Part 34

12.7K 633 62
                                    

Malam harinya rose masih terbangun dan menunggu suaminya yang bernama june. Sesekali rose melirik jam dinding, kini hampir jam 10 malam.

Rose was was, udah hampir dua hari ini dia diem dieman sama june dan itu bikin orangtua mereka bingung. Tapi bukan itu yang bikin rose was was, ia takut june jadi bandel kaya dulu.

Pertanyaan berkecamuk di pikiran rose, seperti bagaimana jika kalau june kembali masuk ke club malam seperti dulu? Apa june punya simpenan diluar sana?

Rose langsung menggeleng pelan berusaha menghilangkan pikiran negatif yang sejak dari tadi bersarang. Rose udah sangat mantap kalau hari ini ia ingin mengakhiri perang bersama june.

Setelah cerita sama mama mertuanya itu rose jadi amat berasa bersalah kepada suaminya itu. Rose jadi nyesel suka godain june walaupun akhirnya june dijatohin.

Suara pintu terbuka membuat kepala rose menoleh dan mendapati june di depan sana.

Rose langsung bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri june.

"Kenapa belom tidur?" tanya june sembari melepaskan kemeja miliknya.

Rose sedikit bersyukur karena sekarang june udah mau ngomong duluan. "Aku nungguin kamu" jawab rose.

"Kalau udah ngantuk tidur duluan rose"

"Kamu masih marah sama aku?"

June menghembuskan nafasnya. "Engga. Aku udah ga marah apalagi ngambek"

Sebelum suaminya masuk ke kamar mandi rose berlari kecil dan memeluk june dari belakang. June bisa ngerasain aura kangen rose pada dirinya.

"Aku kangen kamu jun, jangan gini lagi. Katanya kamu ga mau bikin sedih, tapi sekarang kamu bohong" ucap rose.

June melepaskan pelukan tersebut dan menghadap ke arah rose. "Aku minta maaf kalau hampir dua hari ini aku diemin kamu. Emang akunya aja yang mungkin engga bisa ngertiin kamu. Jadi kita lupain aja yang kemarin dan aku bener bener udah engga marah sama kamu"

"Buktinya apa?"

June tersenyum kecil dan kini tangannya menuju ke pipi rose untuk mengusap pipinya rose sekilas dan lantas mencium bibir rose walaupun hanya sebentar. Sementara yang abis dicium cuma bisa cengar cengir.

"Udah sana mandi, aku tungguin" ucap rose sambil mendorong pelan tubuh june ke arah kamar mandi. "Oh iya mandinya jangan sebentar, lama aja"

June mengerenyitkan alisnya. Tumben, biasanya rose bakal bawel kalau dia kelamaan di kamar mandi. "Kok tumben? Emang kenapa?"

Rose menggeleng pelan. "Ga apa apa, udah sana mandi buruan"

June diem aja dan akhirnya masuk ke kamar mandi sambil mikir, kesambet apaan si rose?

Sementara june mandi, rose ingin mengikuti saran dari mama mertuanya sekarang. Dan rose harap june engga bakal mikir yang aneh aneh lagi tentang itu.

Hampir 15 menit rose nunggu june sambil duduk di tepian tempat tidurnya sambil mainin kakinya yang diayun.

Seperti biasa june akan keluar dari kamar mandi dengan bathrobe miliknya.

Rose menghampiri june yang hendak berjalan ke arah lemari dan menahan pergerakan suaminya itu.

"Rose, bisa minggir?" tanya june karena kini tubuh rose menghalangi june yang hendak membuka pintu lemarinya.

Rose menggeleng pelan. "Engga boleh"

"Engga boleh? Maksudnya apaan?"

June makin heran lagi, bukannya jawab si rose malah cengar cengir. June lantas memegang dahi rose. "Kamu kenapa sih?"

Apartemen | JunRos ✔Where stories live. Discover now