BAB 25

118K 10.4K 114
                                    

#perayaan13000👀

Rachael meniup lilin berbentuk angka 3 dan 0. Suara tepuk tangan menggema dalam restoran itu. Rachael tersenyum senang sambil memotong kue ulang tahun untuk di bagikan.

Celine membantunya mengoper kue kepada teman-teman yang sedang duduk di meja mereka masing-masing.

Tidak lama kemudian, orang-orang mulai berpamitan setelah menghabiskan kue dan makanan mereka.

Saat ini, Rachael sedang duduk bersama dengan Celine. Sudah lama mereka tidak bertemu dikarenakan jadwal Rachael dan Celine yang sangat bertolak belakang. Di saat Rachael senggang, Celine sedang mengajar di sekolah. Sedangkan saat Celine senggang, Rachael harus pergi mengajar di rumah Jonathan.

Celine mengakui bahwa dirinya terkejut saat mengetahui bahwa Rachael memiliki hubungan khusus dengan Jonathan beberapa saat yang lalu. Beberapa kali ia mencoba menggoda Rachael, yang hanya direspon dengan tatapan datar wanita itu.

"Jadi, gimana pacaran sama duda? Rasa duren?" Bisik Celine, lalu mengedarkan pandangannya mencari Jonathan.

"Biasa saja. Hahaha."

"Kok biasa aja sih? Kalau pacaran sama duda itu gak bakalan biasa, apalagi duda yang punya anak." protes Celine sambil menepuk tangan Rachael yang berada di atas meja.

"Anak-anaknya gimana? Dekat sama kamu,gak?" tambah Celine.

"Aku udah lumayan dekat sama anak-anaknya." jawab Rachael santai sambil memakan kue ulangtahunnya.

"Mami!" teriak Marvel dari jauh, tangan kecilnya melambai-lambai pada Rachael. Rachael membalas lambaian tangan Marvel.

"Wah... Aku ketinggalan banyak,nih. Kamu udah dipanggil mami segala. Tinggal nikah?" tanya Celine dengan wajah terkejut lalu tidak lama kemudian senyuman jahil muncul di wajahnya.

"Belum. Belum dilamar." Rachael mengangkat bahunya.

"Hai? Saya ganggu?" tanya Jonathan sambil menarik kursi di samping Rachael.

Rachael mendorong piring yang berisi kue ke arah Jonathan.

Celine menjawab dengan kaku, "Nggak, nggak ganggu kok, papa Marvel."

"Jonathan. Panggil saja Jonathan. Temannya Rachael dan wali kelas Marvel,kan?" tanya Jonathan dengan ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Iya. Nama saya Celine." Celine menyambut uluran tangan Jonathan, sambil memperkenalkan dirinya.

"Lagi bicara apa,nih?"

"Nggak ada. Tuh Celine udah mau pulang katanya." usir Rachael dengan pelan sambil memberi kode kepada Celine dengan matanya.

Celine yang mengerti akan kode Rachael, malah tidak ingin pergi. Ia semakin ingin mengerjai temannya ini. Teman yang tidak menceritakan apa-apa kepadanya. "Belum, kok kamu ngusir sih, Chel?"

"Kan katanya kamu mau pulang, pulang gih sana." usir Rachael lagi, kali ini ia mengibas-ngibaskan tangannya kepada Celine.

"Belum... Jangan usir aku pulang kenapa?"

"Iya... Ngobrol aja dulu." lerai Jonathan. "Kan aku mau ngobrol sama teman kamu juga, kamu gimana sih?"

"Aku mau tanya,nih. Gimana kalian bisa pacaran?" tanya Celine kepada Rachael, mengabaikan Jonathan yang sedang mengamati mereka. Ia berniat untung mengorek informasi sebanyak-banyaknya selagi bisa.

Rachael diam, ia bingung harus bercerita seperti apa. Hubungannya dengan Jonathan hanya berlangsung begitu saja.

Celine yang melihat kebisuan Rachael pun mengarahkan pandangannya pada Jonathan, "bagaimana?"

"Hubungan kami dimulai saat Rachael mulai mengajar anak-anak. Rachael guru les ketiga putra saya." Jonathan melemparkan senyum kepada Celine.

"Oh gitu. Kapan mau ngelamar Rachaelnya? Tadi Rachael bilang belum dilamar." tanya Celine sambil tersenyum jahil. "Kami itu kayak Aang, bisa bertahan jadi single sampai umur tiga puluh tahun. Kan udah langka."

