2. Naya Masih Murung

1.1K 37 0
                                    

Chealse POV

Hari ini, Naya masih murung sejak kemarin Dira tidak masuk sekolah. Ia sudah mampir ke rumah Dira tetapi kosong, katanya.

"Udahlah Nay. Gak seru nih jahilin guru kalau lo diem. Gak ada yang bantuin gue ngelawak tau gak!" protes Becca. Sekarang kami berada di kantin saat jam istirahat pertama.

"Budi tuh ada" jawab Naya tak semangat. Becca mendesah dan berdecak lidah.

"Serah lu aehh.. Pusing gue" pasrah Becca. Naya meletakan kepalanya dikedua tangannya yang menumpu pada siku diatas meja. Pandangannya kedepan, tetapi kosong. Tak aneh jika besok atau lusa Naya akan sakit dan lebih parah bisa masuk RSJ. Hanya bercanda. Jangan sampai Naya masuk RSJ dan akan diliput media massa dengan judul "Anak Seorang Pengusaha, Pak Gunawan C'clain masuk RSJ dikarenakan pacarnya tak ada kabar". Ditambah, Om Gunawan pembawaannya tegas dan auranya yang sangat mengintimidasi orang-orang yang membuat anak bungsunya seperti itu. Kakak dan Abangnya yang mempunyai kepribadian ganda. Terkadang baik saat momen santai dan tegas saat situasi memanas. Oke, back to story.

"Heh! Lo berdua gak mau masuk ke kelas? Udah bel loh dari tadi" Becca menyadarkan lamunanku tetapi tidak dengan Naya. Becca berdecak sebal dan memukul pipi Naya pelan barulah Naya sadar

"Udah ayo buruan!" aku duluan berlari dan diikuti kedua sahabatku. Saat sudah sampai dikelas kami, pintu kelas sudah tertutup rapat pertanda tidak ada yang boleh masuk atau keluar lagi, mungkin lagi ulangan ditambah guru mtk yang galak tingkat akut. Kami bertiga mendesah pasrah.

"Gue ke danau samping sekolah" Naya berlalu pergi begitu saja

"Gue ke taman belakang. Lo ikut gak?" aku berpikir sebentar dan menggeleng. Menurutku karna hari ini cuacanya berawan, lebih enak di rooftop bersama angin. Aku berjalan santai menaiki tangga-tangga. Saat sudah sampai ujung, disana ada pintu dan aku berharap tidak terkunci.

Gotcha!

Pintu itu terbuka menampilkan atap sekolah yang luas. Disana ada sofa biru langit yang sudah tua, dan beberapa lampu taman yang terpasang di pagar atap sekolah. Aku berjalan perlahan menikmati angin semilir. Aku menghirup udara dari sini, udaranya berbeda, lebih segar mungkin karna jauh dari jalanan jadi asap polusi tidak sampai ke atas sini. Aku berdiri didepan salah satu sofa berniat duduk dan saat aku duduk aku merasakan sesuatu yang aneh, aku berdiri dan..

"Tai kucing" aku kaget dengan suara yang agak... Aneh?

"Heh! Gue jelas-jelas disini napa lo dudukin gue?! Mesum lo!" orang itu memarahiku dengan mata masih ditutupi menggunakan tangan kanannya. Bisa kulihat tadi ia seperti ingin menertawakanku tapi ia tahan. Itu menyebalkan sekali.

"Paan sih lo! Gue gak liat lo tau! Lo juga ngapain bolos!" aku balas membentaknya

"Seorang Ferrel mah bebas" katanya sombong dan merubah posisi baringnya menjadi duduk

"Wait! Lo Ferrel.... Ketua basket?!" jeritku tertahan

"Cih! Baru nyadar lo?" dia menatapku dengan tatapan meremehkan. Aku berdecak pinggang dan menunjuknya menggunakan telunjukku

"Lo! Orang paling sombong sedunia!" aku duduk ±1,5 m disebelahnya.

"Lo ganggu tidur gue aja!" gerutunya dan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa

"Lo belom jawab pertanyaan gue yang pertama"

"Yang mana?"

"Kenapa lo bolos" dia menegakkan badannya dan menoleh padaku. Dia menatap mataku dan aku jadi gelagapan sendiri. Aku baru menyadarinya dia GANTENG! Tapi sombong.

My Perfect Strong GirlDove le storie prendono vita. Scoprilo ora