12. Kembali Sekolah

354 17 1
                                    

Chealse POV

Kenapa hari ini harus sudah sekolah? Rasa-rasanya dirumah itu selalu sebentar. Padahal rutinitasku itu-itu aja.

- Bangun jam 8 atau 9.
- Bereskan kamar
- Main hp sebentar
- Minum susu sambil nonton
- Mandi
- Makan
- Baca buku
- Ngemil
- Bantu Bibi
- Makan
- Tidur siang, itupun kadang-kadang
- Main hp
- Mandi
- Makan
- Nonton
- Main hp
- Tidur

Klise, rutinitas seperti orang biasanya. Aku merapikan dasi sebentar, menata kembali rambut dan mengambil tas diatas meja belajar. Aku keluar kamar dan kedapur untuk meminum susu dan memakan roti sebagai sarapan.

"Yaudah Bi. Chealse berangkat"

"Iya, Non" Bi Susi membersihkan tangan menggunakan kain lap karna ia sedang mencuci piring. Ia mengantarku sampai kedepan pintu

"Hati-hati Non, menurut Bibi jangan lewat jalan yang kecil itu. Banyak peremannya Non, lewat jalan besar aja. Walaupun agak lama waktunya kalau jalan kesekolah yang penting selamat" kata Bi Susi panjang lebar

"Iya... Iya Bi" aku terkekeh menanggapi Bi Susi yang emang kadang bawel, dan kadang juga diam

"Yaudah Non, itu Den Ferrel udah datang jemput. Hati-hati. Percuma deh ceramahnya" aku terkejut dan mengahadap belakang karna aku memang membelakangi jalan. Aku melihat Ferrel yang sedang ngaca membenarkan tataan rambutnya dikaca spion mobil. Aku mendesah. Ganteng sih, hehehe. Aku masuk ke mobil dengan kaki diseret

"Malas banget masuk ke mobil doang" kata Ferrel sambil melajukan mobilnya. Ia mengelakson sekali untuk pertanda meminta ijin pamit pada Bibi. Bibi mengangguk dan kembali melanjutkan membereskan rumah

"Banget" kataku

"Kok?"

"Ya gitu"

"Gitunya gimana?" tanya Ferrel yang masih fokus pada jalan

"Ya, males aja" Ferrel diam. Mungkin ia juga berpikiran yang sama denganku, kalau itu dilanjutin pasti tidak akan ada ujungnya karna memang susah dideskripsikan gimana malasnya.

"Iya deh, terserah. Bingung" kata Ferrel sambil sedikit terkekeh, ia melirikku sebentar. Kami sudah memasuki parkiran sekolah

"Kenapa parkir di parkiran guru?" tanyaku bingung karna Ferrel memarkirkan mobilnya di antara mobil-mobil guru

"Ya, aku mau" jawabnya santai sambil mentapku

"Ke parkiran murid aja, nanti kena marah" saranku

"Ciee khawatir" dia mencolek daguku

"What?? Nyesal gue sumpah! Seharuanya gue bomat ya, mobil punya lo, juga" aku turun dari mobil, dan beberapa anak perempuan yang memang menunggu Ferrel untuk diliat dan dikagumi atau sebagai penyemangat untuk sekolah, mereka menatapku bingung karna turun dari mobil Ferrel. Ferrel datang kesebelahku sambil memegang kunci mobil, mungkin ia tau situasinya dan langsung ambil alih.

"Cheal, udah ayo" Ferrel merangkulku sambil memaksa agar kamu meninggalkan mereka. Aku terkejut, aku kira dia akan pergi langsung agar para fans-nya mengira kami tak mempunyai hubungan apapun

"Lo apa-apaan sih Fer! Lo mau gue mati ya?!" aku tak bodoh untuk ini. Aku sering membaca novel-novel kalau pacaran dengan salah satu most wanted pasti akan dibully.

"Kalau kamu mati, aku juga akan mati" katanya sambil menatapku penuh, ia memegang kedua bahuku seakan menyuruhku harus menatapnya, di matanya tak ada tanda-tanda kebohongan.

"A....pa?"

"Kamu akan menyadarinya nanti. Dan ingat, jangan pakai lo-gue, tapi aku-kamu!" aku tak menjawab, diam sambil Ferrel terus merangkulku. Saat sudah sampai didepan sekolah, aku mendorongnya menjauh

My Perfect Strong GirlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora