MC - TIGA

14.8K 448 19
                                    

Happy reading all...




"Kenapa harus gue sich?" Runtuk Rachel pelan, sepanjang jalan mulutnya tak berhenti mengomel.

Siang ini Rachel datang ke hotel di mana tempatnya bekerja tepat waktu. Rachel bekerja di bagian restoran yang terdapat di hotel tersebut. Hotel yang terletak di sudut ibukota. Hotel Guest.

Rachel telah bekerja selama hampir 4 tahun di sana. Awal bekerja ia hanya menjadi tukang cuci piring, sesekali merangkap sebagai pelayan. Dan sekarang, ia dipercaya menjadi seorang kasir. Gajinya memang tak seberapa, namun sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hati. Tak lupa ia juga menyisihkan hasil jerih payahnya untuk masa depan dan membeli 'anak-anak'-nya. Underware Victoria's Secret.

Rachel memang gila. Dia tidak seperti gadis pada umumnya. Dia lebih suka membeli koleksi victoria's  secret ketimbang barang branded lainnya. Siapa sangka? Demi underware merk Amerika itu, Rachel rela puasa berminggu-minggu.

Apakah uangnya cukup? Tentu saja tidak, ia akan merengek pada Rio untuk menambahkan kekurangan dari jumlah uang yang dapat Rachel kumpulkan. Yah, walaupun itu lumayan banyak dan biasanya Rio tidak akan banyak komentar. Mungkin Rio akan bicara seperti biasanya, "Itung-itung buat ngejagain aset langka elo, Chel."

Rachel hanya menyengir dan merona jika Rio telah berkata seperti itu. Membuat hati Rachel merasa kurang nyaman. Selama ini Rio sering membantunya, baik secara finansial maupun perlindungan. Terkadang Rachel berpikir, haruskah ia mendedikasikan hidupnya untuk Rio. Tapi, apakah dirinya pantas untuk Rio?

Rachel tahu, Rio menyimpan sejuta perasaan untuknya. Sinyal-sinyal Rio terlalu kuat untuk Rachel abaikan. Dan sayangnya, Rachel dari awal sudah sadar diri. Dia dan Rio terbentang sangat jauh. Bagai bumi dan langit. Untuk itu Rachel selalu membentengi hatinya untuk tidak membalas perasaan Rio. Ditambah lagi mengenai kejadian masa lalunya, membuat Rachel takut berkomitmen. Dia takut menikah, apalagi mendapatkan pria seperti papanya.

Dengan seragam hitam berlogo restoran Hotel Guest dan rok span di atas lutut, Rachel melangkahkan kaki jenjangnya memasuki sebuah rumah sakit besar. Hari ini, setibanya ia di restoran. Orang restoran minta tolong. Ia mendapatkan tugas untuk mengantarkan pesanan. Seharusnya ini menjadi tugas orang lain, namun mereka sedang keluar mengantar pesanan yang lain.

Rachel segera masuk ke sebuah lift yang terdapat di sana. Ia menekan tombol angka 5, di mana pelanggannya bekerja. Rachel tahu, siapa si pelanggan itu? Orang restoran menyampaikan jika si pelanggan adalah presdir rumah sakit tersebut. Pelanggan tetap mereka.

Pintu lift terbuka, Rachel segera keluar dan langsung mendapati seorang wanita cantik yang sedang mengerjakan sesuatu di layar komputer.

'Pasti dia sekretarisnya,' pikir Rachel.

"Permisi." Rachel memberikan senyum terbaiknya.

"Iya, ada yang bisa saya bantu, Mbak." Jawab sekretaris cantik itu ramah.

"Saya dari Restoran Hotel Guest mau mengantar pesanan makanannya atas nama bapak Baraya." Rachel menyerahkan paper bag berlogo Hotel Guest. "Dan ini struck tagihannya."

"Oh, pesanan bapak ya. Silahkan duduk, Mbak. Saya antar dulu ke ruangan bapak."

Rachel segera mendudukkan pantatnya di sofa panjang yang tersedia di sana. Sepeninggalan sekretaris itu, kedua mata Rachel menelusuri isi lorong yang terdapat di lantai 5 rumah sakit tersebut berada. Lantai di mana posisi puncak gedung itu. Di sana hanya terdapat meja sekretaris, sofa panjang yang sekarang ia duduki, pintu bertuliskan 'toilet', dan sebuah pintu besar di mana sekretaris tadi masuk. Pasti ruangan presdir rumah sakit itu berada di dalam sana.

Miss CangCut's (Terbit)Where stories live. Discover now