Chapter 8

910 60 6
                                    

Disclaimer @MasashiKishimoto

Pair Naruhina

Rate T

Genre Romance, hurt/comfort

~~A2n31_ PRESENT~~

###CoLA CHAPTER 8###

CHAPTER 8

Peraturan dibuat untuk dilanggar.

Mungkin itu yang sekarang berada di pikiran Sakura. Dia memilih membolos-atau sengaja terlambat, untuk sekedar refreshing di luar. Tentu dia sudah membawa baju ganti. Bisa gawat kalau orang-orang melihatnya menggunakan seragam KSHS. Bisa-bisa dipanggil Anko-sensei dia.

Emerald miliknya menelusuri jalanan yang ada di luar jendela bus. Dia berencana untuk ke Mall dan melihat atau sesekali membel barang di sana. Tak ada Hinata, tak ada Ino, tak ada Tenten, tak ada Temari, dan lainnya. Just her self.

Matanya berbinar saat dirinya mendapati jajaran pakaian elok di salah satu Mall di Konoha. Teriakan kecil lolos dari bibir plumnya, dan segera, dia berlari kecil ke arah jajaran pakaian itu. 'Oh, aku sangat beruntung, Shannarooo!!' batinnya bersorak gembira.

Sesaat dia sedang mengudarakan sebuah gaun, emeraldnya tak sengaja menangkap sesuatu yang mencolok. Kuning. Berkumis. Sapphire. Tubuhnya seakan kaku saat melihatnya. Apa dia salah lihat? Orang itu. Dia sedang memilih pakaian pria di seberang sana. Membandingkan sebuah jaket oranye dengan jaket biru.

"Naruto..."lirihnya tak percaya. Sakura berniat mendekati orang itu, namun seseorang menepuk pundaknya.

"Nona, apakah nona sudah memilih gaun?"

"A-aahh.. Iya. Tolong, bungkuskan yang ini.."Sakura sedikit linglung. Dia menyerahkan gaunnya pada karyawan wanita itu. Segera, emeraldnya kembali memusatkan atensi ke arah orang yang membuatnya terhenti mendadak itu.

Namun yang didapati hanyalah angin kosong. Tak ada pria berambut kuning dan berkumis dengan sapphire itu. 'Apakah aku salah lihat??' Batinnya gusar.

Sakura berjalan menuju kasir. Dia masih terpikirkan apa yang dilihatnya. Dia seperti melihat 'dia', tapi mungkin saja dia salah lihat. Tapi pikiran itu terus saja mengganggunya sampai dia sudah di dalam mobil.

"Kita langsung pulang, nona?"

"Ya. Badanku sudah pegal semua."

Sakura mengistirahatkan kepalanya di jok mobil. Matanya terpejam, mencoba meghilangkan semua hal aneh yang ada. Tapi deringan ponselnya mengalihkannya. Senyum sakuranya merekah.

"Moshi-moshi..."

"Kau dimana?"

"Aku bolos, tadi terlambat"

"Ck! kebiasaan buruk!" Sakura terkekeh mendengar nada gerutuan Sasuke.

"Oh, nanti bisakah kita bertemu? aku ingin bicara sesuatu. di cafe biasanya"

"Baiklah.."

Sakura memekik senang mendengar jawaban kekasih es-nya itu.

***CoLA***

Naruto masih sibuk mencoba baju. Alisnya kadang tertaut karena merasa tak cocok, terlalu kurang, atau terlalu glamor. Dia butuh baju yang modis, tapi simpel. Sampai matanya menangkap baju biru dengan gambar rubah dia dada kanannya. Senyum itu terbit, dan mengambil lantas membawanya ke ruang coba. Membuka setelan yang dikenakannya, lantas mencoba baju itu, dipadukan dengan jaket hitam tanpa lengan.

Senyumnya terbit saat menatap pantulan dirinya di kaca.

