MC - EMPAT BELAS

9.1K 461 76
                                    

Belum sempet ngedit dan semoga enggak banyak typo. Jikapun ada harap maklum. Saya capek bangettt, Guys...

*

*

*

Happy readingggg....

*

*

*

*

"Kakkk..." pekik Rachel pada Andrew yang terus saja menarik untuk mengikuti kemanapun langkah pria itu pergi. "Kak Andrew..."

Dengan sekali dorongan, Andrew berhasil membuka lalu menutup pintu kamarnya.

"Kakkk..." Rachel semakin berdebar, tatapan tajam Andrew terus menghunusnya. "A-Apa yang ingin kau laku--"

Kalimat Rachel tak terselesaikan. Bibir Andrew lebih dulu membungkamnya. Membelalak tidak siap. Andrew membawa dan menghimpit tubuh Rachel di balik pintu kamarnya. Mengunci kedua bahu Rachel, memperdalam lumatannya.

Amarah berselimut gairah itu lebih panas jika hanya dibandingkan dengan pentazol atau obat perangsang jenis lain sekalipun.

"Ahhh..." desahan Rachel akhirnya lolos di tengah-tengah ciuman mereka ketika telapak tangan Andrew memutuskan untuk meremasnya. Lembut dan menggoda. "K-Kakkk..."

Rachel mendesah pasrah.

Andrew menghentikan ciumannya, meninggalkan bibir Rachel yang basah dan telah membengkak. Bibirnya menyeringai dengan deru napas yang masih belum juga teratur. Pangkal dada Rachel yang naik turun membuat Andrew ingin segera melumat puting yang terus saja menggodanya.

"Ayo kita menikah?" Tawar Andrew tiba-tiba. Deru napasnya telah kembali normal. Ia harus sadar dengan apa yang akan ia lakukan, walaupun dirinya telah terpenuhi gairah yang menggelora. Gairah yang sulit Andrew kendalikan.

Rachel menatap bola mata Andrew sayu.

Mimpikah ini?

Sulit memang untuk menjawab ajakan Andrew yang tiba-tiba memintanya untuk menikah.

Tunggu!

Apakah ini sebuah lamaran?

Kedua bola mata Rachel membelalak tidak percaya. Namun, Andrew lagi-lagi hanya membalasnya dengan menyeringai.

Ia tidak mau menikah.

Itu telah menjadi prinsipnya, beberapa tahun terakhir ini.

"Tidak," tolak Rachel tegas. Ini menyangkut hidup dan masa depannya. Ia tidak mau jika nasibnya akan berakhir sama seperti nasib kedua orang tuanya.

Rachel menggeleng keras.

Tidak mau!

Tidak puas dengan jawaban Rachel, Andrew kembali menghimpit tubuh Rachel. Sasaran bibirnya kali ini mendarat tepat pada ceruk leher Rachel yang terlihat putih dan jenjang.

Sangat menggoda memang.

Membuat jejak basah, menuruni pangkal dada yang kerah blousenya telah berantakan sebelumnya, sehingga daging kenyal itu terlihat sedikit menyembul keluar.

Andrew menghisap kulit mulus itu, menandai beberapa titik-titik merah keungguan.

"K-Kakkk..." desahan Rachel kembali keluar saat Andrew entah sejak kapan telah mulai menjilati dan memainkan puting kanan Rachel. Bahkan jari-jari Rachel telah mengacak dan menarik gemas rambut Andrew.

Heiii...

Kapan Andrew mengeluarkannya dari dekapan erat cup bra Victoria's Secret-nya???

Miss CangCut's (Terbit)Where stories live. Discover now