8

3.1K 359 35
                                    

"Ahhhh aku menyerah, aku menyerah, aku menyeraaahhhh." Jennie berteriak frustasi sendiri di salah satu taman kampus. Ia sudah berulang kali menulis-menghapus-menyanyikan lirik rapp-nya.

Belum bisa di kata sempurna karena ia rasa makna dari kalimatnya sama sekali tidak memiliki korelasi yang kuat. Tidak bisa menunjukkan bahwa itu mengeluarkan sisi dalam dirinya.

Jin belum juga kembali dari kantin setelah berjanji akan membantu Jennie membuat lirik.

muneul bagchamyeon modu nal balabom

gudi aesseo nolyeog an haedo modeun

"Apalagii?! Aaaaaaaa!" Jennie menjerit sejadi-jadinya. Lirik yang fix ia gunakan baru dua bait. Kelanjutannya, ia masih bingung dan merasa menggantung. Berulang kali ia tulis tapi akhirnya ia coret kembali.

Jennie benar-benar frustasi, tes untuk festival sebentar lagi dan ia belum menyiapkan apapun. Ralat, mungkin baru satu lagu, dan sisanya, otaknya masih kosong. Ia butuh inspirasi.

"Woahh ternyata ada yang sedang frustasi di sini."

Jennie berjengit kaget dengan kedatangan suara gurunya itu. Entah datang dari mana, tetapi ada satu helai daun di kepalanya cukup membuktikan bahwa ia sudah berkelana.

Jennie mencoba bersikap sesopan mungkin dengan membungkuk untuk menyapanya.

"Ada apa dengan teriakanmu tadi?" Tanya guru Jiyoung. Sagu-satunya guru yang mungkin tersesat menuju kelasnya.

Jennie bingung, tapi ia tetap menjawab. "A-ah aku sedang membuat lirik."

"Untuk festival?" Tanya Jiyoung menaikkan sebelah halisnya.

"Y-ya."

"Kenapa tidak cover song saja? Dari lagu yang sudah ada misalnya kau ubah sedikit menjadi rapp."

Ting

Tiba-tiba saluran air yang tersumbat itu kembali lancar. "Aahhhh, iya, terimakasih guru." Jennie mengangkat tangannya semangat.

Berbagai macam ide sudah memenuhi kepalanya dalam sekejap.

"Gunakan kemampuan musikmu. Terlalu jauh kalau kau sampai membuat lirik. Memang bagus, tapi cobalah untuk kreatif terlebih dahulu," nasehat guru Jiyoung.

"Nde, guru, terimakasih banyak." Jennie membungkukkan badannya.

"Jennie?" Jennie menoleh, mendapati Jin yang membawa dua gelas minuman. Jus jeruk untuk Jennie tentunya.

"Anyeonghaseyo, guru." Jin membungkuk ketika melihat Jiyoung di sana.

Sama halnya dengan Jennie. Jin menyadari kejanggalan yang selalu janggal pada guru Jiyoung.

"Mau ku antar ke kelas, guru? Sepertinya kelas musik akan dimulai sebentar lagi." Jin menatap jam tangannya.

Siapa sangka, Jiyoung tersenyum cerah. "Baik sekali. Aku pinjam dulu Jin-nya, Jennie."

Jin menyimpan kedua gelas tadi tepat di sisi tempat duduk yang kini Jennie duduki. Jennie menyempatkan diri untuk membungkuk hormat sebelum akhirnya larut dalam imajinasi.

Dia tak mampu untuk menahan senyum ketika imajinasinya bermain ria dalam pikiran dan mampu dituangkan dalam tulisannya. Jin yang sudah menjauh tampak seru berbincang dengan guru satu itu, meskipun sesekali menolehkan kepala untuk melirik tempat Jennie berdiam diri.

Siang itu, Jennie tidak sadar, jika posisinya yang duduk dan fokus pada buku itu menarik perhatian salah satu murid Yongsan.

Rambutnya hitam pudar dan agak panjang, terbang mengayun wajah ketika angin berembus lembut. Senyumnya merekah ketika melihat Jennie tersenyum.

Jennie sedang sendiri dan itulah yang membuatnya memberanikan diri untuk mengambil langkah mendekat.

"Hai, Jennie Jung."

Jennie mendongak, mendapati sosok asing yang berdiri di hadapannya. Sinar matahari di balik punggungnya membuat Jennie tidak dapat melihat wajah orang tersebut. Yang Jennie tau, ia laki-laki yang tinggi dan memiliki bahu lebar. Cukup tinggi karena ia laki-laki.

Selebihnya Jennie tidak begitu yakin.

"Ya-ya?"

"Aku menyukaimu."

"EEEEHH?!"
























[Good Mom]

SinB menatap teman satu kelasnya itu dengan curiga atau bingung atau lebih tepatnya aneh.

Begitu jam istirahat usai, Jennie masuk kelas dan langsung duduk di tempatnya tanpa memerhatikan SinB yang berulang kali memanggil Jennie. Bahkan sudah sekitar 5 menit Jennie duduk, ia baru menyadari kehadiran SinB.

"Ada apa?" tanyanya dengan wajah datar.

SinB mendelik. "Justru kau yang ada apa? Kenapa wajahmu aneh begitu?" tanyanya. Memang, untuk sekarang ini, ekspresi Jennie bisa di katakan asing.

"A-ah, begitu?" Jennie menggaruk kepalanya.

SinB menganguk. "Habis dari mana? Dengan Jin?"

Jennie kembali merenung. SinB mengguncangkan tubuh gadis itu.

"Hah? Apa?"

"Haiihh kau itu kenapa, Jennie?" Kini beralih SinB yang tiba-tiba menjadi frustasi.

Jennie bingung, antara mau bercerita dan tidak. Ia tidak begitu dekat dengan gadis ini, tetapi hal itu cukup menganggu pikirannya.

"A-ah tidak."

Sekarang ini, yang ada dalam kepala Jennie; apa itu barusan?














[Good Mom]

Taraaaaaaa 3 kan, tapi tanpa spesial part. Tadinya memang mau update spesial part cuman apa daya belum bisa on pc.

Yang penting nanti spesial partnya menyusul yaa..

Yang penting ini udah update 3 part

Huuuuuuu maafkan aku yang baru update ini 🙏

Original: 2016/2017
Reposted¹: 1 November 2018
Reposted²: 13 April 2020

Good MOM ✔Where stories live. Discover now