"Kamu mau aku lamar?" Jonathan bertanya kepada Rachael.

Rachael menundukkan wajahnya, ia malu. Ingatkan dia untuk memutuskan persahabatannya dengan Celine nanti.

Jonathan mengalihkan pandangannya kepada Celine, saat Rachael tidak kunjung menjawab. "Kalau kamu gimana? Rachael aja udah punya pacar, mau saya kenalkan dengan teman saya?"

Rachael yang menyadari adanya pengalihan topik pun tersenyum senang. "Mau,tuh. Kasihan perawan tua."

"Yeee.. kan kamu juga perawan tua!" balas Celine.

"Paling ngga kan aku udah punya pacar. Kamu belum ada. Celine mau tuh, Jo. Kenalin aja."

"Tapi teman saya duda. Duda satu anak." jawab Jonathan dengan wajah serius. Ia serius ingin mengenalkan sahabat baiknya dengan Celine.

"Cerai hidup atau cerai mati?" Kali ini Celine yang bertanya kepada Jonathan.

"Cerai mati." jawab Jonathan.

"Kalau kamu mau, nanti bisa aku kenalin sama kamu, anaknya satu angkatan sama Marvel tapi beda kelas. Namanya Reinald Kurnia. Kayak kalian, single temenan sama single. Duda juga temenan sama duda." tambah Jonathan sambil tertawa ringan.

"Jonathan, mau tahu rahasianya Rachael gak?" Celine mengalihkan arah pembicaraannya dengan cepat. Ia mulai merasa tidak nyaman.

"Apa? Ada rahasia apa? Mau tau dong." jawab Jonathan dengan santai. Bahkan Jonathan sudah mengangkap lengan Rachael dan menariknya untuk duduk kembali saat ia melihat Rachael bangkit dari duduknya dan berniat membekap Celine.

Jonathan menggenggam tangan Rachael, lalu mengarahkan pandangannya menatap Celine.

"Nama anak-anakmu itu Kevin, Alexander dan Marvel kan?"

"Ya." jawab Jonathan dengan santai.

Rachael semakin tidak bisa diam, ia menendang kaki Celine, memberi kode supaya Celine tidak melanjutkan pembicaraannya.

"Dulu, Rachael pernah bilang kalau dia gak suka sama nama-nama itu. Katanya nama-nama anak nakal." Celine menjelaskan dengan nada yang pura-pura ia buat sedih.

"Ah~ nama-nama anak nakal. Jadi, gimana kamu hadapin anak-anak nakal itu?" Jonathan memutuskan untuk mengikuti arah permainan Celine, saat ia melihat raut panik Rachael. Ia tahu Rachael merasa tidak enak padanya, namun ia semakin ingin mengerjai Rachael.

"Selain nama itu ada nama-nama apa lagi?" Kali ini Jonathan bertanya kepada Celine.

"Tunggu. Aku pikir dulu... Vincent lalu... Jo... Jo- apa ya, chel?" tanya Celine kepada Rachael, ia berpura-pura lupa. "Aku ulang ya, bentar... Alexander, Kevin, Marvel, Vincent lalu, Jo.... Aduh kok gak kepikiran. Jojo? Joshua?"

Celine menggaruk kepalanya untuk meyakinkan bahwa ia benar-benar lupa.

"Jonathan." jawab Jonathan dengan santai.

"Ah! Iya, Jonathan. Eh, itu kan nama kamu?" tanya Celine pada Jonathan.

Rachael sudah semakin panik, ia tidak enak dengan Jonathan. Ia takut Jonathan akan tersinggung.

"Iya, nama saya." Jonathan mengulas senyum tipis.

"Rachael, kamu kena karma ya? Kok kamu bisa dikelilingin sama nama-nama yang paling kamu hindarin pas ngajar?"

Rachael mengutuk Celine. Benar-benar mengutuk Celine. Ia bahkan tidak ingat lagi dengan nama-nama anak yang paling ingin dihindarinya saat masih mengajar. Ia sendiri baru sadar, saat Celine membahasnya kembali.

Rachael tertawa datar pada Jonathan yang dibalas Jonathan dengan senyuman lebar. Rachael tidak tahu lagi bagaimana nasibnya nanti.

"Iya, dia harus tebus karmanya." jawab Jonathan sambil menatap Rachael.

SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]Where stories live. Discover now