“Aku tidak tahu Jisoo memiliki teman yang tampan,” ucap sang nenek yang baru saja datang dari ruangan kecil lainnya di sudut. Membawa sebuah meja bundar dengan beberapa lauk di atasnya, tak begitu banyak tetapi terlihat lezat.

Lagi-lagi, senyuman simpul dengan sedikit efek ramah yang bisa diberikan Jungkook. Bukan ia membenci perlakuan sang nenek, hanya saja ia terlalu canggung saat ini. Ia bahkan sudah menghubungi Jimin untuk pulang lebih dulu tadi, karena ia tahu tidak akan sebentar jika seperti ini.

“Maaf, hanya ini yang kami miliki. Tetapi, aku jamin rasanya enak.” Nenek kembali tersenyum padanya, menatap wajah Jungkook yang membuatnya begitu senang.

“Tidak, ini sangat cukup,” balas Jungkook ikut tersenyum di sana, sudah mulai menemukan kenyamanan saat ia disambut ramah oleh sang nenek.

Jisoo kemudian datang dari ruangan yang sama, ia membawa tiga mangkuk nasi dan diletakkannya di meja bundar yang kini dihadapan Jungkook. Sedangkan Jungkook, ia hanya menatap tingkah Jisoo di sana.

“Ah! Kimchi-nya!” hal terpenting terlupa di sana, membuat sang nenek bangkit dan kembali ke ruangan yang diyakini Jungkook sebagai dapur.

“Makanlah pelan-pelan,” ujar Jisoo sekedar saat membukakan mangkuk stainlees berisi nasi itu dan diletakkannya tepat dihadapan Jungkook, tak lupa sepasang sumpit dan sendoknya.

Sedikit mengangkat ujung bibirnya dilakukan Jungkook sebagai respon ucapan Jisoo itu. Jisoo pun menoleh padanya, seolah mempertanyakan maksud dari reaksinya itu.

“Normalnya, di situasi seperti ini kau mengusirku.” Jungkook masih tetap tersenyum di sana. Senyuman yang sungguh membuat Jisoo semakin kesal menatapnya.

Tak memperdulikan Jisoo yang memasang wajah masamnya, Jungkook langsung meraih sumpit dan mulai melahap makanannya.

***

Esok paginya, Jisoo tengah bersiap menuju sekolah. Ia sudah bangun sejak pukul 4 pagi, menyiapkan pekerjaannya terlebih dahulu, setelah membuat sarapan baru ia mandi dan bersiap.

“Jisoo-ya, pemuda semalam menitipkan ini padamu,” ujar sang nenek dari ruangan di sebelah seraya meletakkan shopping bag di lantai kamar itu.

Jisoo pun mulai mengambil shopping bag itu kala menuntaskan memakai seragamnya. Ia membukanya dan bisa dilihat seragam baru di sana. Seragam yang semalam dibeli Jungkook saat ia berbelanja, seragam yang memang dibeli untuknya. Tidak mungkin Jungkook mengenakan rok, dan Jisoo hanya bisa memandang seragam itu.

***

Rasanya selama seminggu terakhir tak ada hari tenang di SMA Insung. Kejadian mengejutkan hampir terjadi seiap hari sejak rumor yang diciptakan Jungkook. Begitu pula dengan hari ini, berita tentang Jisoo kembali tersebar. Bukan dengan Jungkook, melainkan foto sang nenek yang tengah menarik gerobak dan fotonya yang tengah melipat kardus.

Jisoo tak tinggal diam saat sang nenek menjadi gunjingan di kalangan teman-temannya itu. Bahkan hinaan tentang seberapa rendahnya mereka pun terdengar. Sesaat ia mendengar itu, sontak ia merebut salah satu ponsel siswa yang duduk di depannya. Tindakan Jisoo tersebut tentu mengundang kemarahan bagi si pemilik ponsel serta temannya yang ikut melihat foto itu.

