Kebun Bunga Matahari

8.5K 207 8
                                    

Heather

Aku tinggal di daerah dimana bunga matahari tumbuh dengan subur dan pohon kelapa tidak pernah dapat tumbuh. Dimana hujan turun tanpa disertai badai dan matahari bersinar dengan sangat cerah. Dimana aku tinggal dengan tenang meski harus bersekolah di kota dan hanya pulang setiap minggu. Namun keadaan bahkan semakin memburuk, aku bahkan tak bisa pulang dalam waktu sebulan, atau dua bulan, atau bahkan lima bulan. Aku harus kuliah di negara lain. negara yang tak jauh dari negara asal-ku. Negara itu adalah inggris. tepatnya, aku akan berkuliah di kota London.

"Heather, kau sepertinya sedang murung." Georgia membuyarkan lamunanku.

"Tidak." aku membantahnya.

"Iya. Aku bisa melihatnya dari matamu yang indah itu.." Georgia seperti biasanya menggodaku.

"Mata biru milikmu jauh lebih bagus dari mataku yang berwarna tak jelas seperti ini"

"Come on Heath, warna matamu seperti emas"

"Kau jelas sudah ngaco." aku menampakkan wajah 'kau bergurau' kearah Georgia.

"Tapi aku serius, Heather. Ketika disinari matahari warna matamu seperti emas."

Aku tertawa. "Lebih baik kita ke perpustakaan."

"Aku tidak pernah memiliki hobby membaca sepertimu" Ia malah pura-pura tidur. "Sudahlah, aku mengantuk."

"Ayolaahhh Georgia, you're the sweetest from the sweetest you are the kindest of the kindest you are--"

"Hhhhhh... baiklah heathy tinky winky"

----------

Minggu lalu, aku sempat berfikir untuk mengambil suatu les bahasa. Untuk mengisi waktu senggang-ku. Aku adalah typical orang yang mudah bosan, aku ingin melakukan sesuatu yang produktif. Dan aku tak tahu kenapa mengambil les bahasa prancis. Aku suka negara itu. Dan mungkin saja jika aku kesana nanti, aku akan dengan mudah menemukan segala sesuatu. Atau mungkin karena aku ingin sesuatu yang menantang.

Aku suka tantangan.

"Kau les bahasa prancis!?" Georgia melotot seraya mengamati selembar kertas yang kuberikan padanya.

"Itu hal yang bagus bukan?" aku malah tersenyum bersemangat. Sambil merebahkan diri diatas tempat tidur.

"Tidak sama sekali. kau tidak tau seberapa susah-nya bahasa itu!?" Georgia menghidupkan tv, acara America's Next Top Model kesukaannya.

"I exactly know, gorgeous" aku memplesetkan nama georgia menjadi gorgeous.

"Good luck." ucap georgia, matanya tetap tertuju kepada tv. "GOD! andai aku memiliki badan seperti itu!" ia membesarkan volume tv yang sebenarnya sudah kencang.

"Lebih baik kita menonton film" aku merebut remote tv yang sedang ia pegang.

"Hhshhhh" dengan ganas Georgia mengambil remote yang kali ini kupegang, namun dengan cepat sudah kembali ke tangannya.

"Enak saja kau mengganti acara kesukaanku." ia mengambil coca cola dan potato chips, lantas memakannya sambil menonton tv. tiduran.

"Katanya mau punya badan bagus, tapi kerjaanmu makan terus. Bagaimana bisa!?" aku meledek Georgia.

"Biar saja lah. Kau mau pizza? aku memesannya 1 jam yang lalu." Georgia asyik ngemil potato chips rasa bbq.

"MAU!"

---------

"Heather Winterlaw"

Aku mengangkat tangan. Aku harap guru ini baik, pikirku.

"Please explain about yourself." ucap guru itu lembut. God, she has a gorgeous hair.

"My name is Heather Winterlaw 19 y o, i like sunflower. I don't like coconut i think it tasted like shampoo. And i love baking cookies."

