The Trip

1.2K 95 7
                                    

Heather

Aku melambaikan tangan kearah Georgia. Ia tampak sebal, kenapa aku harus liburan lama segala—meninggalkan dia di apartemen sendirian. Aku menarik koperku dengan letoy, tidak berat sih. Hari ini adalah hari nya. Kau tahu kan? aku dan luke akan mengadakan suatu perjalanan berdua untuk menyelesaikan tugas dari madame lorsie. Dan tujuannya—seperti yang kalian tahu, kami akan pergi ke kota tempat kelahiranku. Kota bunga matahari yang selalu aku banggakan.

Luke menatapku yang lemas. “Kau tampak tidak bersemangat. Atau memang tidak bersemangat?” ia menatapku bingung.

“Mmm… tidak. Mana mungkin aku tidak bersemangat?” aku berusaha menampakkan muka orang yang bersemangat.

“Kau sudah makan?”

“Belum.” Jawabku.               

“Ayo cari makan dulu” Luke menarik tanganku.

“Tidak mau.” Aku melepaskannya. “Aku tidak lapar.”

“Ayolah, aku tidak mau seharian penuh berdua sama orang yang lesu.”

Aku memukul bahu Luke pelan. Sialan, dia bilang aku lesu. Akhirnya aku mengalah dan menuruti perkataan Luke. Kami makan di salah satu kafe yang ada di airport. Yah, meskipun aku tidak lapar. Tetapi aku harus mengakui kalau aku menjadi tidak letoy seperti tadi.      

----------

Luke terlihat keren dengan jaket kulitnya yang berwarna coklat. Eh, barusan aku bilang apa?! Aku duduk di samping Luke—tentunya. Tujuan kami adalah Prancis. Dan kau mungkin bingung kenapa kami pergi ke Prancis. Tempat tinggalku memang dekat Prancis. Tetapi aku tidak pernah menguasai bahasa Prancis karena aku tinggal di Spanyol. Perbatasan Prancis dan Spanyol tepatnya.

“Dulu aku kira, Kota Kandroila adanya di Mesir.” Luke membuka pembicaraan.

“Hah?” aku tertawa pelan. “Memangnya wajahku terlihat seperti orang Mesir?”

“Haha, tidak sih.. dan aku tak habis fikir kenapa kau mengambil les bahasa prancis dan baru mau belajar sekarang padahal kau tinggal dekat sekali dengan Prancis.”

“Tidak tahu, bodohnya aku tidak pernah berfikir tentang itu sebelumnya. Lagian kan, aku tidak pernah pergi ke Prancis.”

“Serius?” Luke menatapku lebay.

“Aku jarang pergi kemana-mana yang jauh.”

“Eh, heather. Apa perjalanan dari prancis ke kota Kandroila memakan waktu yang lama?”  Luke bertanya seraya memakan snack yang diberikan oleh pihak pesawat.

“Ya, lumayan lama.” Jawabku singkat.

“Nanti di rumahmu aku tidur dimana?” ia bertanya lagi.

“Di sofa.”

“Apa kau sudah bilang pada ayah ibumu kalau aku akan datang?” Luke bertanya secara bertubi-tubi.

“Belum.” Aku tertawa. Ekspresi Luke langsung berubah drastis saat aku mengucapkan kalimat barusan.

“HAH?!” entah kenapa Luke jadi lebay. Atau memang aku yang keterlaluan ya?

“Kan aku mau biar surprise.” Aku berusaha membela diri. Dan memang itu alasanku tidak memberitahukan kalau aku akan datang pada ayah dan ibu.

“Heather, ga gitu juga.” Luke menampakkan wajah memelas, “Kalau aku tidak diijinkan menginap dirumahmu untuk semalam bagaimana?”

“Pasti boleh.” aku menjawab santai.

----------

Kami sudah sampai di airport di Paris, Prancis. Dan perjalanan belum selesai. Masih panjang, kalau dibilang. Tapi kami hanya tinggal naik kereta saja ke kota Kandroila, lalu ke rumahku tinggal jalan kaki. Kota Kondraila memang hanya kota yang kecil, sedikit penduduk. Namun, kebun matahari nya sangat luas. Apalagi kebun milik keluargaku. Aku menjadi semakin tidak sabar melihat kebun bunga matahari ku lagi.

Kami naik kereta menuju kota Kandroila. Aku duduk di dekat jendela, bisa melihat pemandangan dengan leluasa. Luke membaca buku yang ia bawa. Looking for Alaska buatan John Green. Aku sudah pernah membaca buku itu. Aku sendiri lupa membawa buku, padahal aku tahu perjalanan akan memakan waktu yang lama.

Jadi, lebih baik aku tidur.

----------

Luke

Sudah 3 jam lebih dan kami belum sampai juga. Aku bahkan sudah selesai membaca buku yang kubawa. Aku mengambil buku journal ku. Mumpung Heather tidur, aku ingin mengisi journal perjalanan ini. Aku memiliki journal yang kubawa saat aku sedang bepergian—atau saat aku ingin menulis sesuatu di buku. Aku mengambil pulpen dan langsung menulis.

Hari ini, 29 Maret 2014.

Aku sedang duduk di kereta bersama Heather disebelahku. Mengapa kami sedang bersama sekarang? Penyebabnya adalah tugas dari Madame Lorsie. Kami akan menuju Kota Kandroila, kota tempat kelahirannya. Dimana terdapat kebun bunga matahari yang selalu ia ceritakan keindahannya. Perjalanan masih panjang, ia tertidur sekarang. Iya, maksudku adalah Heather. Dan aku membiarkannya tidur di bahuku. Aku menyukai bagaimana rambutnya berwarna abstrak, coklat tua, coklat muda, dan bahkan ada yang sedikit blonde. Aku bahkan menyukai struktur rambutnya yang bergelombang dan agak semrawut. Aku suka caranya tertawa dan bagaimana ia memandang bunga matahari saat aku memberikannya tiga buah. Dan aku bahkan suka melihat wajahnya ketika ia tidur, bulu matanya yang terlihat berwarna terang disinari matahari.

Dan aku bingung kenapa lebih menceritakan Heather daripada perjalanan ini sendiri.

----------

Loooolllll akhirnya update. nama kotanya ngasal abiss wkwkwkwkwkwk maaf makin gaje

-ann

Golden SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang