4

3.8K 458 93
                                    

Gummy Smile, Jennie

Jennie tidak mengerti kenapa dia selalu mendapatkan masalah. Pertama, dengan Jisoo, dia tidak sengaja membuat seragamnya kotor dengan penuh tinta. Karena Jennie sendiri tidak tau dari mana tinta itu datang. Pokoknya saat dia pakai, tinta itu belum ada. Kedua, dia hanya memakai gelas kesayangan Rosè, yang mana Rosè akan marah jika ada orang lain yang memakainya. Jennie hanya memakai gelas yang ada, kenapa Rosè harus semarah itu hanya karena gelas. Berakhir dengan Mom yang juga ikut marah dan Lisa menyebalkan.

Jennie menuju kelas dengan wajah tertekuk. Jelas sekali dengan tampang yang semakin dingin itu. Belum lagi setelah ini dia harus mengantarkan seragam olah raga pada Jisoo, yang mana kelas Jisoo berada jauh di seberang lapang out door.

Moodnya cukup buruk pagi itu.

Semakin memburuk ketika matanya menangkap sosok Jin yang berdiri di depan pintu kelas.

Jin belum menyadari kedatangan Jennie yang sedari jauh sudah menghentikan langkah ketika menangkap netra laki-laki itu di sana. Tiba-tiba merasa dilema.

Setelah beberapa hari tak bertemu, saat Jennie mencoba mencarinya. Kini, orang yang dicarinya ada di sini. Haruskah Jennie mendekat atau ikut menghindar.

Lagi pula sejak awal mereka tak punya hubungan yang sedekat itu. Jadi, Jennie memutuskan untuk mendekat tak berharap banyak bahwa Jin di sana untuk menemui Jennie.

"Jennie."

Jennie tak cukup tuli untuk tak mendengar panggilan itu. Lantas menoleh dan mendapati sosok canggung yang duduk di sana. Matanya tak menatap langsung pada Jennie, mengalihkan pada pandangan lain. Tangan kanannya tak kunjung turun dari tengkuk.

"Bisa bicara sebentar?" tanyanya masih tak mampu menoleh.

Jennie menjawab, "ya, kita bisa bicara di sini."

Jin mendongak, mandapati membelalak. Laki-laki itu tersenyum. Tapi, dia urungkan segera.

Jin berdiri dari tempatnya. "Maaf," ucapnya pelan.

"Maaf telah melibatkanmu pada semua yang sudah terjadi. Termasuk untuk adikku, Seolhyun." Jin masih enggan untuk bertatap mata dengan Jennie.

"Aku tau, kau pasti membenciku setelah ini. Tapi, mau kah kau memaafkanku?" Perlahan, dia menolehkan kepalanya.

Masih menunggu jawaban, Jin kembali berkata, "kalau kau ingin memukulku sebagai hukuman, pukul saja. Ku rasa aku pantas mendapatkannya." Dia berujar lirih. Takut-takut Jennie belum bisa memaafkannya.

Jennie memberenggut. "Benarkah boleh?"

Jin mengerjapkan matanya. "A-apa?"

"Memukulmu? Benarkah aku boleh melakukannya?"

"Y-ya."

Jennie tersenyum, dia lantas membrutal memukuli Jin dari segala sisi badannya. Jin tidak bersuara dia menerima dengan menahan rasa sakit akibat pukulan Jennie.

Tanpa mereka ketahui, Jennie meluapkan segala emosinya. "Yakk!! Kau itu menyebalkan!! Aku mencarimu berhari-hari tapi kau tidak ada!! Dan kau malah selalu menitipkan makan siang!! Kau pikir aku pincang, tidak bisa jalan ke kantin?!"

Jennie menarik napas dalam-dalam. "Aku sampai harus mencari ke kelasmu!! Kau tau, sarang anak kelas dua belas!! Mereka menatapku aneh!! Kenapa kau tidak muncul dari kemarin?! Aku kan jadi tidak harus menanggung ini sendirian!! A-aku takut!! Banyak yang sudah terjadi tapi kau baru muncul sekarang!! Sialan!! Aku mengutukmu!! Sungguh~"

Good MOM ✔Where stories live. Discover now