Hinata tersentak kecil. Spontan membalikkan badannya, menatap sosok Naruto yang menatapnya. Menuntut jawaban. Hinata melangkah mendekati Naruto. Namun ekspresi wajahnya sedikit aneh di mata Naruto. Seakan Hinata sedikit berubah dari dulu.

Grep

Terkejut. Naruto membolakan matanya saat dirasa tubuhnya ditunjuk begitu saja oleh Hinata. Punggungnya merasakan pelukan Hinata yang mengerat. Sementara dadanya terasa hangat, karena diri Hinata yang memeluknya. Tak perlu waktu lama, Naruto balik merengkuh tubuh Hinata. Menelusupkan wajahnya di helaian rambut indigo Hinata.

"Maafkan aku, ku mohon, Hinata. Kumohon, maafkan aku. Aku tahu aku bodoh karena sempat melupakanmu. Kumohon, maafkan Naruto-mu ini..." Suara Naruto berubah parau. Dirinya takut, jikalau Hinata berbalik membencinya.

Dirasanya kepala Hinata menggeleng di pelukannya. "Ja-jangan seperti itu... Seharusnya aku marah padamu, hiks seharusnya aku memukulmu, seharusnya aku menjauhimu, seharusnya aku tak mau melihatmu lagi. Tapi, kenapa... Hiks, Kenapa aku tak bisa Naruto-kun? Kenapa aku tak bisa melakukannya?"

Naruto tersenyum, "Kalau begitu janganlah kau membenciku. Kau boleh memukuliku, kau boleh marah padaku. Tapi kumohon, Hime, jangan menjauhiku, jangan meninggalkanku. Jangan katakan kau tak ingin melihatku, aku bisa hancur, Hinata. Aku bisa saja gila. Aku bisa saja mati, karena nafasku saja dibawa separuh olehmu. Jangan pernah lakukan hal itu..."

Hinata mengangguk. Dan semakin mengeratkan pelukan. Begitupun Naruto. Mereka semakin mengeratkan pelukannya. Tak ingin kehilangan lagi. Mereka ingin mencurahkan segala rasa rindu yang sudah memuncak.

Selang beberapa menit, Naruto memilih melepas pelukannya. Menangkup wajah Hinata yang lembab karena air mata. Mengusapkan ibu jari ke pipi Hinata yang basah.

Lantas tersenyum. Menatap mata bulan Hinata yang sedikit sembab dan merah karena mengeluarkan air mata.

Naruto terkekeh kecil, "Jelek..." Ejeknya. Sedikit mengerucutkan bibirnya, dan membuat Hinata cemberut.

"... Tapi aku suka..." Tambahnya.

Kontan saja rona merah di wajah Hinata menyebar cepat.

"Ne, Naruto-kun..."

Naruto mengangkat sebelah alisnya, kode untuk Hinata melanjutkan ucapannya.

"Bagaimana Sabaku-san ada di sini?"

Kening Naruto berkerut, "Oohh... Dia sebenarnya juga ingin ke rumahmu. Tapi Shirou mencegatnya di jalan. Dan memberikan pengertian pada merah itu. Jangan tanyakan padaku bagaimana caranya. Aku tidak tau. Dan akhirnya aku mengikutkan serta dirinya, agar dia percaya dengan entah apa yang diucapkan Shirou... Dan, yah, begitulah..."

Dan sekarang Naruto dikejutkan dengan perbuatan Hinata yang menangkup pipinya dan mengecup bibirnya dengan cepat. Membuat netra biru warisan Minato itu melebar. Menatap takjub dan tidak percaya dengan apa yang dilakukan Hinata.

Kecupan sekilas itu berdampak hebat di dirinya.

Aku harus segera mengikatmu, hime... Batinnya.

Kecupan itu sudah terlepas tiga detik yang lalu. Menyisakan Naruto yang diam sambil menatap lurus ke arah Hinata yang justru menunduk. Namun tangan porselen itu masih menangkup pipi tannya.

"Hinata..."

Hinata menatap. Amethystnya terpancang ke sapphire yang sangat menawan itu. Seakan tidak bisa berpaling.

"Setelah kau memiliki sertifikat S1, ayo menikah..." Buka main, Naruto langsung mengucapkan apa yang terlintas di pikirannya. Memang, sih, dipikir lagi, jika Hinata tak segera dia ikat, dia takut. Takut gadis itu hilang. Dan takut jika ditinggalkan. Cukup dirinya yang hampir saja meninggalkan Hinata. Dan dirinya berharap itu tak pernah terjadi lagi.

Hinata terkejut. Tentu saja. Inilah Naruto-nya. Naruto yang selalu membuatnya jungkir balik tak tentu. Dan senyuman tulus terulas di bibir Hinata.

Tak butuh lama lagi, Hinata mengangguk.

END

A/N : Fyuuhhh.....

AKHIRNYA PEMIRSA! COMPLICATED LOVE AGAIN AKHIRNYA RAMPUNG!!!!

Maafkan jika memang tidak memuaskan, alias gantung. Sengaja, kok 😜. Sisanya silahkan imajinasi kan dengan pemikiran masing-masing. Mau langsung nikah, kek. Mau main cium, kek. Atau mungkin mau...

Apapun itu.

Aku sedikit sengaja_banyak_banget_menggantung cerita ini. Memang sudah dari awal mencoba pengen banget buat cerita yang sedikit gantung.

Kayaknya kece 🤔🤔😝.

Mungkin akan ada sequelnya. Tapi yaaa....

Gak janji juga. 😜. Yang jelas aku usahakan, ya... Asal jangan di spam, diteror, atau bahkan dikasih pulsa gratis #ngarep. Gegara kudu_harus_wajib_ fard hu'ain_ membuat sekuel.

Please, saya juga punya kesibukan, dan saya memang menulis karena disamping memang hobi juga buat ngisi waktu luang.

Tapi makasih banget yang terus support dan mungkin saking keselnya nunggu cerita ini up. Dan maafkan juga semakin ke sini malah semakin monoton.

Eh? Ini sudah season 2, kan?! Dah selesai, kan?! Berarti satu cerita sudah saya selesaikan. (Sebab masih berbagi judul, jadi saya anggap satu cerita).

Nah, nah. Sekian dari saya. Sekali lagi terima kasih sudah berpartisipasi dalam cerita ini. Terima kasih juga dengan semua dukungan kalian. Maaf, saya nggak bisa kasih apapun secara fisik. Tapi saya akan berusaha terus memperbaiki penulisan apapun yang akan datang.

Sekian.

AreMe_Detect

Sign out.

Complicated Love AGAIN ✓Where stories live. Discover now