Six

2.3K 103 17
                                    

Bagaimanapun, kebersamaan kita akan berkurang karena pasti kamu akan bersama orang yang menyimpan hatimu di hatinya dan sebaliknya.

Hari terus berganti, waktu begitu cepat hingga semua kebersamaan Rendy dan Steffi secara perlahan musnah, Steffi seakan kehilangan diri Rendy yang sebenarnya, Steffi tahu Rendy sudah menemukan cintanya karena saat mereka bersama Rendy selalu dengan bangganya menceritakan Fika, gadis yang mampu membuat Rendy menjauh darinya sebenarnya bukan, bukan menjauh hanya saja waktu Rendy kini hanya untuk Fika bukan lagi Steffi.

Faktanya, rasa itu memang sudah tumbuh dan membuat Steffi merasakan sesak yang tak tertahan, hatinya seperti terhantam bola panas, untuk pertama kalinya Rendy menyakiti Steffi, Steffi tahu cinta memang tidak boleh memaksa tapi yang ia baru tahu bahwa cinta memang manyakitkan jika saja, rasa ini tidak ada, bukan tidak mungkin Steffi membantu Rendy untuk mendekati Fika.

Bintang pun mulai hadir di hidupnya saat Rendy pergi, jujur saja, Bintang seperti menggantikan posisi Rendy yang selalu melindunginya yang selalu membuatnya tertawa tapi tetap saja rasa itu masih untuk Rendy.

Seperti sekarang Steffi, Adara dan Wulan sedang mengobrol di tempat duduknya masing masing karena memang mereka duduk berdekatan, tiba tiba Bintang datang dan mengajak Steffi untuk menonton pertandingan basket di lapangan sekolahnya, dan memang semalam pun Rendy menyuruhnya untuk menonton tapi rasanya enggan karena Steffi takut rasa itu semakin bertambah dan justru semakin menyakiti dirinya.

"Karena Rendy?" Tanya Bintang setelah Steffi menolak ajakannya, sebenarnya Steffi tidak menceritakan apapun pada Bintang, Bintang lah yang memang tahu sendiri karena mereka yang sudah tidak sedekat dulu.

"Enggak, emang gue lagi pengen ngobrol sama Wulan dan Adara aja."

"Rendy juga sahabat lo Stef, kalo emang ada masalah jangan menghindar." Ucap Bintang yang membuat Steffi memekirkan kata katanya.

"Bintang, Rendy udah punya temen temen yang lebih bisa bikin dia bahagia dibanding gue, semuanya udah berubah, Rendy udah nggak butuh gue lagi , gue sadar itu karena semuanya udah nggak sama kaya dulu." Seketika Adara, Wulan dan Bintang terdiam mendengar paparan gadis itu, karena yang mereka tahu Steffi dan Rendy sudah dekat sejak mereka daftar sekolah.

"Sebanyak apapun temen barunya lo tetep sahabatnya Steffi, lo harus ikut gue sekarang." Ucap Bintang dan sedikit menarik tangan teffi untuk ikut dengannya menonton pertandingan basket sedangkan Adara dan Wulan bingung mau melakukan apa, walaupun Steffi berontak pada Bintang tapi mereka tidak mungkin membantu Steffi karena niat Bintang memang baik.

Bintang dan Steffi sudah ada di pinggiran lapangan, rasanya malas sekali untuk menonton pertandingan ini sekalipun pemainnya adalah Rendy. Pertandingan basketnya belum dimulai dan masih menampilkan anggota cheerleadersnya, dan tanpa sengaja Steffi menangkap Fika di matanya gadis itu memang cantik, pintar dan lebih darinya, ini membuat Steffi yakin bahwa sekalipun ia berjuang Fika akan tetap satu langkah di depannya.

"Jangan ngelamun nanti kesambet." Ucap Bintang sambil menggoda Steffi dengan mencolek dagunya yang kemudian mendapat jeweran di telinganya.

"Sakit! Bercanda doang, sensitif banget deh lo."

Steffi tak menjawab Bintang lagi, tapi Bintang tetap berusaha mencari topik, "Stef, tau Fika nggak?" Seketika matanya menatap Bintang setelah Bintang hendak membicarakan Fika.

For A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang