MC - SEMBILAN BELAS

Start from the beginning
                                    

Raisa selalu memasang senyum manis. Dimana menurut Raisa, senyum terbaiknya namun memuakkan bagi Andrew ini langsung menghancurkan mood-nya.

"Gue butuh cepet!" perintah tegas Andrew. "Maksimal dua jam, hasilnya sampai di telinga gue."

Raisa bersungut. Bibir merah terpoles lipstick miliknya itu mencebik, "Elo memang bos gue, tapi elo juga harus sadar diri kalau elo sekarang adalah pasien gue. Dan elo harus tau, pasien gue banyak."

Selesai dengan kalimatnya tanpa membuang waktu, Raisa berbalik lalu menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dengan gerakan pelan menggoda khas miliknya. Andrew menyandarkan punggung pada sandaran kursi kebesarannya. Kedua tangannya ia naikkan ke atas belakang kepala menjadi bantalan kepalanya. Andrew menikmati asupan vitamin gratis sebelum memulai aktivitasnya.

Wanita yang masih marah padanya karena semalam Andrew berhasil mencegahnya itu menghilang, tergantikan sosok cantik lainnya yang tak lain adalah Tania, sekretarisnya.

Wanita yang masih marah padanya karena semalam Andrew berhasil mencegahnya itu menghilang, tergantikan sosok cantik lainnya yang tak lain adalah Tania, sekretarisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat pagi, Pak." Tania memberi salam ramah seperti biasanya pada Andrew.

"Hn. Apa jadwal saya hari ini?" tembak langsung Andrew.

Tania membuka benda elektronik berbentuk persegi yang berisikan jadwal agenda kegiatan Andrew setiap harinya. Jadwal yang telah Tania susul kurang lebih sampai 3 bulan ke depan.

"Tidak ada jadwal yang penting hari ini, Pak." ucap wanita itu mantap. "Selain jadwal anda ke poli dan visit pasien."

"Hn." Andrew mulai menyalakan tombol power pada laptop yang terletak di atas meja kerja.

"Lalu," Tania menatap ragu Andrew. "Nyonya Baraya meminta saya untuk menyampaikan anda harus datang ke Cafe Garden untuk makan siang dengan Nona Joyce."

"Joyce...?" Mulut Andrew bergumam menyebut nama yang masih asing di telinganya, "Siapa lagi gadis itu?"

Tania menggeleng dengan bibirnya terkunci rapat. Ia yakin, boss tampannya sebentar lagi akan meledak.

"Keluarlah!" tegas Andrew tak terbantahkan. Ia segera menggapai ponselnya dan menekan dial panggilan cepat nomor satu.

"Ya, Sayang..." sapa renyah sang mama.

"Batalkan atau Andrew bakal mengamuk sama mama!" ancamnya.

"Apa, Sayang? Coba pelan-pelan ngomongnya. Mama gak ngerti maksud kami, Sayang."

"Alah, Ma..." Andrew memindahkan ponselnya di telinga sebelah kiri. "Sampai kapan mama berhenti untuk tidak menjodohkan Andrew dengan anak kenalan mama?" pekiknya tak sabar. "Mama hanya membuang waktu dan tenaga saja."

"Sampai kamu menikah, Sayang." jawab mama tenang.

"Bukannya Andrew udah bilang ke mama dan papa kalau sebentar lagi Andrew akan menikah."

Miss CangCut's (Terbit)Where stories live. Discover now