24. Daddy?

5.5K 577 94
                                    

Suasana persidangan sudah ramai ketika Jessica dan keempat anaknya sudah tiba di lokasi. Sehun pergi, pamit membelikan beberapa botol minum agar--katanya--lebih bisa tenang. Dia pun belum menangkap netra seseorang yang akan menjadi mantan suaminya. Jessica hanya menunggu di luar pintu, membiarkan pengacaranya yang mengatur keadaan.

Jessica menatap keempat anaknya yang tampaknya berharap-harap cemas menanti kedatangan orang itu. Pasti terselip rasa penasaran mengenai sosok Ayah yang dulunya pasti sempat sekali dua kali diceritakan oleh nenek. Tidak dapat di pungkiri bahwa mereka sendiri tidak bisa untuk tidak tau siapa Ayahnya. Bahkan Jennie tau namanya, meskipun Jessica sendiri tidak pernah menyebutkan barang sekali pun.

Sehun datang membawa beberapa kantong keresek berisi minuman isotonik, pikirnya Jessica pasti membutuhkan banyak tenaga untuk menghadapi sidang ini. Apa yang Sehun bawa itu menarik gelak tawa dari Lisa. "Kita kok kayak mau lari maraton aja, di kasih Isotonik sebanyak ini."

Menyambut dengan bebas geplakan Rose di kepala Lisa. Adiknya kurang ajar memang perlu dipukul.

"Kurang ajar. Belajarlah berterima kasih," tukas Rose sinis melihat kelakuan si bungsu.

Lisa mengaduh sebentar tapi detik berikutnya sibuk dengan kantong kreseknya, seolah lupa tadi dia tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang dilakukannya, pokoknya sibuk saja sambil tersenyum penuh arti. Rose mendelik melihatnya.

"Bocah," tukasnya dengan sarkas.

Sehun tersenyum kecil menanggapi perkataan Lisa, tak lantas memasukkan ke dalam hati. Dia sendiri bahkan sampai terkikik karena perlakuan saudara kembar itu. Terkadang membuatnya ingat kepada adik manjanya di rumah.

Dan tak tau malunya Lisa pun meneguk salah satu botol isotonik tersebut dalam sekali minum sampai habis tak bersisa. Rose kembali mencibir setelah membelalak tak percaya, bahkan Jennie menghadiahi Lisa sebuah pukulan di punggung. Membuat Lisa tersedak sebentar, mengundang tawa cantik Jisoo.
































"Kau tidak memberitahuku kalau kau akan sidang, itu sungguh gila, Nona Jung."

Serempak, Jessica, Jisoo, Jennie, Rose, Lisa, dan Sehun membalikkan badannya, mendapati sosok tampan itu tersenyum miring dengan nada bicara setengah kesal. Berjalan pelan menghampiri mereka bersama dengan sang sekretaris cantik berbadan sexy itu, Son Naeun.

Jessica mendengus, mendapati paras menyebalkan itu justru mendekat padanya. Tentu saja, bagaimana Jessica bisa tahan berhadapan dengan seseorang seperti William itu berkeliaran di sekitarnya, bahkan di saat seperti ini. Lagi pula yang mengetahui perceraian ini tak banyak selain Sehun dan ibunya, tentunya.

Maka dari itu Jessica menatap Sehun meminta penjelasan mengapa orang menyebalkan ini ada di sini, yang di balas sebuah gelengan pelan dan ekspresi sama terkejutnya dengan Jessica. Oke berarti William memang mencari tau sendiri. Jessica geram di buatnya.

"Woooaahh kau paman itu," ujar Lisa tampak semangat, sontak membuat ketiga saudaranya beralih menatap si bungsu, bingung.

Yang di tatap hanya cengengesan tidak jelas, dia melanjutkan, "iya, paman itu, paman yang menjengukku saat sakit di rumah, iya kan, Mom?" tanya Lisa mengkonfirmasi.

"Lho, Jen sepertinya aku sudah bercerita padamu tentang si paman yang mengancam ibu itu, iya itu dia," tukas Lisa lagi menjelaskan, benar-benar tidak menyaring ucapannya. Jennie hendak mengangguk, Jisoo mau menimpali kalimat Lisa, tetapi tak jadi karena sang paman sudah mendekat.

Dia menyapa Lisa dengan ramah, "hai, nak, apa kabarmu? Sudah baik?"

Lisa tidak jadi menjawab karena Jessica memotongnya duluan. "Apa yang membuat Anda kemari, tuan Chan?"

Good MOM ✔Where stories live. Discover now