Twenty Nine

288K 18.1K 1K
                                    

"Aku dan kamu memiliki kekurangan dan kelebihan. Aku melengkapi kekuranganmu dan kamu melengkapi kekuranganku. Intinya aku merasa sempurna jika bersama denganmu. "-GG

-----------

"Gue duluan ya, Glad."Velly melambai kecil dengan sebelah tangan mengusap hidungnya yang memerah.

Gladys mengangguk."Istirahat, sebentar lagi kita ada try out. Jangan sampai kesehatan lo drop. "

Velly mengacungkan dua ibu jari tangannya pada Gladys."Siap bos! "

"Aduh perhatiannya, "celetuk Armand menudukkan pantatnya disebeeang meja tempat Gladys berada. "Aku nggak diperhatiin,Glad?"

"Wah,aku seperti mencium bau-bau busuk, "Lilo mengendus tubuh Armand. "Seperti bau PHO. "

"Bego. "Hans menggelengkan kepala melihat tingkah dua temannya. "Kapan lo berdua pinter? Kalau PHO ada baunya nggak bakalan dia berhasil merusak hubungan orang. "

"Aduh bang, kenapa jadi curhat?" Armand menepuk pundak Hans dengan ekspresi prihatin membuat cowok itu mengumpat kesal.

Hans memang dulu sempat dekat dengan seorang perempuan tetapi kisah cintanya tidak berjalan mulus karena ada pihak ketiga yang menikung sebelum ia sempat mengungkapkan perasaannya.

"Daku jadi merasa bersalah,"Lilo menutup mulutnya dengan telapak tangan. Tatapannya berubah menyendu seolah mengasihani Hans yang sudah tidak tahan ingin mengabsen kebun binatang.

Gladys terkekeh geli. "Udahlah mending sekarang pulang dari pada kalian ribut."

Masih saling menatap kesal ketiganya menurut mengekori Gladys keluar kelas. Given memang berpesan pada mereka untuk menjaga Gladys,jangan sampai membiarkan gadis itu sendirian. Semenjak tahu kenekatan Ivan yang tempo hari mengganggu Gladys dibelakangnya,Given semakin protektif pada gadis itu.

Baru saja melangkah keluar kelas mendadak Gladys menghentikan langkahnya dengan bibir terkatup rapat. Melihat Gladys terdiam Hans, Armand, dan Lilo yang tadi berdebat refleks menoleh kedepan dan mendapati Ivan berjalan santai kearah mereka.

"Mau apa lo? "tanya Hans melangkah maju,sedangkan Armand menarik tangan Gladys berlindung dibalik tubuhnya.

"Wow fantastic, berasa artis banget ya makin banyak bodyguard-nya. " Ivan tertawa renyah.

"Jangan banyak bacot, mau lo apa sebenernya? " tanya Lilo tetap tenang berusaha menyembunyikan emosinya yang mulai naik hanya karena melihat wajah 'alim' Ivan.

"Gue mau apa? " Ivan tersenyum smirk. "Gue cuma mau kasih salam kecewek cantik di belakang kalian. "

"Sayangnya, dia nggak butuh salam dari lo. "

Senyuman Ivan memudar saat sebuah tangan menepuk pundaknya. Dengan sekali sentakan Given berhasil mendorong tubuh Ivan hingga menabrak dinding koridor.

Given mengeraskan rahang berdiri tepat dihadapan Ivan. "Mau apa lo sama cewek gue? "

Bukannya takut Ivan justru tertawa nyaring dengan bibir menyunggingkan senyum mengejek. "Oh cewek lo? Gimana? Seharusnya lo berterimakasih sama gue. Tanpa gue mungkin selamanya tante Sonya nggak akan restui hubungan kalian. "

Ivan melirik tangan Given yang terkepal."Kenapa? Cepet pukul, lo pikir gue takut? Lo itu cuma modal tenaga otak nggak jala--"

Bugh!

"Given! "Gladys hendak melangkah maju menahan Given yang mulai termakan emosi namun tindakannya digagalkan karena Armand sudah lebih dulu menarik tangannya menjauh.

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Where stories live. Discover now