“Itu nenekmu? Berikan dia pakaian yang lebih layak,” ujar si pemilik ponsel dengan sinisan yang begitu terlihat.

Tak ingin berdebat di sana, ia langsung meletakkan kasar ponsel itu di meja dan melangkah cepat keluar kelasnya. Ada yang lebih penting dibanding berdebat dengan orang yang bahkan tak tahu caranya berdebat.

Di sisi lain, Jungkook pun baru saja melihat foto itu berkat Jimin. Tanpa sadar ia merebut ponsel yang semua digenggam Jimin itu, berusaha melihat dengan jelas apa yang ditunjukkan Jimin.

‘Ini tadi malam.’

Jungkook merasa ada yang salah di sini, sangat salah. Ia pun bangkit dari duduknya dengan cepat, dan berjalan ke pintu belakang kelasnya yang jaraknya tak begitu jauh dari bangkunya.

Jisoo menjadi tujuannya saat ini, entah kenapa. Yang terpenting ia ingin menemui Jisoo saat ini. Namun, belum ia sepenuhnya keluar, Jisoo sudah berdiri dihadapannya dan tampak ia juga habis berlari.

“Bukan aku, “ucap Jungkook cepat, ia tidak ingin datangnya Jisoo untuk menyalahkannya.

Jisoo diam sesaat, ia mengatur napasnya terlebih dahulu seraya tetap menatap Jungkook. Sejujurnya, tatapan itu sedikit membuat Jungkook takut. Entah mengapa, ia juga tidak tahu.

“Ini kejadian semalam. Fotomu tak ada di sana,” ujar Jisoo kemudian dengan napas yang masih sedikit tersengal.

“Aku tahu, tapi bukan aku.” Jungkook menatap Jisoo tajam, bukan mengintimidasi. Lebih tampak berharap kepercayaan Jisoo di sana, kepercayaan Jisoo yang kini ingin didapatkannya.

“Sangkalanmu yang kuat sungguh membuatku curiga,” ujarnya dengan nada suara yang sedikit dibuat menantang.

“Bukan aku, aku jujur!” terdengar betapa jelasnya ia mengelak tuduhan itu.

Sungguh, ini pertama kali ia berjuang sekeras ini demi sebuah kepercayaan. Ia yang biasanya tak perduli dan sama sekali tak memikirkan bagaimana pendapat orang tentangnya, baik salah maupun benar. Tapi, saat ini ia ingin gadis ini mempercayainya, menganggapnya tak salah di sini.

“Aku tahu, tapi—“ Jisoo semakin mendongak, menatap mata Jungkook dengan jelasnya.

“—biarkan aku menyalahkanmu. Tak ada yang bisa kusalahkan di sini, dan ini sungguh membuat frustasi. Hatiku terkoyak, rasanya aku tak bisa bernapas jika tak menyalahkan siapapun di sini. Jadi .... biar aku berpikir kalau kau salah.”
Jungkook tercengang di sana, menatap Jisoo yang tampak benar-benar menahan emosinya. Gertakan kuat kedua katup giginya, napas yang yang sengaja ditahan serta bola mata yang bergetar, sudah jelas bahwa Jisoo kini tengah murka.

Jungkook hanya bergeming, menatap bagaimana gadis ini menggigiti bibir bawahnya melampiaskan semua emosi yang tengah menguasainya. Marah, kesal, murka, ia menahan itu tanpa tahu kepada siapa harus dilampiaskan. Gadis itu menyakiti dirinya sendiri.

Jisoo kemudian pergi dan Jungkook masih terdiam menatap punggungnya yang semakin menjauh. Jungkook benar-benar dibuat bergeming dan menerima semua ucapan Jisoo. Membiarkan gadis itu menyalahkannya, jika menolak, Jungkook rasa Jisoo akan melompat dari gedung sekolah mereka.

To Be Continued

Sorry for typo(s)
Thank's for reading and
Keep voment~^^

RUMORSWhere stories live. Discover now