'Oh, aku memang sangat tampan' Naruto terkekeh karena memuji dirinya sendiri.

Dia membawa baju itu setelah menggantinya dengan baju miliknya. Dia meminta karyawan untuk membungkusnya, sementara dia terpejam sambil menyandar di tembok. Menunggu barang yang ingin dibelinya. Juga mencoba mengais ingatannya. Rasa pening yang sedikit muncul diabaikannya, dan terus mencoba mengingat siapa orang yang selalu dipanggil "Hime" olehnya dalam ingatan.

"Daisuki dayo, Naruto-kun.."

DEG

Perasaan hangat itu muncul lagi. Dia merasa kalau tubuhnya bergetar. Suara lembut seorang perempuan mendera benaknya. Dia tak tau, siapa perempuan itu. Tapi suara sarat akan kelembutan dan kasih sayang itu, sukses membuatnya bergetar di tempat.

"Naruto..."

Dan lagi, suara perempuan dari sampingnya mengalihkan perhatiannya. Dilihatnya seorang wanita paruh baya yang berdiri tak jauh dari dirinya, menatap tak percaya ke arahnya.

'Dia kenapa-ttebayo?' batinnya bingung.

Wanita itu mendekat, matanya berkaca-kaca. Tatapannya sarat akan kerinduan, sayang, dan kebahagiaan yang membuncah. Tangan wanita itu terulur menyentuh rahang tegas dan pipi yang bergaris milik Naruto. Mulutnya kembali menganga, dan ditutupi oleh tangan yang menggantung.

Begitu saja, wanita itu memeluk dan mendekap erat Naruto. 

"Syukulah, syukurlah-dattebane.... Hiks Hiks. Kau selamat..."

Naruto hanya membelalakkan matanya, dengna tubuh kakunya. Dan begitu saja, sebuah ingatan mengalir, muncul di kepalanya. Rasa pusing itu dibiarkan, saat dia melihat semuanya.

"NARUTOOOOO!!! AYO BANGUUUUNNNN!!!"

"Kau darimana saja bocah nakal? Jangan buat Kaa-chan khawatir-ttebane!"

"Kaa-chan sayang Naruto-kun. Sangat sayang!"

"Ne, ne, Naruto sudah dewasa, ya? Dia manis sekali, hihi!"

"Jangan mengeluh! seperti anak kecil saja!!"

"Tidak ada ramen sebelum kau memperbaiki nilai bahasamu, Naruto!!"

Semua ingatan itu tersemat di kepalanya. Menampakkan wanita paruh baya yang sama persis dengan wanita yang sekarang memeluknya sambil menangis dan mengucap syukur berkali-kali.

Dengan perlahan, Naruto mengangkat tangannya, dan balik memeluk wanita itu. Rasa hangat dan nyaman dia rasakan pada wanita yang dia kenali dari ingatan adalah Kaa-chan nya. Rasa lega karena sebuah memori sudah didapatkannya. Itu berarti, dia akan segera sembuh dari amnesia ini.

TBC

Hola hola holaaa!!! Lama gak ketemu!!! Ada yang kangen saya???!! #ngarep #plakk. Ok, maafkan saya yang lagi-lagi tak produktif dalam membuat cerita. Duh, maaf, deh, sangat!!!

saya pikir mungkin ada baiknya membuat sebuah ingatan Naruto tentang keluarganya muncul. Eeehh, tapi kok kaya maksa, ya??? Au, ah. Yang penting saya sudah memunculkan si Red Hot Habanero di sini!!! Entah darimana.

bakal di bahas di chap berikutnya!! (kapan lagi,niiihh???!! #pundung)

Oke, sampai jumpa di chap berikutnya. Jangan lupa buat vomment, meski saya tahu, bakal sedikit banget. Soalnya salah saya juga, siieehh....

Ok, deh, see you next chapter, guys!!

SIGN OUT

AmeliaMP

Complicated Love AGAIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang