MC - Prolog

32.6K 654 44
                                    

Cerita ini sebagian aku unpublish. Jika kalian ingin membaca secara lengkap, kalian bisa beli di Google Playbook ato baca gratis di app https://cwitan.com/novel/baca/Miss-Cangcut-15669253086005b8da0929f

.
.
.
.

Suara gemercik air terdengar menguar di antero kamar apartemen. Senandung lirih pun mengiringi aliran air yang keluar dari shower kamar mandi berdinding transparan itu. Rachel membilas tubuh putih susunya dari busa sabun cair beraroma strawberry itu. Ia tersenyum simpul begitu tubuhnya benar-benar bersih dari busa sabun tersebut. Sesekali mencium aroma tubuhnya sembari mematikan aliran air dari shower.

Rachel membungkus rambut cokelat basahnya dengan handuk kecil khusus rambut. Kemudian mulai mengeringkan tubuh polosnya menggunakan handuk sebelum memakai dalamannya, Bra dan Celdam Branded favoritnya.

Senyum simpul Rachel sedari tadi yang terus mewakili perasaannya tiba-tiba menguap seiring keningnya berkerut dan bibir mungilnya membentuk garis lurus tipis. "Anak-anak gue kemana?" Ujar Rachel bingung menyadari pakaian tersakralnya tidak berada ditempatnya bersama handuk kering kimono lavender miliknya.

Rachel menelan ludah, samar-samar mendengar suara langkah yang memasuki kamar itu. "Rio??" Panggil Rachel.

Hening.

Tidak ada jawaban dari luar. Namun kening Rachel makin mengerut, dengan jelas kedua bola matanya menangkap bayang hitam yang hanya diam mematung. "Rio??" Sedikit memekik.

Seorang pria seketika mematung saat dirinya dengan mata kepalanya sendiri melihat sosok bayang samar tubuh polos di dalam kamar mandi berdinding transparan. Sungguh samar memang, tapi lekuk sempurna itu tampak sekali nyata dilihatnya. Tubuh yang ia yakini bukan tubuh adik laki-lakinya.

Andrew nama pria itu terhenyak dan wajahnya memanas. Suara gadis itu kembali ia dengar, "Rio, elo di sanakan? Tolong ambilin 'cang cut' gue yang berada di ranjang!" Pinta Rachel cepat.

Manik mata Andrew menelusuri seluruh luas ranjang yang tepat berada di sebelahnya. Kelopak matanya lalu menyipit, mendapati benda sakral berenda berwarna hitam itu tergeletak tak berdaya di atas ranjang kamar milik adiknya.

Andrew Baraya menggeram tertahan, bibirnya sedikit mengumpat pelan, "Brengsek!! Jadi begini kerjaan Rio selama ini!!"

"Elo lihatkan, Rio. Cepat bawa ke sini. Gue mau pakai." Perintah Rachel seringan kapas.

Dengan berat hati, Andrew mengambil benda berenda itu. Lalu tangannya yang menganggur ia gunakan untuk mengetuk pintu kamar mandi. Rachel langsung membuka pintu itu, mendongakkan wajahnya di antara sela pintu kecil dengan senyum manis yang sengaja ia buat sedemikian rupa untuk menggoda Rio, --sahabatnya. Sang pemilik apartemen, sejak beberapa hari yang lalu ia tempati.

Senyum manis itu seketika membeku dan memudar, seiring bola matanya yang seakan berlomba untuk jatuh keluar. Pria tegap nan tampan di depannya itu bukan sosok yang ia maksud. Pria itu bukan Rio. Walaupun jika diperhatikan, mereka sangatlah mirip.

"Arghhhh..." teriak Rachel cepat. Secepat kilat gerakan tangannya meraih 'cang cut'nya dari genggaman pria itu. Bahkan gerakan pintu kamar mandi tertutup kalah dengan suara yang mengayun keras, "Brengsek!! Ke-lu-ar!!"

"Rachel..." pekik seorang pria yang tergesa-gesa memasuki kamarnya. Bermodal tampang khawatir masuk ke dalam kamar yang telah di klaim milik sahabatnya. "Elo kenapa, Chel...?"

Langkah pemilik apartemen terhenti mendapati sosok pria yang notabene adalah kakak kandungnya. Pria yang berselisih 5 tahun dengan usianya. "Kak Andrew..."

Andrew berjalan mendekati Rio dengan rahang yang mengeras. Jelas sekali amarah itu ada. "Gue tunggu elo di meja makan." Andrew menoleh ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup, lalu kembali menatap Rio. Telunjuk kanannya menunjuk tepat di depan wajah Rio, "Bawa gadis itu juga, kalian harus jelasin semua ini ke gue."

Andrew Baraya meninggalkan Rio Nando Baraya yang berdiri dengan kedua kaki yang menopang tubuhnya. Suara tegas Andrew kini benar-benar memenuhi gendang telinga Rio.

'Mati gue!!' Runtuk Rio dalam hati. Kedua tangannya berkacak pinggang dengan mata terpejam.

*****

*Cang cut (dalam bahasa sunda) pakaian dalam.

:::::::::::::

Bagaimana temen2 buat PROLOGnya???

Keren kah ato malah jadi Aneh???

Aku butuh komen kalian buat cerita selanjutnya, apakah aku harus terus ato berhenti di sini???

Cerita ini bakal aku selesain dan akan naik cetak pastinya...
Tentunya dengan perbaikan.

Terakhir, cerita ini berbau dewasa. So, bagi adik2 yang berusia di bawah 18 th harap bijaksana dalam menyikapinya. Selektif dalam membaca.

Baca juga cerita baru saya, SEINNA 'Nothing's Over'

Yogya, 2 Juni 2017
Luv,

Lim Zhu Qi

Miss CangCut's (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang