| Part 6: Frenemy

Start from the beginning
                                    

Sea yang baru saja selesai membuang sisa coklat di lokernya kembali menoleh kepada Gaska. "Apanya?"

"Mikirnya. Lo butuh waktu berapa lama?"

"Satu minggu."

"Fuck! Lama banget."

"Okay, tiga hari." Sea tersenyum setelahnya, membuat Gaska mengangguk-angguk kecil.

"Okay, kita nggak jadi pacaran. Males gue!"

Sea langsung melayangkan tatap protes. "Kok gitu?!" tekannya tak terima.

"Lo ribet, buang-buang waktu!" maki Gaska hendak berlalu, tetapi Sea langsung menahan lengan cowok itu.

Sialan emang, niat Sea begitu kan juga biar tidak dicap gampangan dan harga dirinya tetap baik di mata Gaska. Tahu sendiri kan jika cowok itu selalu mudah mengeluarkan cerca dan label "cewek murahan" kepadanya.

Jujur saja, sebelumnya Sea tidak pernah peduli atau tersinggung ketika orang lain mengatakannya. Namun, jika ejekan itu lolos dari bibir Gaska ... rasanya dia beneran sakit hati dan tidak terima.

No! No! No! Jangan mikir macam-macam, perasaan tidak terima itu murni karena adanya fakta jika Gaska akan menjadi saudara tirinya. Dan dalam kamus hidup Sirena Raquelle Paradhipta, frasa tiri berarti RIVAL. Musuh besar. Okay? Ingat itu baik-baik!

"Tunggu dulu... " Gaska menoleh ketika Sea menarik ujung seragamnya yang sudah keluar dari celana. "Ck! Lo pasti nggak pernah nembak cewek sebelumnya?"

"Kalau iya, kenapa?"

"Pantes, nggak ada romantis-romantisnya."

"Lo berharap gue romantis ke lo?"

Sea langsung menggeleng. "Nggak juga sih."

"Nice! Harus tahu diri."

"Fine, okay! Kita pacaran, tapi lo jangan nilai gue rendah." Gaska menaikkan pandang ketika Sea mengatakannya. "Gue nggak segampang ini kalau sama cowok lain."

"I know. Lo murahan kalau sama gue doang, kan?" balas Gaska mengulang ucapan Sea, ketika mereka berada di ruang penyiaran.

Kedua mata Sea menyipit tak suka mendengarnya. "Gue serius, brengsek!" Sialnya cowok itu hanya memutar bola matanya, terlihat sekali abai. Padahal Sea mengatakannya dengan perasaan sungguh-sungguh.

Bel sekolah terdengar setelahnya, membuat Gaska menarik langkahnya. Menjauh dari Sea yang masih nampak meradang dengan ucapannya. Empat langkah pertama Gaska, berhasil menarik atensi Sea untuk mengambil coklat batang dari tempat sampah.

BUG!

Yups! Gadis itu melemparkannya ke arah Gaska. Tepat sasaran, mengenai bagian belakang kepala cowok itu.

"Aw, fuck!"

Sea tersenyum manis ketika Gaska menoleh dengan tatap membunuh sambil memegangi bagian kepalanya yang berdenyut nyeri. Gadis itu bahkan melambaikan tangan tanpa dosa.

"SEMANGAT BELAJARNYA, PACAR SEA!"

Ia berteriak sebelum berlari ke ujung lorong untuk sampai ke kelasnya. Takut-takut jika Gaska mengejar dan membalasnya dengan melempar pot bunga.

NAVILLERA [SELESAI]Where stories live. Discover now