Butterfly

1.7K 111 5
                                    

Heather

"Kau yakin?" aku menelan ludah, tidak percaya.

"Yasudah kalau kau tidak mau."

Ia baru saja akan berlari ke mobilnya sebelum aku menarik jaketnya, lagi. "Ya, mau."

Kami berlari-lari kecil, hujan perlahan mulai mereda meskipun masih deras.

Luke membukakan pintu mobilnya untukku. Aku lantas masuk dengan buru-buru, bajuku sudah basah sekali. First impression? mobil Luke wangi.

"Rumahmu dimana?" Luke memasang seatbelt, lalu bersiap menyetir.

"Di Apartemen Vorz" aku menjawab singkat. Luke pasti tahu dimana.

"Kau kuliah di The University of Vorz?" Luke mengemudikan mobilnya dengan perlahan.

"Iya."

"Apartemen-mu itu di sebelah kampus kan?" ia bertanya lagi

"Iya." aku seakan revenge, menjawab dengan kata-kata singkat seperti biasanya Luke berbicara kepadaku.

Apartemen-ku tak jauh dari tempat les. 30 menit pun sudah sampai.

"Terima kasih ya," aku turun dari mobil Luke. "kau yakin tidak mau mampir?"

"Tidak" Luke bersiap mengemudikan mobilnya pulang.

"Hati-hati dijalan!" aku berteriak, tidak tahu apa dia sudah menutup kaca mobilnya atau belum, apakah dia mendengarnya atau tidak.

---------

Hari ini sabtu. Aku libur kuliah maupun les. Kalian kira aku les setiap hari? tidak. Aku les setiap hari rabu, kamis, dan jum'at.

Dan aku memutuskan untuk berjalan-jalan bersama georgia di hari yg cerah ini.

"Foto aku!" aku bergaya di depan big ben. Georgia memotretku dengan polaroid. "Aku cantik ya di foto ini" aku berteriak girang kearah Georgia.

"Oke sekarang giliranku." kali ini Georgia yang berpose di depan big ben. Kami memotret banyak foto. "Heather, aku ingin es krim"

"Georgia, aku bosan bertemu dengannya" aku masih sibuk selfie.

"Ayolah Heather, aku ingin es krim.."

"Baiklah." aku menyudahi foto-foto dan berjalan ke sebuah restaurant es krim.

Tempat dimana aku bertemu dengan Georgia di sebuah pertemuan spesial.

Oke. Aku akan menceritakannya kenapa harus kukatakan spesial.

Jadi, begini ceritanya.

Saat itu Georgia mengira akulah penjaga toko es krim itu. Padahal penjaga toko es krim itu adalah, Luke. Ya, Luke.

"Maafkan aku, sungguh aku kira kau penjaganya. Mungkin efek lapar" Georgia meminta maaf sambil nyengir kearahku.

"Iya tidak apa-apa. kemana ya penjaganya?" aku memanjangkan leherku, memandang ke segala arah mencari kira-kira dimana penjaganya.

Tiba-tiba datang seorang pemuda seumuran kami dengan muka yang sangat bete. "Mau pesan apa"

Hey, dia menyebalkan sekali.

"Kemana saja kau? penjaga harusnya selalu siap. Bagaimana sih?" Georgia malah sewot.

"Aku kan tidak mau menjaga toko. Ini terpaksa. Orang tuaku yang menyuruhku. Cepat, mau pesan apa?"

Golden SunWhere stories live. Discover now