| Part 45: Ramen, Beer, and Deep Talk

21.4K 1.4K 2.3K
                                    

a/n: Happy reading dan tandai typo, yaa!! Istg, part ini lumayan intens. Jadi, pelan-pelan aja bacanya.

⚠️ TW | Adult language, alcohol, and kiss contact.

🦋🦋🦋

Hilton Hotels & Resorts , Jakarta
5 AM |

Hilton Hotels & Resorts , Jakarta5 AM |

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ibu Kota mendung.

Buruk sekali. Bila sesuai dengan ramalan BMKG di bulan November, sebentar lagi pasti hujan deras.

Cello rasa supir Grab-car mana pun akan menganggap dirinya dan Sea adalah sepasang murid nakal yang suka bolos. Mengingat jika Cello dan Sea masih mengenakan seragam identitas Candrawana, tetapi tidak dengan tas sekolah.

Soalnya lupa dibawa.

Namun, tenang! Cello sudah meminta Aldan untuk membawa pulang tas miliknya dan Sea.

Omong-omong perjalanan dari makam Alyssa menuju tempat tinggal Sea, ternyata memakan banyak waktu. Terlebih lagi keduanya perlu mampir ke apotik untuk membeli obat pereda mual. Karenanya, Grab-car yang mereka tumpangi baru sampai di lokasi hotel setelah adzan magrib berkumandang.

"Tadi gue udah kabarin Gaska buat dateng, sebentar lagi pasti nyampe," ucap Cello setelah mengantar Sea sampai ke depan kamar bernomorkan 515.

"Thank you, Cell." Sea tersenyum tulus. "Btw, lo pulang nanti aja. Biar dianter Gaska."

Mendapati jika diluar sudah hujan deras, gadis itu tak mungkin tega melihat Cello pulang dengan transport online.

Well, mengingat bagaimana keadaan ekonomi Sea sekarang ini, biaya Grab-car ternyata cukup mahal. Dan sebanyak 10.000% Cello yang lokasi rumahnya masih jauh, pasti setuju dengan pendapatnya.

Sea mengeluarkan kartu akses dan membuka pintu kamar. Dengan canggung, gadis itu berdehem ke arah Cello.

"Mau masuk?"

Cello menggeleng. Memilih tetap di depan pintu. "Gue nunggu Gaska di sini."

"Okay."

Bersamaan dengan langkah Sea yang hendak masuk ke kamar, kedatangan mendadak Gaska langsung mencuri seluruh atensi milik Sea dan Cello.

Keduanya kompak mengerutkan dahi. Bukan apa-apa, pasalnya Gaska datang dalam keadaan basah kuyup. Oh! Jangan lupakan luka-luka di wajah tampan itu. Mirip korban tsunami.

Tanpa sadar alis Cello tertekuk.

"Gaska, kok baju lo..?" tanya Sea dengan suara menggantung.

"Hujannya deres banget dari Jalan Diponegoro. Ck! Tau gini gue pake mobil aja tadi," sesal Gaska yang datang-datang memberi keluhan seperti anak kecil.

NAVILLERA [SELESAI]Where stories live. Discover now