Bab 3A

165K 11K 136
                                    

"Ok, anak-anak. Sekarang kalian boleh kemas buku kalian. Setelah itu duduk yang rapi sebelum kita memulai doa pulang!" ucap Rachael sambil menatap satu persatu anak muridnya. Tidak lama kemudian, meja murid-muridnya sudah bersih tanpa ada satu buku pun di atas meja mereka.

"Anastasia, tolong pimpin doa," Rachael memanggil nama anak perempuan dengan dua kepangan pada sisi kiri dan kanan kepalanya. Pipi anak itu bersemu dengan merah sambil melihat ke kiri dan kanan sambil menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk.

"Baiklah teman-teman, sebelum pulang marilah kita berdoa untuk meminta pemberkatan Tuhan supaya kita dapat sampai di rumah kita masing-masing dengan selamat. Doa dimulai," pimpin Anastasia setelah menenangkan dirinya.

Suasana kelas menjadi sunyi, hanya terdengar suara Anastasia yang sedang memimpin doa.

"Amin."

"Selamat siang, kalian boleh pulang!"

Satu detik setelah Rachael menyelesaikan ucapannya, murid-murid berlari keluar dengan ransel warna-warni yang terpikul pada punggung mereka masing-masing. Mereka juga berjalan berkelompok keluar dari pintu sambil berinteraksi satu sama lain.

Rachael menjadi yang paling akhir untuk keluar dari ruang kelas setelah sebelumnya merapikan buku-buku paket yang dibawanya. Rachael berjalan menuruni tangga menuju kantor guru yang berada di lantai dasar, lalu meletakkan buku-buku dalam pelukkannya ke atas meja kerjanya.

"Chel, yuk pulang!" ajak Celine yang sudah berdiri di depannya dengan selempang abu-abu kebangsaannya yang sudah tersampir rapi pada bahunya.

"Sorry, aku ada janji temu sama papanya Alexander. Kamu mau tunggu, atau pulang dulu? Sepertinya tidak lama, mungkin hanya tiga puluh menit."

Rachael merasa tidak enak dengan Celine karena mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Tapi mau bagaimana lagi?

"Hmm... aku tunggu aja deh. Sambil periksa buku latihan anak-anak. Jadi, santai aja ya!"

"Ok!"

Celine berjalan kembali ke meja kerjanya. Ia meletakkan tas selempangnya kembali dan mulai membuka buku latihan murid-muridnya.

Rachael mengalihkan pandangannya dari Celine ketika mendengar dentingan halus tanda pesan masuk di ponselnya. Rachael menyalakan layar ponselnya, lalu menekan simbol amplop. Ia mendapati pesan dari Jonathan yang memberitahu bahwa ia sudah sampai di sekolah dan menanyakan letak kantor guru.

Rachael berjalan cepat keluar dari kantor guru untuk mencari keberadaan laki-laki itu. Setelah menemukannya, Rachael berjalan mendekat. Ia bingung kepada dirinya sendiri karena dapat mengenali punggung pria itu secara sekilas padahal Rachael hanya pernah bertemu dengannya satu kali.

"Siang, Pak," sapa Rachael setelah berada tepat di belakang pria itu.

Jonathan yang sedari tadi mengedarkan pandangannya mencari Rachael, memutar badannya ke belakang saat ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Siang, Bu," sapa Jonathan sambil mengulurkan tangannya.

"Mari, ke kantor guru. Kita bicara di kantor guru saja." Jonathan mengikuti langkah kaki Rachael.Setelah sampai di depan pintu kantor guru, Rachael menggeser pintu itu sampai terbuka dan mengarahkan Jonathan menuju meja kerjanya.

Jonathan duduk di kursi kayu tepat di depan meja kerja Rachael yang penuh dengan buku latihan anak-anak namun masih terlihat rapi. Ia pun mengedarkan pandangannya, mengamati kantor guru di mana ketiga putranya bersekolah. Rachael duduk di depan Jonathan setelah menempatkan segelas teh hangat di depan Jonathan.

SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]Where stories live. Discover now