10. Meet Him

5K 553 18
                                    

Baru beberapa menit Sehun merebahkan diri di atas ranjangnya. Membuka dua kancing atas baju, dan menyalakan kipas angin di kamarnya. Ia tinggal di apartemen yang tidak terlalu mewah untuk ditinggali sendiri, hanya dapur biasa yang tak pernah tersentuh, sebidang tanah kecil untuk kamar mandi, dan sebuah ruang tamu yang minimalis. Perabotannya tidak banyak hanya beberapa foto dirinya di kamar dan ruang tamu, juga rak yang menyimpan buku-buku di kamarnya yang mana kala senggang dapat dia baca. Sayangnya mungkin dia tidak pernah mendapat waktu senggang, kecuali hari minggu.

Atasannya menelpon dan memintanya untuk pergi ke sana. Sehun pun langsung melesat pergi secepat mungkin.

"Syukurlah kau di sini. Sepertinya Lisa-maksudku anakku-sakit."

Tiba di rumah atasannya-Jessica-yang tampak lebih panik dengan kerutan di dahinya dan suaranya sedikit bergetar membuat Sehun khawatir. Meskipun ada keraguan ketika Jessica menyebut nama anaknya.

Jessica memainkan jemarinya dengan gelisah. "Dokter sudah memeriksanya dan memastikan dia meminum obatnya."

"Tenang saja, dia pasti baik-baik saja. Anda sudah merawatnya dengan baik." Sehun menyunggingkan sebuah senyum.

Jessica menembuskan napasnya. "Dia terluka dan sampai infeksi, ini semua salahku, aku tidak memerhatikannya. Aku harus bagaimana sekarang?"

Sehun memegang kedua pundak Jessica dan memandang lekat kedua matanya. "Dia akan baik-baik saja, Mrs."

Kalimat tersebut membuat kelegaan menelusup tepat di hatinya. Lantas dia tersenyum dan bernapas lega.

"Lebih baik Anda menemaninya di atas, biar aku membantumu untuk menyelesaikan semua pekerjannya untuk Anda." Sehun melanjutkan.

Merasa membuat situasi menjadi aneh, karena Jessica memanggil Sehun tanpa berpikir panjang untuk datang kerumahnya, akhirnya dia hanya mengangguk dan kembali ke kamar anaknya.

Dia bisa saja menyembunyikan kekhawatiran di antara anak-anaknya, tetapi pada kenyataannya dia hanyalah seorang wanita sekaligus ibu yang tak lama ini menghadapi keempat anaknya sendirian. Di padu dengan sepak terjangnya di dunia bisnis.

Jessica memandangi anaknya yang berambut pirang tersebut, yang mana selalu menjadi pengingatnya akan pria yang dulu sangat di cintanya. Meskipun telah lama tak bertemu dengan sosok itu, tetapi bagian darinya di tinggalkan masing-masing di keempat anaknya. Sulit bagi Jessica untuk melupakan.

Jessica menyentuh puncak kepala Lisa, membelainya berulang kali dengan lembut. Hatinya sedikiti bergetar kala melakukan itu, tetapi dia tidak menolak perasaan yang baru itu. "Maaf, aku tidak datang saat kau membutuhkan aku."

Kemudian, Jessica mengecup puncak kepala Lisa.

Sehun mengetuk pintu kamar itu, terletak di lantai dua, paling ujung diantara empat kamar. Dia memberi hormat sedikit, lantas meminta maaf atas kedatangan yang sangat tidak sopan di lewat tengah malam ini. Namun, ada hal yang perlu disampaikan pada Jessica.

"Saya mendapat telepon dari pihak sekolah tadi sekitar pukul delapan malam. Mereka bilang jika Lisa terkena masalah memang murni kesalahan pihak sekolah karena tidak mengawasi jalannya praktikum dengan pengawasan yang baik. Mereka menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya. Anda di minta untuk datang ke sekolah."

Jessica mengernyit. "Untuk apa? Seharusnya merekalah yang datang kemari dan meminta maaf!"

Sehun berdehem mencoba untuk menetralkan suaranya agar tidak terlalu gugup. "Ini tentang Jisoo."

"Ada apa dengannya?"

"Dia tidak lulus di semua ujian mata pelajaran."

"APA?!"

Good MOM ✔Where stories live. Discover now