Chapter 11~ Sick

345 20 0
                                    

~Andrea~

Setelah dua hari tidak masuk sekolah karena sakit, hari ini aku bermaksud untuk mengunjungi Rafa. Kemarin para lelaki baru saja mengunjunginya tanpa mengajakku maupun Kyla. Mereka bilang itu adalah privasi para lelaki.

Jadi hari ini aku memutuskan untuk mengunjunginya. Sayangnya Kyla tidak dapat ikut karena hari ini kakaknya pulang dari Paris sehingga dia bersama kedua orang tuanya pergi untuk menjemput kakaknya di bandara.

Hari ini juga, menjadi hari pertama ujian akhir semester. Tak terasa sebentar lagi natal. Karena hari ini kami sedang ujian, jam pulang kami lebih cepat dan aku bisa sesegera mungkin bertemu Rafa.

Setelah selesai mengerjakan ujian Bahasa Indonesia dan Agama, aku langsung bergegas membereskan buku dan keluar menuju halte bis.

"Drea! Hari ini kamu akan menjenguk Revan kan?" Tanya Tio saat aku membereskan buku. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan kembali membereskan perlengkapan ujianku.

"Jangan lupa untuk memasakkan sesuatu untuknya. Pasti dia belum makan." Seru Aldo yang sekarang berdiri di depan mejaku.

"Baiklah." Seruku.

"Kau mampirlah ke supermarket dulu. Bahan makanan di rumah Revan tidak sehat sama sekali." Seru Alex memberitahu.

"Iya-iya." Balasku.

"Kau yakin tidak apa-apa pergi sendiri?" Tanya Alex.

"Aku yakin. Kalau kalian mau ikut juga tidak apa-apa." Ajakku.

"Boleh-boleh. Sekalian aku mau memakan masakan Andrea." Seru Tio senang mengakibatkan dirinya mendapat pandangan mengerikan dari Aldo.

"Tidak-tidak! Kita tidak boleh datang. Jika kita datang, yang ada Revan tidak akan bisa beristirahat." Kata Aldo sambil menatap kedua temannya dengan tatapan garang.

"Kau benar. Apalagi jika burung beo ini ikut." Seru Alex sambil memukul Tio.

"Apa kau bilang burung beo?!" Serunya marah dan membuat mereka kembali beradu mulut dan bertengkar. Aku dan Aldo hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan mereka.

"Lebih baik kau berangkat sekarang." Seru Aldo sambil mendorong tubuhku keluar kelas.

"Baiklah. Dadah!" Seruku sambil beranjak pergi.

"Dah! Jaga Revan baik-baik!" Seru Aldo yang dibalas dengan acungan jempol dariku.

Setelah keluar dari sekolah, aku langsung beranjak menuju halte bis dan seperti biasa aku mengambil tempat duduk di paling belakang, dekat dengan kaca. Aku turun di depan halte yang dekat dengan supermarket, sehingga sepulang dari berbelanja, aku harus berjalan kaki menuju apatermen Rafa. Untung saja hari ini langit sangat cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

Sesampainya di supermarket aku langsung mengambil keranjang belanjaan dan mulai menyusuri rak-rak supermarket.

Rencananya, aku akan membuat bubur dan juga sayur bayam bening. Untuk minuman aku tidak tahu minuman apa yang harus kubuatkan untuk orang sakit, jadi aku akan membeli susu saja untuknya.

Setelah mendapatkan bahan makanan untuk Rafa dan juga beberapa cemilan untukku, aku segera membawanya ke kasir dan pergi menuju apatermen Rafa.

Perjalanan yang kutempuh cukup jauh, untung saja aku membawa topi sehingga aku tidak terlalu terkena sengatan matahari. Setelah sampai, aku langsung disapa oleh petugas security yang sepertinya sudah mengenal diriku sebagi temannya Rafa. Aku langsung menuju lift dan menuju lantai enam.

Sesampainya di sana aku langsung menekan bel karena aku tidak mengetahui passcode apatermennya. Aku menunggu lama sekali, sepertinya dia sedang tidur atau entah sedang apa.

Prolog✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang