Hey Luke #2

1K 91 8
                                    

**

"Kalau iya, gimana?"

Dan kali ini Luke yang diam. Dan aku rasanya mau loncat saja ke jurang.

"Maaf Heather, tapi.."

Aku rasanya benar benar ingin loncat. Kenapa aku bisa bodoh sekali?!

Aku diam dan menunggu Luke menyelesaikan ucapannya.

**

Heather

Akhirnya, Luke melanjutkan kata-katanya. "Tapi aku tidak bisa.."

Kali ini aku bahkan tidak merasa degdeg-an lagi. Rasanya seperti mati rasa.

Ia menarik nafas lalu melanjutkan lagi "Kau ingat ketika aku bilang 'pernahkah kau berfikir tentang cinta'?" ia agak terbata-bata tapi lalu terus bercerita. "Aku saat itu sebenarnya ingin curhat tentang Elle.."

oh, jadi Elle.

"Aku... Minta maaf" Luke menundukkan kepalanya kebawah.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Luke." aku bangkit berdiri lalu berkata, "kuharap perjalananmu menyenangkan. Aku pulang ya"

Lalu aku berjalan pulang ke rumah. Tanpa melihat ke belakang. Dan dia bahkan tidak mengejarku. Untuk apa juga aku masih mengharapkan ia untuk mengejarku?

Elle.

Nama itu terus terngiang di otak-ku. Aku ingat dia. Aku pernah mendengar namanya disaat Luke mengantarkan aku meminta maaf pada Madame Lorsie. Kalian masih ingat?

Lalu disaat aku melihat puisi-puisi Luke, banyak lembaran yang bertuliskan nama Elle.

Atau mungkin, puisi yang dulu pernah Luke buat dadakan itu juga tentang Elle. Aku bahkan masih ingat puisinya.

namun aku tau

hari itu akan datang lagi

disaat dua merpati

berlari dan langit menjadi saksi

bahwa kau akan datang

kembali

kau akan kembali

lagi

Intinya, ia mau bersama Elle lagi. Mungkin, dia adalah mantan pacarnya?

Tidak tahu kenapa hatiku rasanya amat sakit. Tidak tahu kenapa. Mungkin aku memang benar-benar sudah jatuh cinta padanya. Salahku telah jatuh cinta padanya.

Elle pasti sangat cantik dan mungkin juga sangat menarik. Sehingga ia susah sekali melupakannya. Sementara aku mungkin hanya menjadi bagian kecil dari hidupnya.

yang tak berarti apa apa baginya.

Lalu kenapa dulu kau memberikanku bunga, kau bersikap perhatian, dan bahkan kau--

mungkin akulah yang salah, telah mencintai orang yang salah.

Hatiku masih sakit. Ya Tuhan, rasanya sakit sekali. Aku terus berjalan pulang walaupun mataku tak bisa melihat fokus karena genangan airmata.

Sesampainya di rumah, ayah dan ibu hanya terdiam dan tidak bertanya apa apa. Mungkin mereka kira aku menangis karena kebun bunga matahari. Aku memang tadi menangis tentang itu. Tapi sekarang aku menangisi hal lain.

Hal yang tak sepatutnya kutangisi.

----------

maaf ya chapter sebelumnya ngegantung hihihihi c: vomments-nya ditunggu ya! udah sih author's note nya itu aja :'3

-ann

Golden SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang