Why(?)-Nine

356K 24K 2.1K
                                    

"Aku tidak perduli perkataan orang lain. Bagiku mencintaimu itu bukan sebuah kesalahan."

-Gladys Alfeira-

#Turn on music: Michelle Ziudith-Kau dan Aku

----------

"Glad, lo nanti mau tampil apa?"

Gladys mengalihkan pandangannya dari proposal, "Tampil apaan?"

"Lah? Gue udah kasih tau lo kemarin. Hari ini kita penilaian praktik kesenian."

"HAH?!"

"Jangan bilang lo belum siapin apapun?"

"Belum astaga, lo apa?"

"Gue sih gambar, udah gue buat kemarin."

"Lah, gue gimana dong Vel? Nggak sempet kalau gue kudu buat sekarang."

"Santai, lo nyanyi aja dah, boleh kok. Tapi kayak ya cuma lo sih yang tampil hahaha."

Temen memang.

"Sialan lo."

"Yah lo gimana sih? Ivan yang ketua osis aja buat kok. Mana dia bikin robot-robotan gitu. Kayaknya dia udah buat dari lama deh."

"Yakali gue nyanyi Vel, kayak suara gue oke aja."

"Suara lo jelek, gue apa nyet? Udahlah dari pada lo nggak dapet nilai. Nanti gue pinjemin gitar deh."

Gladys meruntuki dirinya dalam hati. Bisa-bisanya dia lupa tugas kesenian itu. Gladys memang pernah jadi vocalis saat SMP dulu, tapi sejak masuk SMA dia tidak pernah lagi aktif di bidang kesenian. Dia ingin mengesampingkan hobby-nya dan mencari pengalaman organisasi yang lebih berguna kelak.

Tidak ada pilihan lain selain menuruti ide Velly. Gila saja ujian praktek dia tidak membawa bahan apapun. Meskipun hanya pelajaran seni tapi tetap saja sayang jika mendapat nilai jelek bukan?

Sudah lama tidak tampil di depan umum, mendadak Gladys merasakan gugup luar biasa. Masalahnya nanti dia harus tampil di hadapan teman sekelasnya. Menurut Gladys masih mending di tonton banyak orang tapi tidak kenal dari pada teman sekelas.

Tangannya semakin terasa dingin saat Pak Sonu masuk kedalam kelas.

"Selamat siang."

"Siang Pak."

"Letakkan hasil karya kalian di atas meja."

Ingin sekali Gladys berteriak frustasi saat semua murid mengeluarkan hasil karya mereka. Hanya dia yang tidak membuat.

"Cepetan Glad, maju gih." Velly memberikan gitar pinjamannya pada Gladys.

Terpaksa Gladys menuruti ucapan Velly. Sial bagi Gladys, baru maju kedepan kelas ingin meminta izin pada Pak Sonu saja anak kelasnya sudah menatapnya penasaran. Apalagi bawa gitar, tentu saja semuanya jadi tertarik.

"Pak, ujian praktek saya nyanyi boleh?"

Pak Sonu menaikkan kedua alisnya menatap Gladys, "Wah tumben sekali ada murid mau tampil. Saya senang lho, silahkan dengan senang hati." Pak Sonu mengetuk mejanya menenangkan kelas yang mulai ramai menebak-nebak apa yang Gladys bicarakan dengan Pak Sonu, "Tolong diam, teman kalian mau nyanyi untuk kalian semua."

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Where stories live. Discover now