Part 7

11.4K 961 18
                                    

AUTHOR POV

Tak terasa juga waktu berjalan dengan cepat, udah hampir dua bulan ini rose jadi seorang jobless alias pengangguran. Rose lelah, engga ada satupun kerjaan yang cocok buat dia. Belom lagi tabungannya udah menipis. Serta kepusingan bertambah saat dia menerima surat bahwa rose menunggak pembayaran apartemennya.

Ah..seandainya hidup dia beruntung kaya kebanyakan orang di luar sana. Keberuntungan yang dimilikinya hanya sahabatnya, yaitu jennie dan lisa. Tak ada keluarga yang menyemangati, karena dia sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak awal masuk SMA. Miris memang.

Ditengah lamunannya, hp rose berdering menandakan ada panggilan masuk dari lisa.

"Hallo.."

"Hallo rose.."

Suara lisa terdengar sangat panik. "Ada apa lis? Kenapa suara lu panik begitu?"

"Ros..rose..jennie...jennie.."

"Jennie kenapa?"

"Kecelakaan rose. Huaaa, lu buruan kesini" tangis lisa pecah.

"Ya udah kirimin alamatnya" perintah rose.

"Ya udah bentar ya.." lisa memutuskan sambungan telfon.

Begitu mendapatkan sms dari lisa yang berisi alamat rumah sakit jennie, rose langsung bergegas ganti baju dan bersiap untuk ke rumah sakit tempat dimana jennie berada.

Rose menyetop taksi yang kebetulan berhenti di apartemen sehabis mengantarkan penumpang. Rose langsung menyebutkan alamat yang akan dituju. Sepanjang perjalanan rose sangat tidak tenang, dia memainkan kuku jarinya.

Sesampainya di rumah sakit, rose langsung berlari menuju ke ruangan jennie. Dan membuka pintu ruangan tersebut. Jennie lagi terkapar dengan lemah di ranjang rumah sakit, sementara lisa berada di sampingnya sambil menggenggam tangan jennie dengan khawatir.

"Jennie, gimana keadaannya?" tanya rose ke lisa.

"Kata dokter, jennie cuma mengalami cedera di kakinya. Terus kepalanya berdarah gara gara kebentur benda keras"

Rose melihat ke arah jennie. Benar, kepala jennie atau tepatnya dahinya jennie terdapat kain kassa yang melekat.

"Kok bisa sih, jennie kecelakaan kaya gini?"

"Katanya polisi sih, jennie ngalamin rem blong"

"Astaga.." rose membelalakan matanya."lu udah kasih tau orangtua jennie?"

Lisa mengangguk.

"Ya udah kita tunggu sampe orangtua jennie dateng"







※※※※※

Orangtua jennie udah dateng dari tadi, rose sama lisa pamitan buat kembali ke rumah masing masing. Ga ada yang bersuara sama sekali, mereka sibuk memikirkan keadaan jennie masing masing.

"Hai.."

Sapa seseorang. Rose dan lisa yang tadinya menunduk sekarang meneggakan kepalanya. Rose langsung memutar matanya malas.

"Ngapain sih lu disini?" tanya rose dengan ketus. "Lu ngintilin gue ya?"

"Dih, rajin amat gue ngintilin lu"

"Terus lu ngapain?"

"Ada urusan"

"Oh gitu.." rose mengangguk.

"Bareng gue aja gimana?" tawar june. Iya seseorang tadi itu si june.

Rose menatap lisa, begitupun sebaliknya. Rose menghela nafasnya, sepertinya ia harus menerima tawaran june. Soalnya sekarang muka lisa udah kusut banget terus make upnya udah luntur gara gara nangis tadi. Bisa dikira orang gila nanti.

Apartemen | JunRos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang