Eight

2K 94 2
                                    

Cinta akan datang bila memang sudah waktunya. Jadi, tunggu saja waktu itu.

Steffi tidak terlihat di kelasnya hari ini, Adara, Wulan dan Bintang sudah menanyakan perihal Steffi pada Rendy tapi Rendy sendiripun tidak tahu kenapa Steffi tidak masuk hari ini. Terlihat jelas raut wajah tidak tenang Rendy dan Bintang saat pelajaran berlangsung, hingga Rendy nekat untuk men-chat  Steffi, tapi sama sekali tidak mendapatkan jawaban hingga Rendy memutuskan untuk menghubungi David via Whatsapp.

Rendy
Bang, Steffi nggak
masuk sekolah kenapa?


Abang
Demam Ren, kalau bisa, balik sekolah lo kesini aja, gue ada ujian soalnya.

Rendy
Ok, thank u bang.

Alhasil Rendy tidak ingin keluar dari kelas hari ini pada jam istirahat, fikirannya dipenuhi dengan Steffi, karena Rendy tahu sekali Steffi memang akan sakit jika sedang menghadapi  masalah, sayangnya kali ini Rendy sama sekali tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi gadisnya itu.

Lamunan Rendy terhenti saat Joe teman sekelasnya memanggilnya untuk keluar karena sudah ada yang menunggunya di depan kelas, dengan malas Rendy keluar dari kelas dan melihat Fika sudah berdiri di depan kelasnya dengan senyumannya yang manis.

Fika mengajak Rendy untuk pergi ke kantin bersama, ya memang hubungan mereka sekarang semakin dekat hingga Fika kini sudah berani untuk menghampiri Rendy di kelasnya, Rendy dengan lembut menolak tawaran Fika dengan alasan ada tugas yang harus ia selesaikan sekarang, walaupun Fika sedikit kesal tapi ia tetap berusaha untuk mengerti.

“Yaudah nggak apa apa, kamu kerjain tugas kamu dulu aja.” Ujar Fika sambil menggunakan kata aku kamu dan tersenyum hingga Rendy ikut tersenyum karena tertular senyuman manis dari Fika.

“Makasih ya udah ngerti.” Ucap Rendy lalu Fika mengangguk dan pergi sambil melambaikan tangannya pada Rendy.
Rendy masuk kembali ke dalam kelas, ia bersyukur setidaknya saat Fika datang membuat moodnya lebih baik dari sebelumnya, Rendy yang juga melihat Bintang tengah duduk di kursinya sambil menggunakan earphone itu membuatnya tersenyum karena Rendy menebak bahwa laki laki itu sudah menyukai Steffi.

***

Rendy bersyukur karena waktu pulang telah tiba, ia langsung bergegas pergi ke parkiran namun di koridor Angga menghentikan langkah Rendy membuat Rendy harus berhenti dan menghembuskan nafas kasar.

“Kemana sih buru buru banget, sekarang'kan kita latihan.” Ujar Angga membuat Rendy menepuk keningnya karena ia lupa memang kesibukannya sudah bertambah satu.

“Aduh, gimana ya, hari ini gue ada perlu dan itu penting banget.”

Rendy melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, “Gini aja deh, gue usahain sore entah jam berapa gue datang kesini.”

Belum sempat Angga menjawab, Rendy sudah lebih dulu berpamitan dan setengah berlari agar bisa cepat tiba di rumah Steffi.

Tanpa membawa apapun khasnya orang yang menjenguk, Rendy sudah tiba di rumah Steffi dengan cepat dan mengetuk pintu beberapa kali hingga pintu rumah terbuka, dan Bi Inah yang membukakannya, tak lama David pun keluar dengan sudah mengenakan tas kuliahnya.

“Syukurlah lo udah datang, langsung masuk aja and thank you bro!” Sapa David dan bergegas pergi kuliah, bagi David, Rendy juga sudah menjadi adiknya dan sudah sangat percaya bahwa Rendy akan selalu melindungi Steffi.

For A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang