Twenty Eight

292K 17.1K 557
                                    

"Manusia tidak akan bisa hidup tenang jika hatinya masih menyimpan dendam masa lalu. Lepaskan, lupakan, dan memaafkan adalah pilihan yang terbaik."

------


"Gue pikir, lo nggak mungkin mau lihat gue lagi. " Ratna tersenyum manis melihat sosok Gladys berjalan mendekat kearahnya.

Kemarin Ratna mengirim pesan pada Gladys untuk bertemu dengannya diatap gedung sekolah. Meskipun sebenarnya Gladys sempat merasa ragu, tak urung ia tetap menemui mantan sahabatnya itu. Tidak dapat dipungkiri ada perasaan takut Ratna akan kembali merusak hubungannya dengan Given seperti dulu.

Gladys tidak memberitahu Velly ataupun Given tentang pertemuannya dengan Ratna pagi ini. Ia tidak ingin dua orang itu mengamuk dan menahannya bertemu dengan Ratna. Setidaknya Gladys merasa harus menyelesaikan dan meluruskan masalah masa lalu agar tidak ada lagi dendam diantara mereka.

"Mau bicara apa? "tanya Gladys tanpa basa basi.

Ratna tersenyum menepuk bangku kayu disampingnya."Duduk dulu,Glad."

Gladys mengangguk menurut duduk disamping Ratna.

"Ada yang harus gue jelasin tentang kesalah pahaman waktu itu,"Ratna menolehkan wajah menatap sendu gadis disampingnya. "Gue akui dulu memang sempet iri dan benci sama lo karena Given lebih memilih lo dari pada gue."

Gladys meremas ujung rok seragamnya menahan perih saat kembali mengingat kejadian itu.

"Gue sempet khilaf dan jatuhin harga diri gue didepan Given, "Ratna menggigit bibir bawahnya menahan isakkan. "Lo inget kejadian di uks waktu itu? "

Tidak mungkin Gladys melupakan kejadian itu. Saat ia melihat Ratna memeluk erat Given dengan kancing seragam terbuka setengah mrmberlihatkan sebagian tubuhnya. Hari itu adalah hari berakhirnya hubungan persahabatan dan asmaranya. Hari yang selalu membuat Gladys trauma jika kembali mengingatnya.

"Waktu itu gue pingsan dideket koridor kelas dan Given yang selamatin gue. Iya gue memang sempet godain dia tapi dia nggak pernah sedikitpun berniat sentuh gue, Glad. Dia tetep pegang teguh pendiriannya untuk setia sama lo. Padahal gue tahu sebagai cowok pasti sulit untuk menahan nafsu, tapi dia beda. Given bahkan nggak pernah lakuin hal intens ke lo kan? "Ratna tersenyum puas melihat Gladys menganggukkan kepala membenarkan. "Gue sempet bingung kenapa Given nggak pernah jelasin kebenaran itu ke lo dan justru membenarkan kalau dia memang ada something sama gue. "

"Kenapa lo nggak jelasin ini dari dulu, Rat? "tanya Gladys tanpa bisa menyembunyikan nada kecewa.

"Apa lo percaya kalau Given yang larang gue untuk meluruskan masalah ini?"Ratna menggelengkan kepala. "Gue bingung jalan pikiran dia gimana, padahal kalau gue jelasin semuanya ke lo mungkin hubungan nggak akan berakhir waktu itu. "

Gladys tertawa getir. "Dia memang punya rencana untuk mengakhiri hubungan sama gue."

Sekarang semua semakin jelas,Gladys semakin paham kenapa waktu itu Given memilih mengakhiri hubungan mereka dan mengatakan hal jahat yang membuatnya sakit hati. Itu semua Given lakukan agar ia semakin benci dan berniat melupakan cowok itu. Untung saja Gladys mengenal baik bagaimana watak Given yang sebenarnya.

Gladys tahu senakal apapun Given, ia bukan tipe cowok yang hobby memainkan perasaan. Bahkan Given adalah satu banding seribu cowok yang masih memegang teguh pendiria kuno tentang tidak boleh ada hubungan intens dalam hubungan pacaran sebelum menikah. Given sangat menghormati kaum hawa.

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Where stories live. Discover now