Why(?)- Two

585K 32K 3.2K
                                    

"Hal tersulit dalam hidupku adalah bahagia melihat kamu bersama orang lain."

-Given Pratama-

#turn on music: Drive-bersama bintang

----

"Ven?"

"Hm?"

"Menurut lo cinta itu apa?"

Given menolehkan wajahnya, menatap lurus gadis yang sedang sibuk melahap es krim. Tanpa sadar seulas senyum terukir di bibirnya."Cinta itu ketika kebahagiaan seseorang jauh lebih penting dari kebahagiaan diri sendiri."

Gladys berhenti memakan cone eskrimnya, gadis itu tertegun saat menyadari Given sejak tadi sedang menatapnya intens. Gladys mengalihkan tatapannya tidak berani membalas tatapan Given. Jantungnya sudah mau meledak saat ini.

"Gue nggak nyangka lo bisa ngomong gitu."

Given terkekeh masih menatap lurus Gladys. "Kalau menurut lo?"

Gladys berdeham sejenak, kemudian memberanikan diri membalas tatapan Given. "Cinta itu seperti matahari dan bulan."

Gladys tersenyum puas melihat Given mengerutkan keningnya tidak paham.
Gladis mengangkat sebelah tangannya menunjuk langit yang mulai menggelap membuat Given ikut mengangkat wajahnya memandangi langit.

"Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan. Agar bulan tetap bisa bersinar indah." Gladys kembali menolehkan kepala menatap pria di sampinya yang masih sibuk mendongakkan wajahnya melihat langit malam. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya.

"Meskipun mungkin selamanya mereka tidak bisa bersatu."

----

"Glad, pulang bareng gue ya?"

Gladys yang sedang sibuk membereskan mejanya, menoleh sekilas pada Ivan yang berdiri di sisi mejanya."Mmm,kayaknya nggak--"

"Sekalian cari sponsor buat rencana pensi besok." sambung Ivan saat mengetahui gadis itu akan menolak.

Gladys menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Semenjak mengingat perkataan Velly kemarin, membuat perasaan Gladys menjadi serba salah. Di satu sisi Gladys memang harus mulai membuka hati untuk cowok lain, tapi di sisi lain dia tidak tega jika cowok itu adalah Ivan. Gladys tidak yakin seratus persen bisa berpaling pada cowok itu. Gladys tidak ingin jika terlanjur terlalu dekat dengan Ivan tapi hatinya masih memikirkan orang lain. Gladys tidak ingin cowok sebaik Ivan hanya jadi pelariannya semata.

Gladys melirik sekilas Ivan yang menatapnya dengan tatapan berharap. Gadis itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya mengangguk kecil.

"Yaudah deh."

Ivan memasang ekspresi tenang padahal hampir saja dia melompat kegirangan. Gladys memang tidak pernah mau pulang bersamanya. Banyak sekali alasan yang di berikan gadis itu untuk menolak tawaran 'pulang bareng' Ivan.

Sebenarnya tidak hanya Ivan yang menawarkan hal itu pada Gladys. Banyak sekali siswa baik diam-diam maupun secara langsung mendekati gadis itu. Mulai dari modus tawaran pulang bareng, makan bareng, atau hangout. Tapi tidak ada satupun tawaran itu di terima oleh Gladys.

Hanya ada satu cowok yang berhasil membuat gadis itu takhluk. Sayangnya cowok itu justru berandalan sekolah yang kerjanya hanya merokok, berantem, bolos, dan bahkan sekarang tidak naik kelas. Tidak ada yang bisa menerima bahwa cowok berandal itu pernah menjalin asmara dengan salah satu cewek most wanted di SMA Bakti Mulia.

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang