"Memberi hormat kepada Huanghou Niangniang. Bixia sedang memeriksa pekerjaannya dan telah menunggu anda di dalam..", Ujar Kasim itu pada Xiu Lian kemudian membukakan pintu baginya untuk bertemu dengan sang suami. Dengan nampan yang sedikit berat untuk dibawanya karna teko yang terbuat dari tanah liat itu ditambah gelas yang terbuat dari bahan yang sama, belum lagi mangkuk yang berisikan makanan ringan.

"Bi---", Penghormatan yang seharusnya dilakukan setiap kali bertemu tidak jadi diucapkan Xiu Lian karna melihat kaisar yang duduk bersimpuh dengan tumpukan kertas dengan tulisan hanzi yang ditulis mengunakan tinta hitam dan kuas. Matanya yang terpejam, membuat Kaisar seolah sedang tertidur.

Xiu Lian meletakkan nampan keatas meja yang nyaris tidak ada ruang lagi namun berhasil diletakkan setelah Xiu Lian memindahkan beberapa kertas kesisi lain, Tidak ingin menyia-nyiakan semua hal. Xiu Lian memperhatikan wajah Kaisar yang terlihat sangat menawan, bulu matanya yang panjang dan lentik, hidung mancungnya yang menambah ketampanannya, bibir yang terlihat mengering karna suhu udara disekitar pagi itu.

Tanpa sadar jari telunjuk Xiu Lian menyentuh pipi sebelah kanan Kaisar kemudian beralih ke bibirnya, "Bixia, anda telah bekerja dengan sangat keras, anda pasti sangat-lah lelah. Bahkan bagi anda yang merupakan seorang kaisar, seseorang yang begitu terhormat seperti anda harus tertidur dalam kondisi tidak menentu ketika membaca semua keluhan dari para rakyat. Mungkin tidak pantas bagi saya untuk mengatakan ini, tapi saya adalah istri anda. Permaisuri anda, pendamping hidup anda. Saya akan mendukung anda, membantu dan mendampingi anda kapanpun...",

Senyum penuh ketulusan terpampang nyata dibibir Xiu Lian, hingga saat dia harus memberikan isyarat pada kasim yang tiba-tiba masuk dengan terburu-buru untuk tidak bersuara.

"Ada apa?", Tanya Xiu Lian pada kasim itu dengan pelan berharap Kaisar tidak terganggu dengan suaranya

"Menjawab keagungan anda Huanghou Niangniang, Akan ada pertemuan sebentar lagi untuk membahas masalah benteng dibagian utara yang hancur karna serangan musuh beberapa hari yang lalu..", Ujar Kasim itu tidak kalah pelan dan berhati-hati untuk tidak membangunkan Kaisar yang memang terkenal paling tidak suka diganggu tidurnya.

Xiu Lian menghela napasnya pelan, "Baiklah, Saya yang akan mengantikan Kaisar nanti. Biarkan kaisar beristirahat..", Ujar Xiu Lian mengindahkan ucapan Kasim itu mengingatkan jadwal kaisar yang selalu padat setiap harinya.

Kasim itu segera mengundurkan diri, menutup kembali pintu kemudian diiringi Xiu Lian yang kembali menatap kaisar dan memberikan senyuman manis padanya yang sedang tidur. Xiu Lian melayangkan sebuah kecupan yang sebenarnya dia sadar tidak-lah sopan terhadap seorang kaisar tepat di pipi sebelah kanan Kaisar, kemudian hendak beranjak bangun namun sebuah tangan menahan tangannya yang dilanjutkan dengan tarikan pada pinggul Xiu Lian hingga gadis itu terjatuh dan terduduk diatas pangkuan.

"Bi---bixia????", Pekik Xiu Lian terkejut mendapati Kaisar sedang mendudukkan Xiu Lian pada pangkuannya. Dua pasang mata itu bertemu satu sama lain, hingga akhirnya kaisar menyeringai.

"Apa begitu caramu untuk mendukung suamimu ini? Menyerangnya disaat tidak berdaya?", Sindir Kaisar mengetahui dirinya diserang oleh istrinya sendiri disaat dia tertidur tadi.

"Tidak sia-sia Zhen berpura-pura tidur bukan? Zhen bisa melihat bagaimana seorang istri menanggapi suaminya yang tertidur saat sedang bekerja..", Sindir kaisar lagi membuka semua trik murahannya. Berpura-pura tidur didepan Xiu Lian dan memergoki gadis itu baru saja mengecupnya, menyentuhnya.

[COMPLETE] First : Empress XIU Where stories live. Discover now