5. Encounter (2)

7.8K 710 35
                                    

Jessica melenguh pelan saat matahari bahkan belum bangun. Kepalanya sedikit pening akibat seharian kemarin perbincangan dengan client-nya yang tak kunjung selesai pun dilanjut dengan janjinya hari ini. Biasanya Jessica tidak begitu menanggapi para client-nya yang genit karena kerjasama yang tidak menguntungkan banyak, namun karena yang satu ini berbeda dia rela membagi waktu di antara banyaknya pekerjaan, anak-anak, dan dengan client nya itu. Kontribusi perusahaan ini sangat besar dengan perusahaan Jessica, terutama dengan bantuan para artis dan ketenaran agensi tersebut pun menjadi alasan. Hal itu pun begitu membebani Jessica mungkin untuk waktu yang akan lama.

Dia sedikit lega mendapati Sehun sudah berdiri di depan pintu rumah, dengan sesekali membenarkan letak jam tangannya. Begitu pintu rumah tertutup, Sehun berbalik dan menatap atasannya, dia membungkuk untuk memberi hormat.

"Selamat pagi Mrs. Jung," ucapnya.

"Iya pagi," balasnya dengan nada terburu. Bahkan Jessica masih mengecek beberapa berkas di tangan, kemudian sesekali beralih pada ponselnya. Dia menyimpan banyak perhatian pada berkas-berkas itu, tanpa memedulikan langkah yang dia ambil, menyebabkan kaki kanan yang digunakan untuk mendekati Sehun terpelintir kebelakang, akibat higheels-nya tidak menapak dengan sempurna.

"Kyaaa...!!"

Jessica menjerit, ia teramat kaget dengan keadaannya baru saja. Berkas-berkas yang semula di tangannya kini berceceran di lantai, hanya ponsel yang masih bertahan digenggamnya. Jessica jatuh tepat di pelukan sekretarisnya.

Keduanya begitu dekat, tidak ada jarak satu spasi pun disana. Jantungnya berdetak cepat, resiko terlalu shock. Mata foxy yang tajam itu membulat sesempurna mungkin. Ia menatap tepat pada pupil Sehun yang sama membulatnya.

"Anda tidak apa, Mrs?"

Beberapa kali matanya berkedip. Telinganya entah terlalu tuli untuk mendengarkan. Baru kali ini lagi dia menatap laki-laki dengan jarak yang sedekat ini. Napasnya seolah berhenti, waktu pun tidak menunjukkan tanda-tanda akan kembali berdetik. Tak kunjung melepaskan pegangannya pada Sehun yang seperti sepasang kekasih sedang berpelukan, Jessica terpana, sadar pada benih-benih kecil yang lama ia kubur dalam-dalam. Benih tersebut hendak membuka kuburannya sendiri. Ketertarikan pada lawan jenis.

Sehun mengulangi kalimatnya. "Mrs. Jung, anda tidak apa-apa?"

Sadarnya pun kembali.

"A-ah iya..."

[Good Mom] 

"Kau mendapat surat, dan coklat, ada seseorang yang menitipkannya padaku." Masih pukul 8 kurang 20 menit, Jisoo menyimpan tasnya di tempat biasa. Baru saja sampai, ia di sodori sebuah amplop pink beserta sebatang coklat bertuliskan teruntuk Jisoo Jung. Irene berdiri disana dan memberikannya pada Jisoo.

"Waaahh padahal ini baru dua hari," ucap Jisoo untuk dirinya sendiri. Wajahnya berbinar seolah tidak percaya.

"Kurasa kau akan jadi saingan barunya Tzuyu." Irene menepuk pundaknya.

Jisoo hanya mengedikkan bahunya bersikap tidak peduli. Surat tersebut diletakkannya di atas meja, lantas menarik Irene keluar dari kelas.

"Ke kantin saja yuk..." seraya merangkul Irene, ia melangkah pergi.

Pagi itu suasana kantin tampak lebih ramai, beberapa orang yang sedang sarapan, yang lain hanya duduk-duduk sembari mengobrol, dan yang lainnya lagi membeli botol-botol mineral yang ternyata mereka bersiap untuk mata pelajaran olah raga. Jisoo hanya memesan susu hangat, sedangkan Irene ditambah roti selai bungkusan. Mereka mulai berbincang layaknya gadi-gadis remaja lainnya. Tentang rambut, wajah yang tirus, mata pelajaran, bahkan laki-laki pun menjadi topik perbincangan yang tidak ada habisnya.

Good MOM ✔Where stories live. Discover now