2: Pasar Kue Subuh

474 115 5
                                    

Elle berharap, pertemuannya hanya terbatas di ruang kelas saja setelah kejadian di rumah sakit itu. Hanya saja kenyataanya, sekarang Daniel berada di sampingnya tengah menyetir mobil dengan wajah kesal.

"Dani, lo itu cewek!" Daniel menyisir rambutnya ke belakang dengan sebelah tangannya. "Lo harusnya tahu mereka berniat gak bener!"

"Abang bukannya sama saja dengan mereka?"

"Gue gak akan berbuat sebrengsek itu sama teman gue!"

Teman, hal yang bagi Elle terasa asing. Selama ini ia tidak pernah menganggap Daniel temannya. Ia hanya menganggap Daniel sebagai Abang tingkatnya yang harusnya mengurus TA malah mengulang kelas bersama adik tingkatnya.

Juga karena selama ini Elle terlalu terbiasa sendirian.

"Besok-besok gue ajarin lo deh bedain mana cowok baik mana cowok brengsek!" ucapan Daniel yang nyaring itu membuat lamunan Elle buyar dan menoleh kepada lelaki itu. Tengah menyetir dengan kecepatan sedang menuju pasar kue subuh.

Tempat yang entah sejak kapan menjadi favorit Elle meski pun ia sering melihat di TV mau pun di koran jika tempat itu banyak menjual kue berformalin. Tapi Elle suka kue pancung--kalau di Kalimantan, mereka bilang kue pukis--dan masa bodoh dengan berita formalin itu.

Hanya saja, "Dani, ini gue kisahnya ngajakin lo mati bareng gue ya?"

"Mati ya mati. Kenapa harus mengajak orang lain?"

Daniel mendengarnya hanya tertawa dan Elle memilih melanjutkan makan kuenya. Mereka makan di mobil dan Daniel sendiri dengan roti bantalnya. Elle pernah sekali bertanya kenapa harus ia yang selalu dibawa ke tempat ini.

Daniel bilang, "satu-satunya manusia yang mau diajak bertaruh hidup mati makan di sini hanya lo."

Terserah Abang tingkatnya ini sajalah.

Sea of Strangers ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن