satu sekolah dengan Tetsuya dulu?"

Suaranya tambah merendah saja, jangan membungkuk dong, leherku sakit nih.

"Iya."

Hm coba di ingat deh.

"Dulu itu Kuroko-cchi pernah berpacaran dengan Kagami-cchi, loh bukanya sekarang mereka masih LDR? mereka romantis sekali, sampai sampai pernah mau menikah hanya dengan saksi bola basket ah~ aku iri sek-!"

Ekspresi itu, tunggu dulu apa aku baru saja melakukan kesalahan? apa jangan jangan?

"Tetsuya tidak pernah bilang tentang ini,"

Apa-apan mata yang menakutkan itu? merah menyala. Nada bicaranya pun berubah, dia jadi kelihatan berbahaya, apa benar cuma anak SMA biasa?

"Kise-kun, Akashi-kun, apa yang kalian bicarakan?"

"A-ah, itu..."

Ya Tuhan.

"Dia datang, Kagami sebelah sini!"

Aku baru saja masuk kandang singa.

"Aku ingin kau menceritakan semuanya. Ryouta."

(Before) domestic disputeWhere stories live. Discover now