"Oh sudah?" Tanya Arvind sembari menoleh ke arah Feli. Dan beberapa detik kemudian pikiran nakalnya tiba-tiba terlintas begitu saja.

Feli yang belum sadar dengan tatapan Arvind pun melanjutkan aktivitasnya dengan duduk di depan meja rias dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

Tampak beberapa kali Arvind mengubah posisinya yang semata-mata ia lakukan agar tidak terus-terusan berpikiran aneh-aneh terhadap perempuan yang ada di hadapannya.

"Heh Fel, Lo tadi ngapain sih? Lama banget? Asal Lo tahu Lo di kamar mandi itu sudah sejam setengah loh." Tanya Arvind.

"Ya mandilah! Kepo banget sih Lo!" Feli menjawabnya rada judes.

"Ye ditanya baik-baik jawabnya judes banget!"

"Bodo! Kenapa peduli banget Lo sama Gue?" Tanya Feli sambil membalik badannya menjadi menghadap Arvind sepenuhnya.

"Ya iyalah peduli! Nanti kalau Lo kenapa-kenapa di dalam kamar mandi kan dikira Gue KDRT atau apalah itu dan yang repot Gue juga!"

Feli memutar bola matanya malas. "Ya ya ya, terserah elo dah." Kemudian ia mengambil ponselnya lagi dan di saat yang bersamaan seseorang meneleponnya.

"Gaga?" Dan dengan santai Feli mengangkat telepon itu tanpa peduli Arvind menatapnya tajam.

"Halo?"

"...."

"Sekarang? Eh Gue enggak bisa."

"..."

"Iya Gue tahu itu penting buat elo, tapi Gue enggak bisa. Lo ajak sahabat Lo saja sana."

"..."

"Ga bukannya Gu-.." ucapan Felicie terpotong.

"..."

"Ga Gue enggak begitu ya! Kok Lo jadi menyalahkan Gue?!"

"..."

"Sudah ah itu urusan Lo sendiri! Gue enggak mau ikut campur! Urus saja cewek Lo sendiri!" Feli pun mematikan telepon secara sepihak.

"Kenapa?" Tanya Arvind yang sedari tadi menyimak pembicaraannya.

Dan Felicie pun menghela napas karena mulai sekarang dia harus ekstra sabar menghadapi orang yang keponya pakai banget.

"Gaga siapa? Pacar Lo?" Tanya Arvind lagi dengan menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Bukan, sudah deh itu bukan urusan Lo!" Feli mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak makin panjang.

"Gebetan?" Arvind masih saja berusaha menanyakan hal itu.

"Bukan! Sudah deh gusah kepo! Gue mau ganti baju ah!" Feli beranjak dari duduknya kemudian mengambil sepasang baju di lemari dan kembali menuju ke kamar mandi untuk ganti baju.

"Selingkuhan Lo jangan-jangan ya?" Teriak Arvind dari tempatnya.

"Gue bilang enggak usah tanya-tanya lagi deh ah! Kepo banget Lo!" Feli pun sepertinya mulai berpikiran jika Arvind itu tipikal cowok yang bakal posesif dengan sesuatu yang disayang atau sesuatu yang menjadi miliknya, karena hal tersebut sangat tercermin dari beberapa pertanyaan Arvind barusan.

Beberapa menit kemudian...
Felicie keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju baby doll kesayangannya. Lalu ia pun berjalan menuju tepi ranjang yang sama seperti Arvind duduki sekarang ini.

"Minggir Vind! Gue mau tidur!" Feli duduk di tepi ranjang menunggu Arvind pergi dahulu.

"Eh enggak mau! Kalo Lo mau tidur di kasur ya sini sama Gue! Kalo enggak mau sama Gue, Lo tidur di bawah atau di sofa sana!" Ucap Arvind santai sambil mematikan TV dan mematikan lampunya.

"Alah... enggak ada sofa di sini Arvind! Lo saja yang tidur di bawah!" Bujuk Feli lagi.

"Lo bilang apa? Enggak ada sofa?" Tanya Arvind dengan nada sedikit meninggi.

"Mata Lo picek hah? Lihat itu apaan anjir kotak gede dekat jendela?!" Arvind tidak habis pikir dengan Felicie.

"Enggak mau! Sudah tidur! Sini! Butuh pelukan enggak?" Arvind tertawa kecil setelah mengucapkan kalimat yang terdengar menjijikkan itu.

"Hi ogah!!! Bawa sini gulingnya!! Buat batas saja!" Feli menarik guling yang sudah dipeluk Arvind dengan susah payah.

"Apa sih Fel! Lepasin tangan Lo dari guling Gue!" Arvind mengeplak lengan Feli berkali-kali.

"Aduh... jangan di tepuk juga heh! Bawa sini!!" Feli tetap tak mau kalah dari Arvind. Hingga keseimbangan Feli oleng dan tubuhnya jatuh tepat di atas dada bidang Arvind.

Dan beberapa saat kemudian Arvind malah menatap perempuan itu lekat. Dan hari ini Feli beruntung karena lampunya tadi sudah dimatikan jadi Arvind tidak dapat melihat mukanya yang pasti sudah semerah tomat matang saat itu.

"Eh... lepas-lepas! Jangan modus Lo!" saat Feli sadar, ia segera menjauhkan tubuhnya dari Arvind.

"Ye yang modus kan elo bukan Gue!" Ucap Arvind tak mau kalah. "Lagian kenapa kalaupun Gue mau grepe-grepe elo mah tinggal grepe-grepe orang sudah sah juga." Lanjut Arvind sambil menatap Feli jahil.

"Jangan macam-macam ya Lo! Gue masih mau sekolah!" Feli langsung merebahkan tubuhnya lalu memiringkan tubuhnya membelakangi Arvind.

Dan hal tersebut malah makin membuat Arvind ingin menjahili perempuan yang baru saja ia nikahi itu.

Kemudian sebuah simpul terbentuk indah di sudut bibirnya saat ia memilih mengurungkan niat jahilnya dengan hanya mengelus rambut Feli lembut dan mengucapkan sebuah kalimat "Good night sweety.... nice dream..."

Dan setelah itu ia ikut merebahkan tubuhnya ke kasur dan mulai terbang menuju alam mimpinya.

Yuhuuuu
Author comeback ☺️

Revisi : 16/09/2016

 Perjodohan Donde viven las historias. Descúbrelo ahora