10- Sepasang Sepupu Menyebalkan

3.7K 315 4
                                    

Kalau dia mencintaimu, dia akan menerima kamu apa adanya
***

Suasana koridor sangat ramai karena jam istirahat telah tiba. Maura melangkah menuju kantin sendirian, tidak biasanya kedua sahabatnya pergi ke perpustakaan. Alasannya sih mau mencari bahan referensi untuk UTS. Bukannya Maura tidak diajak, tapi ia sendiri yang menolak. Baru mendengar kata perpustakaan aja dia langsung ngacir meninggalkan Kiana dan Risa yang hanya menggelengkan kepalanya.

"Hei, cantik. Kantin kuy!"

Maura menatap Gavin yang tengah menatapnya sambil tersenyum. Cowok itu merangkul bahunya sok akrab, meski memang akrab sih. Kalau dipikir-pikir kedekatan mereka mengalir begitu saja, awalnya Maura kira ia bisa dekat dengan Nathan, tapi yang ada ia malah dekat dengan kedua sahabat pujaan hatinya itu.

"Apaan? Tumben nyamperin, biasanya juga sama geng Kakak," ucap Maura. Ia merasa aneh karena biasanya kakak kelasnya ini tak pernah terpisah dengan kedua sahabatnya.

Dibilang seperti itu Gavin malah mendengkus, sudah jelas ia menghampiri Maura karena tidak ada teman untuk ke kantin. Tentu saja ia masih kesal dengan sikap Nathan tadi pagi, sampai sekarang pun mereka masih saling mendiamkan. Tak ada yang berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

Tadinya ia ingin mengajak Azka, tapi sepupunya itu sudah tidak ada di kelas dan tidak bisa dihubungi sama sekali. Makanya pas melihat Maura jalan sedirian ia girang bukan main. Jujur saja, Gavin paling tidak suka melakukan sesuatu sendirian. Ia akan lebih memilih tidak makan daripada harus makan di kantin sendirian, menurutnya itu kelihatan mengenaskan sekali.

"Kak Nathan sama kak Reno kemana?"

"Mana gue tau!" jawab cowok itu jutek.

"Ya elah sensi banget sih, Mas?"

Maura malah mencolek bahu cowok itu sambil senyum menyebalkan, sedangkan Gavin malah melengos digoda seperti itu.

"Udah ah, cepetin jalannya lama banget kaya siput." Gavin menarik tangan Maura agar berjalan lebih cepat, tak mempedulikan cewek di belakangnya yang sudah mengomel sepanjang jalan karena Gavin berjalan sangat cepat.

Akhirnya Maura baru bisa bernapas lega, setelah ditarik oleh kakak kelasnya yang untungnya lumayan tampan. Iya, lumayan! Karena bagi Maura cowok yang paling tampan adalah Nathan. Sebenarnya ia masih ingin mengomel, tapi karena diembel-embeli traktiran, Maura langsung diam. Lumayan sih makan gratisan, pikirnya.

"Nih, makan!"

"Makasih, kak Gavin yang ganteng!" seru Maura antusias. Semangkuk bakso terlihat begitu menggoda.

Kalau yang memuji cewek cantik di sekolahnya Gavin akan senang bukan main, tapi ini Maura loh, adik kelasnya yang tengil. Si mungil yang bersikap manis kalau ada maunya. "Sama-sama dek Maura yang gak cantik."

Maura memutar bola matanya. "Idih, udah dipuji juga."

"Gak minta dipuji juga."

"Kok gak tau terima kasih?" Cewek itu mencebik sebal sambil bersedekap dada.

"Ya udah makasih," balas Gavin santai. Maura malah tak terima. "Kok nyeselin sih?"

"Kamu nyebelin."

"Ih, kak Gavin!" Maura menampakan wajah cemberutnya. Gavin sendiri malah terus mengikuti ucapannya. "Ih, Maura!"

Kata-katanya dibalas terus seperti itu membuat Maura kesal. Gavin sendiri malah tertawa kemenangan. "Kak Gavin kok malah ketawa sih? Gak usah ketawa, gak ada yang lucu juga. Kak Gavin diem, ish!"

"Kak Gavin nyeb-mm!" Maura memukuli tangan yang membekap mulutnya. "Sesek tau gak? Kak Gavin mau bunuh aku?"

"Bawel! Noh liat pada ngelirik ke sini. Tuh mulut kaya toa banget sih!"

(Not) With You (Revisi)Where stories live. Discover now