story 6

2.4K 328 10
                                    

"Akashi tetsuya-san?"

Disinilah aku, mengambil cuti yang berharga potong gaji dengan jaminan si merah akan menraktir apapun yang aku suka. Dan apa-apaan nama itu?

"Anda siapanya Akashi Seijurou-kun?"

"Hm... Anu... kakak nya."

"Kandung?"

Nah ini dia, yang beginian tidak masuk skenario, aduh buat apa sih intrograsi dulu? bikin merinding aja.

"Beda ibu, bu."

Jawab si merah yang duduk disamping meja kepala sekolah.

"Iya, Iya! beda ibu ahahha."

Suaraku pasti aneh. Duh aku paling enggak kuat kalo begini nih.

"Ehem begini, Akashi-san, kemarin adik mu ini membolos keluar sekolah bersama teman sekelasnya selama 5 jam pembelajaran."

Wow! hebat juga anak ini, kalau aku mau bolos paling-paling ke kantin, itupun enggak sampai 1 jam. Anak jaman sekarang keren sekali ya?

"...ditambah lagi dia di pergoki sedang bersama seorang mahasiswi di depan kombini."

Ah dia tidak menceritakan bagian ini, apa dia sudah punya pacar? kok enggak cerita ya? tapi buat apa cerita sih?

"Apa itu benar......... S-se-sei?"

Jijik! nama kecilnya padahal manis, tapi kok orangnya tragis gini? amit-amit jabang bayi. Untung cakep coba jelek.

"Iya."

Masih bisa stay cool setan ini.

"Kenapa?"

"Enggak apa pengen aja."

Bukan saatnya egois oi!

"Kau dengar Akashi-san? setiap di tanya jawabanya selalu begitu,"

Emang dari lahir kayak begitu kan? Serem semua kesing nya.

"Tapi bu, bukanya wajar anak remaja bolos dan bertemu pacar?"

"Aku tidak punya pacar."

Jangan ngenes-ngenes dong, kan aku jadi merasa bersalah.

"O-oh begitu?"

"Ya."

Ini setan maunya apa sih, mau dikasih jalan keluar malah jalan sendiri.

"Jadi untuk hukuman lebih bijak diberi hukuman apa, Akashi?"

Tunggu, yang dipangil siapa?

"Ehem, bagaimana jika menulis surat pernyataan saja?"

"Boleh, aku mau kalau begitu."

Kepala sekolah nampak merenung di balik kacamata tebalnya, lalu mengangkat wajah dan terseyum ramah. Ih.

"Baiklah, kau harus menulis 5 surat pernyataan Akashi Seijurou-kun."

Lumayanlah dari pada diskors.

"Tapi ibu ingin berbicara empat mata dengan Tetsuya-san, bisa tolong waktunya?"

Ha? Nama kecilku di sebut.

"Kalau begitu saya permisi."

Oi tunggu dulu setan, bagaimana denganku? ini tidak masuk skenario.

"Anda ingin bicara kepada saya?"

Kepala sekolah itu melepas kacamata dan mengurai rambutnya, perasaanku tidak enak.

"Berapa umurmu? Aku masih 32 tahun, apa kau sudah punya pacar?"

Kan? Kan? benar kan? Ibu tolong Tetsu!!!

(Before) domestic disputeWhere stories live. Discover now