"Wow kau bisa membawa cookies-mu itu kesini kapan kapan" guru itu tersenyum bergurau.

1 jam berlalu. Aku sudah mulai mengerti tentang bahasa prancis dasar. Guru itu ternyata bernama Madame Lorsie, dia cantik tapi cara mengajar-nya tidak membuatku sangat paham.

"Now we have this session, i will make you into pair, and you have to discuss about this exercise i gave"

Aku mengamati kertas yang kugenggam. GOSH, THIS IS HARD. aku hanya bisa mengerti satu dua soal. Madame Lorsie menentukan siapa pasanganku. Dan inilah dia, laki laki yang tampak berumur sama denganku, rambut nya hitam, dia mempunyai wajah baby face yang cukup 'lumayan'.

"Namamu?" aku bertanya tanpa ragu-ragu.

"Luke." jawabnya singkat. Sangat singkat malah. Dia bahkan tidak bertanya balik namaku.

"Namaku Heather." aku memperkenalkan diri tanpa diminta.

"Ya"

Ugh, aku mulai kesal. Mungkin dia memang begini, 'sok cool' dengan perempuan. Karena kulihat ia bukan orang yang dingin saat bermain dengan teman laki-laki nya yang lain. Kami pun mulai berdiskusi. Dan ternyata dia bahkan lebih pintar dariku. Bahkan sesekali aku meminta dia untuk mengajariku.

"Kau benar-benar tak mengerti?"

"Tidak." aku menjawab polos sambil tertawa. Ia dengan sabar menjelaskan.

"Kau bahkan menjelaskan lebih baik daripada Madame Lorsie" aku membolak balik bolpoint-ku, santai.

"SSSSTTTT" Luke meletakkan telunjuknya di depan bibir. Aku tak sadar Madame Lorsie sedang berada di dekat kami.

"Apakah dia mendengarnya?" aku berbisik pada Luke.

"Aku juga tak tahu."

Dan untung saja, sepertinya dia tidak mendengarnya. Ya, sepertinya. sudahlah. Menyesali apa yang telah kau katakan itu memang tak enak rasanya.

----------

"GEORGIAAAA" aku berteriak saat memasuki apartemen kami. Ya, milikku dan Georgia.

"Apa!? kenapa!?" Georgia yang hanya memakai handuk dan rambut yang penuh dengan shampo keluar dari kamar mandi.

Aku lantas tertawa. "Tidak apa apa"

"Huh, kau bisa tidak sih tak usah teriak teriak begitu. Ini kan apartemen" Georgia masuk ke kamar mandi dengan wajah masam.

Aku hanya menjulurkan lidah, meledek. Sayangnya dia tidak lihat. Sudah buru-buru masuk kamar mandi dengan muka bete nya yang khas.

Tiba-tiba ada yang menutup mata-ku dari belakang. Aku lantas berteriak, tak peduli apakah ini apartemen atau rumah kecil yang terletak di pinggir hutan--dimana aku bisa berteriak dengan sangat kencang.

"Sudah kubilang jangan berteriak di apartemen!"

Tangan di mata-ku itu terlepas dan dibelakang ku sudah ada Georgia.

"Kau mandi secepat itu!?" aku melotot melihat Georgia yang sudah selesai mandi.

"Sebenarnya, aku sudah mandi dari setengah jam sebelum kau pulang."

"Pantas saja." jawabku singkat. tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu apartemen kami.

"Nah, itu sekarang urusanmu. Siapa suruh berteriak sekencang itu di apartemen." Georgia berlalu ke kamar-nya. Meninggalkanku yang harus berurusan karna teriakan mengganggu milikku tadi.

------------

hello! so this is my first story on wattpad i know it's really creepy lol it's so short omg. i'm going to be better soon! this part is dedicated to alya! thanks for the cover baeee and i would really appreciate it if you vote or leave a comment. thank you for reading xx -ann

Golden SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang